6 Film Mengangkat Cerita Cinta Kepada Sinema, Ada dari Indonesia!

Mengisahkan kisah tentang ambisi besar para aktor dan aktris di balik layar industri perfilman Hollywood dari sisi yang tidak pernah diketahui banyak orang yang penuh dengan lika-liku dan rasa pedih.

Film Babylon merupakan garapan Damien Chazelle yang mengangkat tema cinta terhadap sinema. Membalut dan meringkas cerita perjuangan sinema dari tahun ke tahun dalam industri Hollywood yang keras. Selain itu, film satu ini menjadi bukti bahwa sang sutradara memiliki ketekunan yang ciamik terhadap dunia film.

Cinema Paradiso mengisahkan tentang seorang pembuat film yang mengingat masa kecilnya, saat pertama kali ia jatuh cinta dengan film di sebuah teater desa dan membentuk persahabatan mendalam dengan proyektor tua di sana.

Film klasik satu ini digarap oleh Giuseppe Tornatore, dan menjadi salah satu film dengan tema serupa yang menjadi cult film hingga memberi pengaruh besar kepada dunia perfilman, serta film ini juga memberikan makna terdalam akan rasa cinta dan penuh dengan nostalgia. 

Berkisah tentang Sammy yang jatuh cinta pada film setelah orang tuanya mengajaknya menonton "The Greatest Show on Earth." Berbekal sebuah kamera, Sammy mulai membuat filmnya sendiri di rumah, dan orangtuanya sangat memendukungnya.

Film The Fabelmans digarap oleh sutradara legend yaitu Steven Spielberg dan merupakan film semi-biografi yang diangkat dari kisah masa kecil hidupnya. Film ini penuh dengan kisah yang menyentuh serta proses remaja sang karakter utama hingga ia berhasil sukses menjadi seorang pembuat film berkat orang-orang yang mendukungnya. 

Mengisahkan para pembuat film dewasa yang akan membuat film disebuah tempat pedesaan yang berujung dibantai oleh pemilik tempat tersebut secara mengerikan.

Film ini digarap oleh Ti West dan bergenre horor. Meski film ini bergenre horor slasher, tetapi film ini juga memiliki makna tersendiri bagi industri film dewasa. Selain itu, sang sutradara juga ingin membawa suguhan nostalgia kepada sang penonton dan menunjukan kisah dibalik lika-liku berada di dunia sinema underground.

I Like Movies mengisahkan tentang seorang remaja yang bekerja disebuat penyewaan VHS/DVD, di sisi lain ia harus mengeksplorasi masa remajanya yang penun dengan kelabilan.

Film indie satu ini digarap oleh Chandler Levack, dengan mengusung tema seperti film remaja yang ringan penuh komedi nakal. Tak lupa juga, porsi drama yang dibawakan antara sang karakter utama dengan sang ibu cukup mendalam, serta banyak trivia atau persembahan kepada film-film mahakarya yang tentunya terjamin keren.

Menceritakan tentang remaja yang hidup bekerja sebagai pegawai bioskop, di sisi kisah ia bertemu dengan para pencinta film dan ingin mewujudkan menjadi pembuat film juga.

Film lokal bergenre drama remaja dengan balutan kejahatan dan thriller satu ini merupakan kolaborasi sutradara terkenal seperti Rizal Mantovani hingga Riri Riza. Membawa gebrakan yang segar di masanya, film satu ini berhasil menggaet jajaran cult film di Indonesia, dengan membawa kisah yang ciamik dan karakter penuh rasa cinta terhadap sinema, menjadikan film Kuldesak (1998) terbilang relevan untuk para sineas lokal.

Sinema merupakan sebuah perwujudan dari jendela kehidupan, maka tak heran banyak yang mencintainya layaknya ia sebuah kehidupan. Film-film diatas merupakan penggambaran kisah cinta kepada sinema yang ciamik dan tak boleh dilewatkan!