Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Film Neorealis Terbaik, Tontonan Realistis yang Muncul Pascatragedi

adegan film Luzzu karya sutradara Alex Camilleri (dok. Peccadillo Pictures/Luzzu)

Neorealisme merupakan istilah yang pertama kali ditemukan untuk menjuluki sinema Italia yang rilis usai Perang Dunia II. Usai tragedi kemanusiaan tersebut, banyak sineas Italia yang terinspirasi memotret berbagai realita yang penuh nestapa dan perjuangan. Beberapa nama yang dikenal sebagai pelopornya antara lain Vittorio De Sica dan Roberto Rossellini. 

Neorealisme menurut AO Scott dalam artikelnya untuk New York Times berjudul "Neo-Neo Realism" merupakan lawan dari genre eskapisme, yaitu film yang jauh dari kenyataan (aksi, fantasi, horor). Beberapa dekade setelah Perang Dunia II, genre neorealisme muncul di Amerika Serikat, tepatnya setelah tragedi 9/11. 

Scott merangkum beberapa ciri dari film neorealis, yaitu mencerminkan representasi realistis dari masyarakat, sering kali merekrut aktor nonprofesional (yang diminta memerankan karakter yang tak jauh beda dari diri mereka sendiri), menggunakan latar lokasi yang spesifik, serta menyertakan detail-detail yang relevan dengan kehidupan sebenarnya. 

Seperti apa, sih, film neorealis yang dimaksud? Kenalan dengan tujuh film neorealis terbaik, yuk, biar jelas!

1. Bicycle Thieves (1948)

adegan film Bicycle Thieves (dok. Criterion Collection/Bicycle Thieves)

Bicycle Thieves merupakan salah satu mahakarya pelopor neorealisme Italia bernama Vittorio De Sica. Film klasik ini mengisahkan perjuangan seorang ayah dan putranya mencari sepeda mereka yang dicuri. Padahal sepeda tersebut adalah satu-satunya aset sang ayah untuk mencari nafkah. 

Latar film ini adalah Roma usai Perang Dunia II yang dijangkiti masalah kemiskinan dan pengangguran. Kalau kamu suka dengan film legendaris Life is Beautiful, film neorealis karya De Sica ini bakal membuatmu terkagum-kagum. 

2. Pusher (1996)

adegan film Pusher (dok. SBS/Pusher)

Berlatarkan Denmark pada 1990-an, film ini mengikuti dua sobat karib bernama Frank (Kim Bodnia) dan Tony (Mads Mikkelsen) yang merupakan pengedar narkoba kelas teri di Copenhagen. Satu insiden terjadi dan mereka terlilit utang kepada gembong narkoba terbesar di kota itu (Zlatko Buric).

Film ini boleh saja bergenre aksi-kriminal, tetapi konfliknya realistis dengan akting natural. Padahal saat itu, para aktornya, termasuk Mikkelsen dan Buric, masih berstatus pendatang baru.

3. The Promise (1996)

adegan film The Promise (dok.Les Films du Fleuve/The Promise)

Olivier Gourmet merupakan sosok senior di perfilman Eropa. Ternyata salah satu film yang melibatkannya pada awal karier adalah The Promise (1996). Dalam film neorealis tersebut, Gourmet berperan sebagai pria Belgia bernama Roger yang terlibat dalam penyelundupan tenaga kerja ilegal dari kalangan imigran.

Saat sebuah inspeksi mendadak dilakukan, salah satu pekerja migran ilegal di bawah naungannya mengalami cedera parah saat hendak bersembunyi. Pada saat itulah, putra Roger mulai mengenal sifat asli sang ayah dan bisnis gelap yang dioperasikannya.

4. Wendy and Lucy (2008)

adegan film Wendy and Lucy (dok. Field Guide Films/Wendy and Lucy)

Wendy and Lucy sering kali dilabeli sebagai film indie Amerika terbaik. Penonton akan mengikuti kehidupan seorang perempuan muda bernama Wendy (Michelle Williams) yang bepergian dengan mobil bersama anjing peliharaannya, Lucy. 

Beda dengan film drama Hollywood biasa, perjalanan Wendy dan Lucy penuh dengan tantangan dan ketidaknyamanan. Ia bisa dibilang salah satu pelopor film yang mengangkat isu tuna wisma di negara adidaya tersebut. 

5. Capernaum (2018)

adegan film Capernaum (dok. Mooz Films/Capernaum)

Sesuai dengan ciri film neorealis, Capernaum mendapuk aktor nonprofesional untuk jadi pemeran di dalamnya. Ia adalah Zain Al Rafeea, seorang pengungsi anak berusia 12 tahun yang dalam film memerankan sosok bernama sama. 

Bedanya Zain dalam film bukanlah pengungsi, melainkan anak tertua di keluarganya yang tinggal di Beirut, Lebanon, dalam keadaan miskin. Bukannya bersekolah, ia justru disibukkan menjadi tulang punggung keluarga. Kecewa akan keputusan-keputusan orangtuanya, Zain memilih kabur dan bertemu dengan pencari suaka asal negara lain yang berjibaku bertahan hidup di kota tersebut.

6. Luzzu (2021)

adegan film Luzzu (dok. Peccadillo Pictures/Luzzu)

Luzzu bisa jadi film Malta pertama yang kamu tonton sepanjang hidup. Bergenre neorealis, film ini berlakon seorang nelayan tradisional muda yang harus mengikuti arus untuk bisa bertahan hidup dan menafkahi keluarga kecilnya. 

Ia yang biasanya bisa hidup dari menangkap ikan secukupnya, kini terpaksa berurusan dengan industri besar. Luzzu mengkritik pedas kapitalisme dan kenyataan pahit yang harus dirasakan banyak orang. Film ini benar-benar mengingatkanmu pada karya-karya neorealis Italia klasik. Sayangnya, isu serupa masih sering terjadi sampai sekarang.

7. Playground (2021)

adegan film Playground (dok. Palace Films/Playground)

Playground membahas isu perundungan yang terjadi kepada anak-anak di sekolah. Sudut pandangnya diambil dari korban (kakak laki-laki) dan sang saksi (adik perempuan). Sang kakak memintanya tutup mulut, tetapi saat sang adik tak sengaja membocorkannya, ia justru ikut jadi korban perundungan. 

Film neorealis berlakon anak-anak bukanlah hal baru. Sineas Eropa sudah sering melakukannya. Silakan coba Tomboy (2011), Girl (2018), dan yang terbaru, Close (2022). 

Neorealisme dalam film memang bukan untuk kamu yang mencari pelarian dari rutinitas dan peliknya kehidupan. Sebaliknya, ia jadi pengingat kalau kehidupan memang tidak semudah yang direncanakan. Ada pesan moral dan kritik sosial di dalamnya yang kadang bikin kita kepikiran sampai film selesai diputar. Siap menerima kenyataan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us