8 Film tentang Persaingan Saudara, Faktor Orangtua sampai Orang Ketiga

Sibling rivalry alias persaingan antarsaudara sebenarnya isu yang cukup umum ditemukan di keluarga. Ia bisa tercipta karena berbagai faktor, misalnya karena masalah eksternal seperti ketidakcocokan pendapat. Ini juga bisa karena pengaruh pola asuh orangtua, seperti favoritisme, kecenderungan membandingkan satu anak dengan lainnya, hingga minimnya atensi dan validasi.
Secara normatif, saudara diharapkan bisa rukun dan kompak. Namun, karena faktor-faktor di atas, bisa saja yang tercipta justru pertikaian dan persaingan yang tak sehat. Probabilitas itu yang kemudian disingkap dan dijelajahi lebih jauh lewat beberapa film berikut. Bisa jadi cermin sekaligus pelajaran hidup buat penontonnya. Simak sampai akhir siapa tahu ada yang menarik perhatianmu.
1. Festen (1999)
Festen atau The Celebration adalah film fenomenal asal Denmark yang membahas beberapa elemen sibling rivalry. Ini semua berakar dari gaya asuh orangtua mereka yang tak adil. Bergelimang harta karena bisnis hotel mereka yang sukses, siapa sangka ayah alias kepala keluarga itu ternyata melecehkan 2 dari 4 anaknya.
Saat salah 1 dari 2 anak yang jadi korban meninggal bunuh diri, sang kakak tertua yang juga korban memberanikan diri untuk membongkar rahasia kelam itu ketika pesta ulang tahun sang ayah. Namun, dua anak lain tak percaya dan sempat menganggap semua itu bualan belaka. Kekacauan pun bermula dari sini. Persaingan tak sehat tiga bersaudara lantas menyeruak.
2. The King's Speech (2010)
Berlakonkan keluarga Kerajaan Inggris, The King's Speech jelas memotret bagaimana tekanan untuk jadi sempurna memengaruhi kepribadian dan sikap para putra mahkota. Film ini sebenarnya biografi dari ayah Ratu Elizabeth II, yakni Raja George VI, yang sebenarnya bukan putra mahkota utama. Namun, saat kakaknya merelakan takhtanya demi menikah dengan janda alias melanggar protokol kerajaan, mau tak mau ia harus mengambil alih jabatan kepala negara sepeninggal ayah mereka. Masalahnya, sang calon raja mengidap gangguan bicara.
3. Fighting with My Family (2019)
Fighting with My Family adalah balada keluarga pegulat yang cukup menarik. Kedua anaknya beraspirasi jadi pegulat profesional WWE, tetapi hanya satu yang berhasil dapat agen. Sempat bikin suasana jadi tak nyaman, pergolakan batin Paige (Florence Pugh) lalu memuncak saat ia kesulitan beradaptasi di kamp latihan.
Ia lantas memilih pulang untuk memperbaiki keadaan dengan mengorbankan mimpinya demi menjaga perasaan sang kakak. Namun, benarkah itu yang kakaknya mau? Love-hate relationship antarsaudara dideskripsikan apik di sini.
4. The Iron Claw (2023)
Masih membahas keluarga pegulat, film The Iron Claw mengikuti dua generasi keluarga Von Erich yang dimulai dari sang ayah dan keempat anak laki-lakinya. Gagal jadi pegulat terkenal, ia mulai melatih anak-anaknya sejak dini untuk bisa jadi pegulat profesional. Cita-citanya berhasil. Satu per satu anaknya sukses menjuarai berbagai kompetisi dan dikenal seantero negeri. Namun, semua itu ternyata harus dibayar mahal. Bukannya kebahagiaan, tekanan dan persaingan antarsaudara justru terpupuk subur dan secara tak langsung memengaruhi kesehatan mental empat bersaudara itu.
5. The Royal Tenenbaums (2001)
Mirip dengan film sebelumnya, The Royal Tenenbaums juga membahas orangtua toksik yang menciptakan persaingan antarsaudara. Keluarga Tenenbaums diberkahi anak-anak prodigy yang mengemban ekspektasi tinggi orangtuanya sejak kecil. Terpupuk sejak kecil, sikap toksik itu membuat anak-anak itu menyimpan kemarahan dan kecemburuan terhadap satu sama lain. Dikemas dalam genre komedi, kritiknya tetap mengena.
6. Brothers (2004)
Denmark masih punya film soal sibling rivalry lain berjudul Brothers. Sudah dibuat pula dalam versi Hollywood, psikodrama ini meraih beberapa nominasi European Film Awards 2004. Film bermuara pada Michael (Ulrich Thomsen), tentara yang dinyatakan tewas saat berdinas.
Berita ini membuat istri dan adik Michael terpukul hebat. Namun, itu pula yang membuat mereka jadi dekat. Meski tak ada hubungan spesial di antara keduanya, kepulangan Michael secara tiba-tiba membuat hubungan ketiganya jadi rumit. Itu masih ditambah fakta bahwa Michael mengidap post-traumatic stress disorder (PTSD) karena pengalaman buruknya selama perang
7. Back to Burgundy (2017)
Back to Burgundy kurang lebih bicara soal tiga saudara yang punya pengalaman buruk dengan orangtua mereka pada masa lalu. Namun, ketiganya dipaksa bertemu dan bersatu setelah sang ayah dinyatakan sakit keras. Pertemuan dan kepulangan mereka membuka luka lama dan kecemburuan yang pernah terpupuk karena gaya asuh ayah mereka yang gila kontrol. Dikemas dengan alur maju mundur, psikoanalisisnya pun dalam dan kompleks.
8. Polite Society (2023)
Polite Society boleh saja bergenre komedi dengan sentuhan punk dan aksi. Namun, analisisnya soal sibling rivalry tak abal-abal. Kamu akan berkenalan dengan dua saudari, Ria Khan (Priya Kansara) dan Lena (Ritu Arya), yang berbeda kepribadian, tetapi punya ikatan kuat. Saat Lena setuju menikah dengan pria pilihan orangtuanya, Ria tak terima dan berusaha "menyelamatkan" kakaknya. Dinamika hubungan Ria dan Lena yang dekat jadi renggang cukup menarik dan bisa jadi demonstrasi hubungan saudara kandung yang realistis.
Persaingan saudara ternyata bisa jadi topik empuk buat film. Dinamika hubungan saudara memang gak ada habisnya. Banyak kemungkinan dan pelintiran alur yang bisa dijelajahi. Menarik dan penuh intrik, ini bisa juga jadi ilmu pengasuhan anak yang membuka mata.
Barusan rekomendasi film yang bisa kamu masukkan watch list dan tonton nanti. Jadi, mana film yang menarik perhatianmu? Tulis di kolom komentar, ya. Dengan menonton film-film ini, kamu tidak hanya menikmati cerita yang seru, tetapi juga bisa belajar tentang dinamika keluarga dan bagaimana mengatasi konflik di antara saudara kandung.