5 Film Terbaik Andrzej Żuławski, Legenda Sinema Arthouse

Andrzej Żuławski bukan nama yang asing di kalangan penggemar film arthouse. Sineas kelahiran 22 November 1940 tersebut dikenal berkat kejeniusannya dalam menjadikan film sebagai media untuk mengkritik pemerintahan komunis Polandia. Dikemas dalam konsep surealisme, Żuławski menggunakan pengalamannya sebagai saksi bisu kejamnya Perang Dunia II dalam menghasilkan narasi yang provokatif dengan menyelami kompleksitas emosi manusia.
Akibatnya karya-karya sineas asal Lwów, Polandia (kini berubah menjadi Lviv, Ukraina) tersebut tak luput dari kontroversi. Dinilai terlalu vulgar dan mengglorifikasikan kekerasan, film-filmnya langganan dicekal oleh pemerintah Polandia. Żuławski bahkan sempat diasingkan di negaranya sendiri dan terpaksa harus pindah ke Perancis demi dapat terus berkarir sebagai pegiat film.
Lebih dari empat dekade berkecimpung di industri perfilman, Andrzej Żuławski hanya menulis dan menyutradarai belasan judul film. Żuławski sendiri dikenal menentang konsep komersialisme dan lebih senang menayangkan film-filmnya secara terbatas. Meskipun begitu, karya-karyanya berikut ini membawa dampak besar pada film arthouse dan dipuji oleh kritikus film.
1. Possession (1981)

Film-film besutan Andrzej Żuławski tak pernah luput dari kontroversi. Dalam penayangan perdananya di Cannes Film Festival, Possession mendapatkan respon negatif berkat muatan konten kekerasan dan seksual yang dinilai terlalu eksplisit. Bukan hal yang mengejutkan mengingat Żuławski menggunakan pendekatan yang ekstrim dalam urusan mempresentasikan kompleksitas manusia. Merupakan satu-satunya film Żuławski yang menggunakan bahasa Inggris, Possession menjelma sebagai cult klasik yang dipuja oleh pecinta film horor.
Possession berfokus pada Mark (Sam Neill) yang dikejutkan dengan istrinya, Anna (Isabelle Adjani), meminta cerai. Diikuti dengan gelagat dan tingkah lakunya yang mengkhawatirkan, Mark curiga jika istrinya menjalin hubungan terlarang dengan orang lain. Demi mempertahankan rumah tangganya, Mark pun diam-diam mengikuti dan mengawasi istrinya. Niat baiknya justru membawa Mark pada fakta yang jauh lebih buruk dari dugaannya.
2. The Third Part of the Night (1971)

The Third Part of the Night merupakan film panjang pertama yang disutradarai oleh Andrzej Żuławski. Sebelumnya ia telah menggarap dua film pendek yakni Pavoncello (1967) dan The Song of Triumphant Love (1969). Żuławski menulis film tersebut berdasarkan pengalaman sang ayah, Miroslaw Żuławski, yang menjadi saksi bisu akan kejamnya Perang Dunia II. Kental akan nuansa surealisme, The Third Part of the Night mengaburkan garis tipis antara realita dan halusinasi dalam menciptakan sebuah tontonan yang provokatif.
Berlatar pada Perang Dunia II, The Third Part of the Night sendiri berfokus pada Michal (Leszek Teleszyński) yang harus menyaksikan bagaimana tentara Jerman menghabisi istri, anak, dan ibu mertuanya. Demi dapat tetap bertahan hidup, Michal terpaksa bekerja di laboratorium milik Nazi sebagai pemberi makan parasit yang nantinya akan disuntikan ke tawanan Yahudi untuk eksperimen mengerikan.
3. The Devil (1988)

Dianggap membahayakan kedaulatan Polandia, Żuławski ditangkap oleh pihak komunis tepat sebelum perilisan The Devil. Akhirnya, film yang telah diproduksi pada tahun 1972 baru dapat ditayangkan di tahun 1988. Bukan tanpa sebab, The Devil merupakan alegori dari krisis politik Polandia yang terjadi pada tahun 1968. Dibumbui dengan adegan gore yang berdarah-darah, pemerintah Polandia mencekal penayangan The Devil di Polandia dan mencabut lisensi Żuławski sebagai pegiat film.
The Devil sendiri mengikuti bangsawan muda bernada Jakub (Leszek Teleszyński) yang diselamatkan dari penjara oleh sosok misterius. Sebagai imbalannya, Jakub harus memberikan sejumlah nama sesama rekan pembelot. Bersama sosok misterius tersebut, Jakub mengembara melintas negeri. Kekacauan yang ia temui di sepanjang perjalanan membuatnya kehilangan akal dan menjadi pembunuh berantai.
4. On the Silver Globe (1988)

Selain mahir menggarap horor, Żuławski turut menekuni genre lainnya. Diadaptasi dari The Lunar Trilogy yang ditulis oleh paman buyutnya, Jerzy Żuławski, On the Silver Globe menjadi salah satu proyek Żuławski paling ambisius. Mengusung genre sci-fi, produksi film yang dimulai pada tahun 1976 baru rampung pada tahun 1987. Selain harus berurusan dengan pemerintah Polandia, ongkos produksi yang fantastis menjadi kendala. Tayang perdana di Cannes Film Festival pada tahun 1988, On the Silver Globe menyuguhkan sebuah pengalaman menonton yang unik melalui narasi ambigu multitafsir dan visualisasi yang artistik.
On the Silver Globe mengisahkan tentang sekelompok astronot yang memulai peradaban baru di sebuah planet. Para astronot yang masih hidup disembah layaknya dewa oleh keturunan mereka meramalkan akan ada pendatang dari Bumi. Berabad-abad kemudian, seorang astronot terdampar di planet tersebut. Seketika mereka pun terbelah menjadi dua kubu–mereka yang meyakini bahwa astronot tersebut sebagai juruselamat seperti yang diramalkan dan mereka yang menganggapnya sebagai sebuah ancaman.
5. That Most Important Thing: Love (1975)

Usai dicekal oleh pemerintah Polandia, Żuławski pindah ke Perancis untuk meneruskan karirnya sebagai pegiat film. Di sana, Żuławski menggarap That Most Important Thing: Love yang diadaptasi dari novel karya Christopher Frank berjudul La Nuit américaine. Berkat kesuksesan yang diraihnya, pemerintah mengizinkan Żuławski untuk kembali berkarir di Polandia.
That Most Important Thing: Love menceritakan pertemuan antara fotografer bernama Servais Mont (Fabio Testi) dan aktris amatiran Nadine Chevalier (Romy Schneider). Melihat tekad Nadine yang begitu besar, Servais nekat meminjam sejumlah uang demi dapat mendanai pentas teater bertajuk Richard III dan memberi Nadine peran penting. Sayangnya, Nadine tidak dapat menentukan pilihan antara Servais yang ia cintai dan suaminya Jacques (Jacques Dutronc) yang bergantung padanya.
Pengaruh Andrzej Żuławski dapat kamu temukan dengan mudah dalam berbagai film besutan sutradara film arthouse seperti Lars von Trier, Darren Aronofsky, hingga Gaspar Noé. Andrzej Żuławski wafat pada 17 Februari 2016 di usia 75 tahun akibat kanker yang dideritanya.