cuplikan adegan dalam film Four Rooms (dok. A Band Apart/Four Rooms)
Quentin Tarantino sudah lama dikenal sebagai sutradara terbaik Hollywood. Namun, dalam film Four Rooms (1995), film antologi yang terdiri dari empat segmen yang disutradarai oleh Quentin Tarantino, Robert Rodriguez, Alexandre Rockwell, dan Allison Anders, justru dapat kritikan pedas. Meski banyak banget bakat terkenal di belakang maupun di depan kamera (Tim Roth dan Madonna menjadi aktor-aktor besar yang berperan dalam film tersebut), Four Rooms masih saja mendapat tanggapan yang buruk saat awal perilisan teatrikal.
The Washington Post menyampaikan kalau akhir film Four Rooms gak sesuai ekspektasi. Meski begitu, media ini memberikan pujian atas segmen yang dibuat Quentin Tarantino karena mampu mempertahankan humor khas sang sutradara. Sementara itu, Reelz View menyalahkan durasi tayang setiap segmen film Four Rooms yang dianggap kurang mengesankan, "Dua puluh menit tidak cukup untuk mengembangkan banyak karakter atau ceritanya."
Kita semua pernah merasakan sulitnya memulai sesuatu. Hal-hal yang kita sukai pun gak melulu menghasilkan sesuatu yang terbaik. Kadang, dalam proses belajar atau mengasah keterampilan, kita melakukan banyak kesalahan. Di samping itu, menjadi profesional pun kadang gak luput dari kesalahan yang mengundang cibiran. Nah, ini sama halnya dengan sutradara yang telah kita bahas.
Dari film debut hingga film setelah kesuksesan, ternyata sebelas sutradara di atas punya karya terburuk dalam karier mereka. Meski begitu, mereka tetap gak patah semangat untuk berkarya! Itu sebabnya, kita masih bisa menikmati karya-karya mereka. Sudah banyak karya bagus yang mereka buat setelah kegagalan. Buat kamu yang pernah gagal dan terpuruk, kamu bisa meneladani kisah mereka, nih. Tetap semangat meraih cita-citamu, ya!