Surabaya, IDN Times - Film pendek Wahyu yang berkompetisi di Jakarta World Cinema 2025 sempat menjadi perbincangan hangat netizen di X. Namun siapa sangka, film karya Leo Nada Prakasa, Dzikri Ilham Akbar, dan Adnan Ramadani ini ternyata diproduksi untuk menuntaskan tugas akhir mereka di Universitas Jember, lho.
"Dalam tugas akhir film Wahyu ini, aku berkolaborasi dengan dua temanku. Dzikri Ilham Akbar sebagai director of photography dan Adnan Ramadani sebagai editor," ungkap Nada Leo Prakasa yang mengaku produksi film ini juga dibantu oleh adik dan kakak tingkat di Program Studi Televisi dan Film.
Terlepas dari berbagai komentar, baik positif, maupun negatif, film ini berhasil mengantongi penghargaan Audience Favourite di JWC 2025. Kepada IDN Times, Nada Leo Prakasa, selaku sutradara film ini buka-bukaan kalau mereka mengeluarkan dana pribadi sebesar Rp27 juta hingga melalui tahap development selama 9 bulan untuk memproduksi film ini.
"Ini premisnya cukup sensitif dan mungkin tidak bisa diterima untuk semua kalangan. Mungkin ada beberapa kalangan yang tidak cocok dengan premis seperti itu," ujar Nada yang memahami keresehan netizen.
Selain itu, terungkap juga bahwa proses casting karakter Wahyu dan Cholis dilakukan melalui media sosial hingga bantuan dari Teater Topenk SMAN 1 Balung. Simak wawancara eksklusif #COD (Cerita Orang Dalam) bersama Nada Leo Prakasa, sutradara film pendek Wahyu di bawah ini.