5 Film yang Bikin Pusing saat Ditonton Berkali-kali

Beberapa film memang sengaja dibuat rumit agar penonton terus memikirkan maknanya bahkan setelah berakhir. Plot yang berlapis dan twist mengejutkan menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang suka tantangan. Namun nyatanya, ada juga film yang justru makin membingungkan setiap kali ditonton ulang, karena logikanya terasa makin lemah saat diperhatikan lebih dekat.
Alih-alih semakin paham, penonton justru malah banyak bertanya, “Lho, kok bisa begitu?”, “Ini maksudnya apa, sih?”, atau “Tunggu, bukannya tadi ceritanya beda?”. Beberapa dari film ini tetap menarik dan bahkan punya basis penggemar fanatik, tapi tidak bisa dimungkiri bahwa setiap kali ditonton ulang, rasanya seperti masuk ke labirin tanpa jalan keluar.
Coba kamu buktikan, deh. Beberapa rekomendasi film berikut ini dianggap bikin pusing saat ditonton berkali-kali, lho. Apakah iya?
1. Predestination (2014)

Film sci-fi yang dibintangi Ethan Hawke dan Sarah Snook ini awalnya tampak seperti cerita detektif perjalanan waktu biasa. Hawke berperan sebagai agen waktu yang bertugas menghentikan penjahat sebelum mereka beraksi. Namun, seiring berjalannya cerita, penonton disuguhi twist gila bahwa dia dan penjahat yang dicarinya adalah orang yang sama.
Itu belum seberapa, karena ada juga unsur operasi kelamin dan paradoks waktu yang membuat identitas asli karakter jadi teka-teki tak berujung. Semakin sering kamu menonton, semakin banyak pertanyaan yang muncul. Logika waktu yang ditampilkan film ini rumitnya luar biasa, bahkan saat dijelaskan pun rasanya tetap tidak masuk akal.
Namun di sisi lain, Predestination tetap memikat karena aktingnya kuat dan idenya unik. Bahkan, Ethan Hawke pernah cerita bahwa seorang polisi pernah menghentikannya di jalan hanya untuk bertanya soal akhir film ini. Yap, sesulit itu dipahami!
2. Don’t Worry Darling (2022)

Film garapan Olivia Wilde ini awalnya terlihat seperti kisah rumah tangga bergaya tahun 1950-an yang penuh estetika. Namun, perlahan berubah menjadi cerita thriller psikologis dengan twist bahwa semua yang dialami tokoh utamanya, Alice (Florence Pugh), hanyalah simulasi komputer.
Dunia tersebut diciptakan oleh karakter Chris Pine agar para laki-laki bisa hidup dalam fantasi rumah tangga ideal. Di satu sisi, temanya cukup kuat dalam menyentil isu gender dan kontrol. Masalahnya, begitu twist terungkap, logika ceritanya mulai runtuh jika ditonton ulang.
Kenapa semua istri punya cerita masa lalu yang sama? Kenapa mereka tidak pernah saling curiga? Dan yang paling aneh, ada adegan pesawat jatuh yang jadi pemicu utama perubahan tokoh utama, tapi tidak pernah dijelaskan lagi. Sekali nonton seru, dua kali nonton malah bikin garuk-garuk kepala.
3. Looper (2012)

Sebagai film bertema perjalanan waktu, Looper punya premis keren, yakni pembunuh bayaran membunuh target dari masa depan. Namun, semuanya jadi rumit saat versi masa depan si pembunuh (Bruce Willis) dikirim untuk dibunuh oleh dirinya sendiri di masa kini (Joseph Gordon-Levitt). Ide ini menggoda, tapi juga sangat berisiko dari sisi logika.
Semakin sering ditonton, semakin banyak lubang logika yang muncul. Kenapa pembunuh dari masa depan harus dikirim balik ke masa lalu? Kenapa tidak dibunuh langsung di masa depan saja? Kenapa wajah JGL harus diubah dengan prostetik yang malah tidak membuatnya mirip Bruce Willis? Looper adalah tipe film yang awalnya bikin kagum, tapi lama-lama malah bikin pusing.
4. The Dark Knight Rises (2012)

Sebagai penutup trilogi Batman versi Nolan, film ini punya banyak momen spektakuler. Namun, kalau ditonton lebih dari sekali, rasanya mulai banyak hal yang tidak masuk akal. Salah satunya seluruh polisi Gotham dikirim masuk ke terowongan bawah tanah dan terjebak di sana selama 5 bulan. Benar-benar keputusan yang terlalu dramatis untuk bisa dipercaya.
Ada juga keanehan lain, seperti Bruce Wayne yang sembuh dari patah tulang punggung hanya dengan ditonjok, lalu entah bagaimana bisa kembali ke Gotham yang dikunci total tanpa uang dan alat komunikasi. Ending-nya Batman memalsukan kematiannya dan hidup tenang di Italia bersama perempuan yang sempat menghianatinya. Keren secara visual, tapi logikanya bikin geleng kepala.
5. Us (2019)

Film horor karya Jordan Peele ini awalnya mengesankan. Kisah tentang keluarga yang diteror oleh versi "kembaran" mereka dari dunia bawah tanah yang disebut Tethered, cukup menegangkan dan simbolis. Ide bahwa para Tethered adalah representasi dari kelompok masyarakat terpinggirkan cukup kuat sebagai pesan sosial.
Namun, makin sering ditonton, makin banyak hal yang terasa tidak masuk akal. Bagaimana mungkin jutaan orang hidup di bawah tanah selama puluhan tahun tanpa ketahuan? Dari mana mereka dapat makanan? Kenapa mereka semua punya baju merah dan gunting yang seragam?
Saat dijelaskan secara metaforis, semuanya terasa bermakna. Namun, sebagai cerita horor yang butuh logika dasar, film ini cepat runtuh saat dianalisis ulang.
Beberapa film memang dirancang untuk menantang logika dan bikin penonton berpikir keras. Namun, kalau semakin ditonton malah semakin bikin bingung, masihkah kita bisa menyebutnya sebagai film jenius atau hanya sok rumit? Coba berikan pandanganmu di kolom komentar, ya!