Hindia Bawakan Lagu Bernadya di Pestapora, Suarakan Patah Hati Warga

Hindia dan rekan-rekan band pengiringnya tampil dengan konsep pink-hijau yang menjadi simbol perlawanan warga atas ketidakadilan dari wakil rakyat, aparat, dan pemerintah Indonesia belakangan ini. Ia dan kawan-kawan terlihat mengenakan pita pink-hijau pada pakaian masing-masing.

Warna brave pink, hero green itu juga terlihat pada lampu panggung dan confetti yang ditembakkan usai lagu “Untungnya Hidup Harus Tetap Berjalan.”

Dalam sesi ment atau pernyataan singkat, Hindia mengucapkan terima kasih pada semua orang yang hingga saat ini masih bersuara lantang melalui apa pun, termasuk media sosial. Ia juga mengingatkan agar kita tetap awas, saling jaga, dan terus mengawal.

“Masih ada yang harus dikawal. Jangan lupa balik dari sini masih ada yang harus dijaga. Ternyata bisa ya mereka minta maaf, bisa dikerjain, setelah diminta berkali-kali. Terima kasih sudah bersuara seminggu belakang,” katanya sambil mengusap peluh. Ucapannya pun disambut penonton dengan riuh.

Menutup penampilannya dengan lagu Bernadya, “Lama-Lama,” Hindia pun secara khusus memberi sorotan pada bangku taman di panggung yang sudah ditulis, “RESET.” Pesan ini juga digaungkan di media sosial yang bermakna mengatur ulang Indonesia yang terlanjur carut-marut.

Hindia juga menampilkan isi tuntutan 17+8 dari rakyat untuk DPR dan pemerintah saat tampil di panggung ini.

Beberapa tembang Bernadya lain yang dibawakan Hindia dalam kesempatan tukar lagu ini adalah “Apa Mungkin,” “Satu Bulan,” dan sebagainya.