Inspirasi dari Film Rudy Habibie Ini Akan Membuatmu Menjadi Manusia yang Lebih Baik

Rudy yang kala itu tinggal di Jerman, merasa kesulitan untuk mencari tempat dimana ia dapat sholat dengan khusyuk. Biasanya ia hanya sholat di bawah tangga kampus dengan berbekal kertas koran seadanya.

Adalah Romo Mangunwijaya, yang kemudian mempersilakannya untuk sholat di Gereja apabila ia ingin mendapat ketenangan dalam menjalankan ibadahnya, meskipun Rudy bukanlah umat Kristiani. Dari Romo Mangunwijaya ini pulalah Rudy mendapatkan pelajaran tentang pentingnya menghargai perbedaan agama.

Habibie memiliki cita-cita besar untuk memajukan Indonesia. Namun rupanya cita-citanya tidak dapat diwujudkan dengan mudah. Banyak orang sekitarnya yang menganggapnya 'bodoh' karena impiannya yang begitu besar. Hanya Ilona  yang kala itu begitu memahami cita-cita yang dimiliki oleh Habibie.

Meski begitu, ia tidak pantang menyerah dan tetap berjuang untuk menggapai mimpinya tanpa peduli apabila banyak orang di sekitarnya yang meremehkan mimpi dan cita-citanya untuk membangun Indonesia.

Habibie memang terkenal dengan kecintannya pada tanah air di Indonesia. Bahkan ketika ia sedang menjalankan studinya di Jerman, ia menjalankan proyek yang ingin ia buat untuk Indonesia. Namun Indonesia pada saat itu tidak membiayai proyek yang dijalankan oleh Habibie.

Meskipun demikian, Habibie tetap besikeras untuk tetap menjalankan proyek tersebut tanpa mendapatkan imbalan apa pun, selama proyek itu dapat bermanfaat bagi Indonesia.

Baca juga: Buat Kamu yang Mau Sukses, Kamu Harus Contek Inspirasi dari Dahlan Iskan Ini

"Jadilah mata air. Kalau mata air itu kotor maka akan mengeluarkan air yang tidak bersih.  Kalau kamu baik, di sekelilingmu akan baik. Tapi kalau kamu tak baik, di sekitarmu pasti kotor." demikianlah pesan dari ayahanda Rudy.

“Mata air selalu muncul di tanah yang bergolak.”

“Jadi mata air itu susah. Air keruh kalau diaduk-aduk malah makin keruh. Makanya, kamu harus sabar menjalani (cobaan) hidup.”

Pesan dari ayahanda Habibie inilah yang selalu ia pegang selama ia menjalani hidup, termasuk ketika ia sedang berkuliah di Jerman.

Tujuan Habibie menimba ilmu ke Jerman tidak hanya untuk mencerdaskan dirinya sendiri, melainkan juga agar ilmu yang ia miliki kelak dapat bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Hal ini tampaknya sering terlupakan oleh kita, bahwa sebenarnya kita menjadi orang yang sukses ketika kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

Tak hanya kisah perjuangan Rudy Habibie, film ini juga menceritakan kisah persahabatan Rudy sewaktu ia berkuliah di Jerman. Pertemanan yang terajut begitu kuat ini pun dilandasi dengan pluralitas. Dari temannya yang merupakan keturunan Batak, Solo, hingga teman dari negara lain seperti India, Tionghoa, hingga Polandia.

Baca juga: Buat Kamu yang Mau Sukses, Kamu Harus Contek Inspirasi dari Dahlan Iskan Ini