Jadi Fans KPop Berfaedah Gak, Sih? Fanboy Ini Membuktikannya

"Aku ngefans KPop mulai tahun 2008-2009. Sebelumnya aku pernah suka Mandarin pop sih," ujar Ron mengawali kisahnya. Kala itu dia mulai kenal KPop tahun 2008 lalu mulai mengikutinya di tahun 2009. Idola pertama yang dia ikuti saat itu adalah Shinee.

Kala itu Ron belum bisa mengklaim dirinya seorang shawol (fans Shinee) karena tidak membeli album Shinee. Cowok yang bekerja sebagai content writer ini mulai fokus menjadi fanboy saat ngefans Super Junior dan EXO.

"Dulu waktu ngefans Super Junior itu di zaman sulit. Susah karena gak ada internet, susah beli album, pokoknya waktu itu KPop masih anti-mainstream," ujar Ron. Diakuinya, hal pertama yang kerasa banget mengeluarkan duit adalah saat dirinya menonton konser Super Show Super Junior di tahun 2012. Kala itu harga tiketnya sekitar Rp1,8 juta.

Ron mengaku harus menabung cukup lama untuk bisa menonton idolanya. Apalagi waktu itu dirinya masih kuliah. Tak cuma budget, dia juga harus berkorban raga untuk bisa mendapatkan selembar tiket konser Suju.

"Waktu itu kan sistemnya masih offline, aku dan teman-teman sampai harus nginep di hotel tempat jual tiketnya. Ada nomor antriannya segala," kenang Ron.

"Pertama ya waktu nonton konser pertama Super Junior, kan konsernya 3 hari, tapi aku cuma mampu beli 1 hari di hari Minggu alias hari terakhir," ujar Ron. "Aku sampai venue sudah dari hari Sabtu, jadi kalau dihitung aku nunggu dari H-1 konser atau lebih dari 24 jam."

Pengalaman nonton konser kedua yaitu SMTOWN concert di GBK. Lagi-lagi Ron datang H-1 sebelum konser. Begitu juga dengan konser ketiga saat EXO pertama kalinya mengadakan konser solo di Lapangan Senayan.

Ada hal menarik yang dilakukan Ron saat menonton konser idolanya. "Aku tuh selalu bawa fanboard (poster yang diacungkan saat konser-red) unik, dan itu bikin sendiri."

Contohnya waktu konser Suju, Ron membawa fanboard Lee Soo Man (pendiri SM Entertainment) dan menarik perhatian member Super Junior langsung. "Donghae duduk jongkok di depan aku, fanboard-nya diambil dan dibawa ke tengah panggung lalu dilihatin ke member lainnya," kenang Ron sambil tertawa.

Lagi, Ron juga membawa fanboard unik buatannya sendiri di konser EXO. "Waktu itu aku bikin fanboard gambar badan Irene Red Velvet tapi mukanya Suho. Di-notice Suho dan Sehun. Senengnya dia kayak ngomong ke aku pakai bahasa isyarat gitu."

Untuk sekarang, Ron punya misi untuk memakai kaus EXO saat menonton semua konser siapapun itu, termasuk BTS. "Misiku bukan buat nyari musuh tapi sebagai fans EXO aku bisa apresiasi lagu penyanyi lainnya."

"Kalau album, aku beli untuk Super Junior, EXO, Red Velvet dan beberapa IU," jelas cowok yang juga punya blog kaoskakibau.com itu. Menurutnya, membeli album bisa disebut sebagai bentuk dukungan kepada idolanya. Di Korea penjualan album penting untuk kemenangan awards dan lain-lain. Foto album juga beda jadi lebih puas.

Saat idolanya comeback, Ron juga tidak segan untuk membeli beberapa versi. "Kalau EXO ya sebisa mungkin, aku beli dua versi Korea dan Mandarin," ujarnya.

"Menurut standar yang kubuat untuk diriku sendiri sih iya. Tapi gak maksa, kembali ke orangnya. Fans KPop itu rasa memilikinya tinggi banget. Kamu fans dan kontribusi buat fandommu minimal dengan beli album," ujar Ron.

Di zaman sekarang banyak fans yang modal kritik saja apalagi jika menyangkut kehidupan pribadi. Mereka bisa seenaknya bilang lagu jelek, kritik banyak dan lain-lain. "Setelah beli album, aku ada hak marah, kalau lagu jelek aku bisa kritik. Tapi kalau udah gak beli ya gak ada hak itu."

Cita-cita Ron itu dulu adalah bisa nonton konser idolanya tanpa mengeluarkan uang. Kebetulan saat dia lulus kuliah, sebuah media online terbesar di Indonesia membuka lowongan. "Iya aku langsung melamar jadi wartawan, dan pas banget dapat kanal entertainment di dunia KPop."

"Dari pekerjaanku itu aku bisa nonton banyak konser secara gratis. Di antaranya, SNSD, 2NE1, Infinite, G-Dragon, Taeyang, CN Blue, fan meeting Running Man dan lain-lain," jelas Ron. Tak hanya mendapat benefit di dunia KPop saja tapi Ron juga bisa mencicipi banyak dunia baru dari pekerjaannya itu. "Aku pernah liputan ke New York dan London. Pokoknya kalau bukan karena KPop aku gak akan ada di dunia jurnalistik ini."

Ron juga mengaku mendapat banyak teman baru dari hobinya itu. Apalagi saat itu dirinya adalah seorang perantau dari Lombok. Yang paling dikenang dari KPop, Ron juga bisa mengelola blognya sehingga diundang ke Korea.

"Kesempatan lain aku diundang ke Korea oleh Kedutaan Korea di tahun 2017 karena aku rajin ngeblog. Jadi brand ambassador KTO dan dapat seritifikat resmi. Aku ketemu banyak orang berpengaruh, influencer dari berbagai negara. Jadi kalau traveling, aku bisa ada temen untuk koneksi."

Kalau dulu waktu kuliah Ron mengaku gak terlalu memaksakan karena posisinya saat itu belum bekerja dan tidak minta ke orangtua. Namun saat sudah mulai bekerja dia punya budget tersendiri untuk idolanya.

Mengenai konser, selama idolanya ke Indonesia dia akan nonton. Namun jika tidak mampir ke Indonesia, akan diusahakan ke luar negeri. "Semurah-murahnya sih kalau nonton konser baik di indonesia atau luar negeri. Aku biasanya selalu beli festival biar bisa menikmati momen. Di indonesia aku budgeting Rp2-3 juta."

Sedangkan di luar negeri Ron menyiapkan uang sekitar Rp6-7 juta. "Aku pernah ke Singapura, Malaysia, terakhir ke Thailand sih nonton IU."

Ron mengaku sering mendapat kalimat-kalimat yang tidak mengenakkan mulai dari bencong sampai ngapain suka plastik? "Prinsipnya selama aku gak bikin repot, gak ganggu kamu, gak minta duit kamu lho, jadi bodo amatan."

Ron mengenang dulu fanboy masih tertutup dan pakai masker, beda dengan sekarang yang sudah mulai berani unjuk gigi. "Kalau aku ya udahlah. Kalau kamu gak bisa menghargai yang aku suka, ya udah aku tinggalin."

Kalau untuk saat ini, Ron mengaku belum mencapai titik bosan itu. "Karena aku ya gak ada alternatif lain di dunia musik lain. Meski begitu aku ya ngefans artis lain. Tapi yang aku fans pokoknya KPop."

Ron pernah berniat untuk berhenti di dunia KPop saat dia lulus kuliah. "Aku merencanakan pulang kampung setelah lulus kuliah. Tapi aku mikir di kampung nanti gak ada akses hiburan."

Apalagi setelah lulus Ron mendapatkan pekerjaan di dunia Kpop juga, hal itu membuatnya seperti tidak bisa meninggalkan dunia yang sudah menemaninya selama 10 tahun ini. "Aku bukan tipe orang yang gampang bosan juga," tutupnya.

Nah, seru ya membaca pengalaman Ron dari ngefans, dapat pekerjaan sesuai hobi sampai bisa keliling dunia? Bukti jika ngefans KPop ada manfaatnya. Hal ini tak berlaku bagi KPop saja namun juga untuk bidang lain. Yang penting saling menghargai satu sama lain. Karena bagaimanapun juga kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda, kamu gak berhak untuk ikut campur atau memaksa sama.

Siapa nih yang berminat mengikuti jejak Ron atau punya pengalaman serupa? Tulis di kolom komentar ya...