Rilis Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar: Gak Ada Teori!

Jakarta, IDN Times - Joko Anwar dikenal sebagai salah satu sutradara Indonesia yang kerap mengajak penonton berteori mengenai karya-karyanya. Terbaru, ia akan merilis film Pengepungan di Bukit Duri yang mengangkat tentang kekerasan di sekolah.
Sang sutradara pun memberikan peringatan terkait karya terbarunya. Film ini akan berbeda dari karya-karya sebelumnya, yaitu tidak ada teori atau clue yang berarti.
1. Joko Anwar memilih tidak memasukkan clue dalam film Pengepungan di Bukit Duri

Film-film Joko Anwar, seperti Pengabdi Setan dan Siksa Kubur, memiliki banyak bahan diskusi penonton soal teori-teori tentang para karakternya. Nah, beda dari kebiasaan itu, sang sutradara terang-terangan mengaku tidak memasukkan clue ke dalam film Pengepungan di Bukit Duri.
"Semua film itu kan berbeda-beda. Saya bikin film misalnya Pengabdi Setan, itu cerita tentang fenomena global. Makanya ada konferensi Asia Afrika, ada kelompok yang sifatnya mendunia. Makanya cocok dimasukkan beberapa clue," ungkap Joko Anwar saat ditemui di Setiabudi pada Kamis (10/4/2025).
"Tapi ini 'kan Indonesia, ceritanya tentang real issue dan kayaknya gak cocok, ya kalau ada teka-teki," lanjutnya.
2. Produser Tia Hasibuan minta penonton gak usah berpikir saat nonton Pengepungan di Bukit Duri

Keputusan Joko Anwar tidak menyisipkan teori di filmnya turut didukung oleh Produser Tia Hasibuan. Ia menegaskan penonton untuk tak perlu berpikir saat menonton Pengepungan di Bukit Duri.
Produser Tia Hasibuan menuturkan, "Khusus untuk film ini, kita ingin penonton benar-benar bisa mengikuti ceritanya dengan baik, sehingga mereka paham dan message yang ingin disampaikan itu sampai. Jadi tanpa harus berpikir ada konspirasi teori di film karya ini."
3. Joko Anwar ingin filmnya memberi dampak kepada publik

Ternyata Joko Anwar punya tujuan lain. Pengepungan di Bukit Duri diharapkannya bisa secara tersirat mengajarkan tentang moral kepada penonton, sesuatu yang menjadi isu di masa kini. Ia berharap film ini bisa berdampak langsung tanpa perlu adanya teori.
Sutradara yang akrab disapa Jokan ini memaparkan, "Kita memaksudkan film ini ditonton bukan cuma buat orang yang cari hiburan, tapi juga bisa memberikan pemahaman yang lebih terhadap suatu karakter."
"Kita gak mau verbal menggurui. Jadi layer-layer dari satu karakter itu ada di pikirannya. Hanya saja film ini akan sangat 'nikmat' untuk ditonton kalau misal kita memerhatikan detailnya," lanjutnya.
Produser Tia Hasibuan menambahkan, "Poin kita adalah semoga film ini memberikan impact yang baik."
Film Pengepungan di Bukit Duri akan tayang di bioskop pada 17 April 2025 mendatang. Sudah siap nonton tanpa memikirkan teori?