6 Karakter Naruto yang Jadi Ibu Rumah Tangga di Anime Boruto

Sejak menjadi ibu bagi Uzumaki Boruto dan Uzumaki Himawari, Hinata sudah meninggalkan kehidupannya sebagai shinobi. Ia mendedikasikan waktunya sebagai ibu rumah tangga sepenuhnya. Dia juga menjadi ibu angkat bagi Kawaki yang diadopsi oleh Naruto.

Sebagai ibu, Hinata mengambil pendekatan yang lembut dalam merawat anak-anaknya, di mana sesuai dengan watak Hinata yang kalem. Dia senang melihat setiap pertumbuhan dan perkembangan dari anak-anaknya. Meski demikian, Hinata tak segan menunjukkan amarah jika keselamatan keluarganya terancam, seperti yang terlihat saat dia marah kepada Boruto dan Naruto yang sibuk berdebat sehingga mengganggu Himawari yang terjangkit demam.

Selain menjadi Kepala Departemen Medis, Sakura menjadi ibu bagi Uchiha Sarada. Sakura adalah ibu yang sering merawat anaknya sendirian karena Sasuke pergi menjalankan misi bertahun-tahun. Bukti bahwa Sarada mulanya tidak terlalu akrab dengan Sasuke, berarti Sakura membesarkan Sarada sendirian untuk waktu yang lama.

Sakura adalah ibu yang penyayang serta protektif. Dia akan memuji prestasi anaknya, tapi juga menegurnya jika Sarada punya kesalahan. Sakura pun selalu memastikan bahwa Sarada punya sosok ayah di hidupnya. Ketika Sarada bertanya soal Sasuke, Sakura selalu meyakinkan putrinya bahwa Sasuke mencintai mereka berdua.

Yamanaka Ino punya anak semata wayang bernama Yamanaka Inojin usai menikah dengan Sai. Dia bekerja sebagai pemimpin Tim Penghalang Konoha dan penjual bunga di Yamanaka Flowers, toko bunga keluarganya. Di luar pekerjaan itu, dia adalah ibu rumah tangga biasa.

Ino punya keyakinan bahwa dia tidak ingin memaksa Inojin untuk melakukan sesuatu yang tak ia sukai. Dia bahkan tak keberatan jika putranya tidak ingin mempelajari teknik klan Yamanaka. Meskipun Ino berusaha meneruskan tradisi klan Yamanaka, Ino paham bahwa anaknya akan menemukan jalannya sendiri sebagai seorang ninja.

Temari adalah perempuan dari Sunagakure yang menikah dengan Nara Shikamaru. Dia menjadi Duta Besar bagi desanya dan sesekali mengambil misi sebagai ninja. Selebihnya, dia adalah ibu bagi Nara Shikadai.

Temari kerap diperlihatkan sebagai ibu yang galak dan tak segan mendisiplinkan putranya secara fisik. Dalam hal mengurus anak, Temari pun lebih dominan ketimbang Shikamaru karena suaminya punya beberapa masalah seperti anaknya. Pada saat yang sama, Temari sangat mendukung dan menyemangati putranya yang selalu tumbuh dan berkembang.

Karui merupakan ninja dari Kumogakure. Usai perang, dia menikah dengan Akimichi Chōji dan menambahkan nama “Akimichi” di depan namanya. Karui dan Chōji dikaruniai anak bernama Akimichi Chōchō.

Sebagai seorang ibu, Karui sangat memahami watak anaknya dengan baik. Contohnya, dia tak khawatir pada Chōchō yang terluka karena dia paham bahwa Chōchō lebih peduli terhadap lelaki tampan ketimbang luka-lukanya. Selain itu, tampaknya Karui tak terlalu peduli dengan keterampilan Chōchō sebagai ninja, seperti saat dia meragukan orangtua lainnya yang hendak mengajarkan teknik rahasia trio Ino-Shika-Chō kepada Chōchō, Shikadai, dan Inojin.

Kurenai adalah jonin yang berbakat dalam Genjutsu. Dia punya anak bernama Sarutobi Mirai setelah menjalin hubungan asmara dengan Asuma. Sejak hamil, Kurenai sudah tak aktif sebagai ninja. Meskipun Kurenai ditinggal mati Asuma sebelum Mirai lahir, dia membesarkan Mirai seorang diri dengan sangat bertanggung jawab.

Selama mengurus Mirai, Kurenai tampaknya memberi pengetahuan yang cukup tentang Asuma kepada Mirai. Hal ini terbukti pada adegan-adegan yang menunjukkan bahwa Mirai sangat menghormati mendiang ayahnya dan bisa bertarung menggunakan teknik-teknik milik Asuma. Selain itu, Kurenai juga sangat peduli pada keterampilan ninja milik Mirai sehingga dia mengajarkannya Genjutsu.

Jika kamu adalah penonton setia Naruto sejak dulu, tentunya kamu tak pernah mengira akan melihat enam karakter anime Naruto di atas menjadi ibu dalam Boruto: Naruto Next Generations. Melalui transformasi sebagai ibu, ini menandakan adanya pengembangan karakter untuk mereka. Meskipun masih mempertahankan sifat masing-masing dalam mengurus anak, mereka tetap melakukannya dengan cara yang lebih dewasa.