Film Joko Anwar berjudul Siksa Kubur berhasil menjadi perbincangan netizen di media sosial akhir-akhir ini. Salah satu yang juga jadi pembahasan adalah soal karakter ustaz atau ustazah yang muncul di beberapa film Jokan, sapaan akrab Joko Anwar.
Memangnya ada karakter ustaz dan ustazah siapa sajakah di film Joko Anwar. Apa kaitannya mereka? Seberapa ikonik kemunculan mereka?
Joko Anwar menggambarkan sosok ustaz dalam film Pengabdi Setan (2027) sebagai figur terpandang karena kebijaksanaannya di desa tempat tinggal Rini (Tara Basro). Karakter ustaz sendiri di film ini diperankan oleh Arswendi Nasution.
Di film ini ustaz dimunculkan sebagai sosok yang tak terlalu sentral. Ia digambarkan tak memiliki kekuatan untuk membantu keluarga Rini dari teror mengerikan kultus yang diikuti oleh ibu di keluarga Rini. Ustaz di film Pengadi Setan 1 dan anaknya, Hendra (yang diperankan Dimas Aditya), justru berhadapan dengan ajalnya saat melawan sosok jahat.
Sosok ustaz kembali disorot dalam film sekuel Pengabdi Setan, yang berjudul Pengabdi Setan 2: Communion (2022). Karakter ini bernama Ustaz Mahmud yang diperankan oleh Kiki Narendra.
Hampir serupa dengan film sebelumnya, Ustaz Mahmud juga tak mampu berhadapan dengan sosok jahat dalam Pengabdi Setan 2: Communion. Menurut Joko Anwar selaku sutradara, seseorang yang ahli ibadah saja tak mampu melawan ilmu gaib, apalagi manusia biasa yang jarang beribadah.
"Kenapa sih Pak Ustaz kalah sama setan? Pak Ustaz saja yang taat beragama, salat 5 waktu, mungkin lebih, bisa kalah sama setan. Makanya, kita harus lebih taat beragama. Lebih rajin beribadah," ungkapnya.
Adegan Ustaz Mahmud di sepanjang film ini cukup ikonik. Terutama kala ia harus berhadapan dengan iblis di film yang membuatnya meninggal dengan posisi mengerikan.
Dalam film Joko Anwar yang terbaru, Siksa Kubur, karakter ustaz kembali muncul. Kali ini penggambarannya lebih ke 2 ustazah yang memiliki dua kepribadian berbeda. Mereka adalah Ustazah Ningsih yang dimainkan oleh Jajang C. Noer dan Ustazah Umaya diperankan Putri Ayudya.
Ustazah Umaya sangat peduli dengan santriwatinya, termasuk Sita remaja (Widuri Puteri). Ia bahkan menolong dan membela Sita untuk keluar dari pesantren misterius tersebut. Sementara Ustazah Ningsih tak membela dan membiarkan Sita menerima hukuman atas perbuatannya. Ia lebih konservatif dan pasrah kepada keadaan.
Adegan ikonik diantara keduanya adalah kala memberikan hukuman pada Sita remaja. Kalau mau detailnya, mending nonton deh film Siksa Kubur sekarang di bioskop.
Banyak makna di balik karakter-karakter setiap film Joko Anwar, salah satu yang mencolok adalah tokoh ustaz dan ustazah ini. Manakah dari ketiga karakter ustaz dan ustazah yang paling ikonik menurutmu? Diskusi di komentar yuk.