Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebusukan Tenryuubito di Anime One Piece, Gak Mikirin Rakyat Kecil!

Charlos
Charlos (dok. Toei Animation/One Piece)
Intinya sih...
  • Akar dari semua kebusukan Naga Langit adalah pola pikir mereka yang menganggap diri mereka adalah "dewa" yang suci dan berada di atas semua makhluk hidup lainnya.
  • Praktik perbudakan brutal oleh Naga Langit sepenuhnya legal dan dilindungi oleh hukum, membuat siapa pun yang menentang mereka akan dianggap kriminal besar.
  • Tenryuubito memiliki hak istimewa untuk membunuh siapa saja tanpa diadili, dengan sistem yang melindungi mereka dari tindakan apapun terhadap rakyat jelata.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia One Piece dipenuhi dengan berbagai macam penjahat, mulai dari bajak laut bengis hingga Angkatan Laut yang korup. Namun, jika ada satu kelompok yang berada di puncak daftar "paling busuk dan paling dibenci" oleh seluruh penggemar, maka gelar itu pasti jadi milik Tenryuubito atau Naga Langit.

Mereka bukanlah penjahat kompleks dengan masa lalu tragis yang membuat kita simpati. Naga Langit adalah perwujudan murni dari kesombongan, kekuasaan absolut yang korup, dan kekejaman yang tak kenal batas. Mereka adalah cerminan dari sistem dunia yang salah dan menjadi alasan utama mengapa revolusi perlu terjadi. Siap-siap ikut emosi, ini dia daftar kebusukan Naga Langit yang bikin geleng-geleng kepala. Simak sampai tuntas, yuk!

1. Menganggap dirinya sebagai “dewa” yang berhak atas segalanya

Tenryuubito
Tenryuubito (dok. Toei Animation/One Piece)

Akar dari semua kebusukan Naga Langit adalah pola pikir mereka. Sebagai keturunan langsung dari para pendiri Pemerintah Dunia, mereka menganggap diri mereka adalah "dewa" yang suci dan berada di atas semua makhluk hidup lainnya. Bagi mereka, rakyat biasa tidak lebih dari serangga atau mainan yang bisa mereka perlakukan sesuka hati.

Simbol paling nyata dari kesombongan ekstrem ini adalah gelembung resin yang selalu mereka pakai di kepala saat turun dari Mary Geoise. Tujuannya sangat menghina, yaitu mereka menolak untuk menghirup "udara yang sama" dengan manusia biasa. Gelembung ini tuh seperti dinding pemisah yang menunjukkan betapa jijiknya mereka pada rakyat jelata yang mereka anggap lebih rendah.

2. Perbudakan keji yang dilindungi hukum

Bartholomew Kuma diperbudak Tenryuubito
Bartholomew Kuma diperbudak Tenryuubito (dok. Toei Animation/One Piece)

Wujud paling nyata dari kebusukan Naga Langit adalah praktik perbudakan mereka yang brutal. Di Kepulauan Sabaody, mereka secara terbuka membeli manusia dan ras lain di rumah lelang untuk dijadikan koleksi. Para budak ini dipasangi kalung bom, disiksa, dan sering kali dipaksa berjalan merangkak untuk ditunggangi layaknya hewan peliharaan.

Yang paling parah, semua tindakan biadab ini sepenuhnya legal dan dilindungi oleh hukum. Sementara perbudakan adalah kejahatan bagi orang biasa, Naga Langit kebal hukum. Siapapun yang berani menentang mereka, bahkan untuk menolong seorang budak, akan langsung dianggap sebagai kriminal besar dan diburu oleh seorang Laksamana Angkatan Laut.

3. Boleh membunuh rakyat biasa seenaknya

Charlos
Charlos (dok. Toei Animation/One Piece)

Bagi Tenryuubito, nyawa rakyat jelata tidak ada harganya sama sekali. Mereka punya hak istimewa untuk membunuh siapa saja di tempat tanpa akan diadili. Alasannya pun bisa sangat sepele, misalnya karena ada orang yang tidak sengaja menghalangi jalan mereka atau lupa menunduk saat mereka lewat.

Yang lebih ngeri adalah sistem yang melindungi mereka. Seperti yang terlihat di Sabaody saat Saint Charlos menembak orang, siapapun yang berani melawan atau menyerang seorang Naga Langit akan dianggap sebagai musuh dunia. Protokolnya jelas, yaitu seorang Laksamana Angkatan Laut akan langsung dikirim untuk memusnahkan ancaman tersebut, menunjukkan betapa tidak berharganya nyawa rakyat biasa di hadapan mereka.

4. Mengadakan “turnamen” berburu manusia

Kuzan
Kuzan (dok. Toei Animation/One Piece)

Jika kamu pikir kekejaman mereka sudah mencapai batasnya, tunggu sampai kamu mendengar tentang tradisi mengerikan mereka. Terungkap dalam kilas balik Insiden God Valley, setiap tiga tahun sekali para Naga Langit menyelenggarakan sebuah "turnamen" berburu di sebuah pulau yang tidak terafiliasi dengan Pemerintah Dunia.

Objek buruan dalam turnamen ini tuh bukan hewan liar, melainkan seluruh penduduk asli pulau tersebut, termasuk para budak yang mereka bawa. Mereka membantai orang-orang tak berdosa ini hanya demi olahraga dan hiburan semata. Praktik genosida yang dijadikan sebagai ajang permainan ini adalah puncak dari kebejatan moral mereka. Parah banget, ya!

5. Memeras seluruh dunia dengan “Upeti Surgawi”

Tenryuubito
Tenryuubito (dok. Toei Animation/One Piece)

Gaya hidup super mewah dan boros para Naga Langit di tanah suci Mary Geoise tentunya tidak gratis. Semua itu didanai oleh penderitaan rakyat kecil di seluruh dunia melalui sistem pajak keji yang disebut "Upeti Surgawi" atau Heavenly Tribute.

Semua negara yang bernaung di bawah Pemerintah Dunia diwajibkan buat menyetor upeti dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya, banyak kerajaan yang jatuh miskin dan rakyatnya harus hidup dalam kelaparan ekstrem. Mereka diperas habis-habisan hanya untuk mendanai kemewahan para "dewa" yang sama sekali tidak peduli pada nasib mereka.

Rasanya sah saja kalau dibilang Naga Langit adalah penjahat di dunia One Piece, ya? Mereka tuh puncak dan sumber dari segala kebusukan di dunia One Piece. Walau tidak semuanya jahat, tapi hampir semuanya adalah cerminan ketidakadilan dan kekuasaan absolut di One Piece. Di tahap ini, kejatuhan mereka memang ditunggu-tunggu banget, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Hype

See More

5 Karakter One Piece yang Menemukan Figur Ayah dari Orang Lain

21 Okt 2025, 11:39 WIBHype