Kelebihan dan Kekurangan Film Longlegs, Efek Suaranya Bikin Berdebar!

Film Longlegs (2024) menggandeng Nicolas Cage, Maika Monroe, Blair Underwood, Alicia Witt, hingga Kiernan Shipka sebagai pemain utama. Akting mereka berhasil menyeret penonton untuk lebih masuk ke dalam cerita yang disuguhkan.

Penonton dibuat ngeri saat melihat akting Nicolas Cage sebagai Longlegs dan Kiernan Shipka sebagai Carrie Anne Camera. Penonton juga akan dibuat sebal dengan ketidak percayaan Agen Carter (Blair Underwood) terhadap hal mistis.

Di sisi lain, akting yang disuguhkan Maika Monroe sebagai Lee Harker juga patut dipuji. Terlebih saat Lee Harker hanyut dalam pikirannya sendiri. Terakhir, penonton akan dibuat terkejut dengan sisi lain Ruth Harker yang diperankan oleh Alicia Witt.

Selama 101 menit tayang, film ini tidak melulu menyajikan adegan menyeramkan. Terkadang penonton dibuat hanyut, bahkan bosan dengan adegan yang disuguhkan.

Akan tetapi, semua itu terbayar dengan jumpscare yang muncul secara tiba-tiba. Beberapa kali penonton terkejut dengan kemunculan jumpscare yang sulit ditebak. 

Jika penikmat film horor biasanya akan menanti adegan demi adegan memacu adrenalin. Mungkin di film ini kamu akan berharap agar adegan itu tidak sering muncul karena cukup memainkan emosi dan psikologis penonton.

Penonton tidak hanya mendapat kengerian dari visual, tapi juga audio. Efek suara yang disajikan mampu membuat jantung penonton ikut berdegup kencang.

Selain itu, teriakan para karakter, khususnya Longlegs cukup memekakkan telinga penonton. Terlebih dengan kualitas audio bioskop Dolby Atmos yang memberikan pengalaman imersif.

Bisikan-bisikan yang terdengar di sepanjang film juga tidak bisa penonton hiraukan. Hati-hati, jangan sampai kamu terhipnotis oleh boneka buatan Longlegs!

Longlegs (2024) menyuguhkan alur maju dan mundur selama 101 menit tayang. Terkadang penonton sulit mengenali kapan sebuah adegan digambarkan di masa lalu maupun masa depan.

Biasanya filmmaker akan membedakan perbedaan waktu ini melalui color grading. Tapi film Longlegs (2024) justru bermain dirasio frame-nya.

Jika adegan menunjukkan masa depan, maka rasio frame yang disuguhkan adalah 16:9. Sedangkan rasio frame akan berubah menjadi 4:3 saat kembali ke masa lalu.

Jika kamu perhatikan, sudut pengambilan gambar di film Longlegs (2024) kerap menempatkan subjek atau karakter di center layar. Selain itu, ruang di sekitarnya kerap terlihat simetris.

Baik saat kamera disorot dari bawah, atas, samping, belakang, dan depan, karakter selalu ditempatkan di tengah. Bahkan hal ini juga terjadi ketika film ini menyuguhkan angle close up, medium shot, hingga long shot. 

Pemilihan angle ini membuat visual yang disuguhkan terlihat cantik dan enak untuk dilihat. Di sisi lain, bisa jadi pemilihan sudut pengambilan gambar ini menggambarkan jika para karakter adalah pusat dari alur atau premis yang diceritakan.

Terlepas dari adegan disturbing dan mengguncang, penonton bisa menikmati pemilihan angle yang sinematik. Bagaimana pendapatmu setelah menonton film Longlegs (2024)?