Kenapa Artis Berbakat Biasanya Sering Mati Muda?

Pada normalnya, anak-anak dan remaja menghabiskan waktunya dengan bersekolah, bermain dan bergaul. Lewat pergaulan, seseorang akan mengenal kehidupan sosial. Tidak hanya soal norma-norma kehidupan bermasyarakat, tapi juga menilik banyak hal di luar sana yang bisa mereka jelajahi.

Ketika mereka bekerja di usia yang muda, pengalamannya tentu saja berbeda jauh dengan yang menjalani masa muda pada normalnya. Anak-anak pada normalnya bisa bebas ke mana saja dan menikmati apapun. Artis-artis muda tersebut malah hanya punya waktu sedikit untuk bersosialisasi.

Agar namanya tak pernah redup, tentunya banyak usaha yang harus dilakukan. Mulai dari terus-terusan menelurkan karya, menjelajah bidang lain (bintang iklan, bintang sinetron, model, penyanyi, pebisnis dan sebagainya), berkolaborasi, sampai menciptakan sensasi.

Apapun itu, meski kamu kurang suka dan kurang mumpuni, praktis harus dijalani. Jika tidak, mungkin saja namamu tidak akan muncul lagi di media. Jadi, wajar saja jika seorang artis harus menahan dulu kepribadiannya yang sementara demi dianggap berharga di dunia hiburan.

Ketika menjadi artis, siapa lagi sih yang kita hibur selain pasar? Jika kita ingin terus mendapat pendapatan, tentu saja kita harus peka terhadap kebutuhan pasar. Ketika mereka jenuh, kita pun harus ikut berubah. Dan asli, ini bukan hal yang mudah dan menyenangkan karena melibatkan ego sebagai pribadi.

Sewaktu kecil, siapa yang tak menganggap profesi artis membanggakan? Banyak fans, tampil menawan, atraksinya keren dan selalu ditunggu-tunggu. Tapi bila ketenaran itu datang mendadak, yakin sudah siap menghadapi semuanya? Jadwal perform yang tidak ada liburnya, fans yang mengikuti ke mana saja, dituntut harus begini dan begitu dan sebagainya.

Kalau tidak siap mental, siap-siap saja tubuh mudah sakit, karir stagnan, atau dibuang begitu saja dari dunia hiburan.

Menjadi artis dituntut berfisik menarik. Gak heran sih! Artis gak cuma didengar, tapi juga dilihat. Tiba-tiba menggemuk, berkeriput, tua, atau lemak menggelambir? Ya, siap-siap saja untuk diet, melakukan perawatan, atau aneka macam permak tubuh. Hal-hal kecil seperti itu bukan tidak mungkin menghambat karir dan mendepakmu dari dunia selebritis.

Sebelum menjadi artis, semua orang pasti tahu narkoba, mabuk-mabukan dan seks bebas itu bahaya. Setelah jadi artis, ketiga hal tersebut kerap jadi godaan besar. Ditambah dengan kehidupan malam yang sering jadi pelampiasan beban pekerjaan. Seorang artis harus paham betul di lingkungan mana ia berada. Jangan sampai ia ada di lingkungan yang justru membuatnya kurang percaya diri karena menjauhi hal-hal tersebut.

Belakangan ini, istilah “haters” terlalu sering kita dengar. Istilah ini merujuk pada orang-orang yang berkomentar negatif pada sosial media selebriti. Dan kebanyakan komentar haters pun, tidak jarang pedas dan terlalu keterlaluan.

Kalau kamu terlalu mengambil hati atas komentar tersebut, stres sangat bisa terjadi. Padahal ini baru dari sosial media saja. Belum dengan lingkungan sekitar kita yang selalu ikut siap menggunjing.

Karena hampir seluruh waktunya habis untuk bekerja dan tidak ada pergaulan, tak jarang mereka sesungguhnya merasa kesepian. Padahal, mereka perlu seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesah dan rasa lelahnya. Mereka perlu tempat untuk melepaskan segala penat dan beban. Tapi mereka harus ke mana saat tak ada atau jauh dari teman sejati?

Fans bagaikan pisau bermata dua. Kadang, ia bisa menguntungkan artis dan menjadi sumber kesuksesan si artis. Di sisi lain, fans fanatik yang selalu ingin mencari tahu, malah mengganggu privasi dan kenyamanan hidup. Itu baru fans saja, belum dengan paparazi.

Ke manapun pergi, dengan siapa pedekate, mereka selalu ada untuk memata-matai. Ketika artis bertingkah di luar image atau tidak sesuai ekspektasi, siap-siap saja mendadak dibenci dan kehilangan fans. Ini selalu mungkin terjadi.

Rajin kerja dan gaji banyak? Sekilas enak, ya. Tapi kalau setiap hari dipenuhi dengan pekerjaan, hasil kerja payah kita siapa juga yang menikmati?

Percayalah! Ketenaran, kekayaan, kecantikan dan ketampanan yang mereka punya, bukanlah satu-satunya hal yang bisa menentramkan hati.

Ya. Ketika tidak tahu harus mengadu pada siapa dan tidak kebal iman menghadapi semua beban, bunuh diri jadi solusi untuk mereka. Mereka berpikir, inilah jalan terbaik untuk menghilangkan depresi dan seluruh bebannya. Padahal, justru inilah akhir tragisnya.

Kamu ingin bercita-cita jadi artis? Pastikan kamu siap mental, ya! Jangan sampai depresi dan memilih bunuh diri!