Kenapa Venue Java Jazz Festival 2026 Pindah ke NICE PIK 2?

- Java Jazz Festival pindah ke NICE PIK 2 karena butuh ruang lebih untuk berkolaborasi dengan seni.
- Java Jazz Production memilih NICE sebagai rumah baru karena pertimbangkan skala panggung yang lebih besar.
- Dewi Gontha menyoroti urusan teknis dan fasilitas umum yang lebih memadai di area outdoor maupun indoor di NICE PIK 2.
Jakarta, IDN Times - Tahun 2026 akan menjadi momen spesial bagi Java Jazz Festival. Tak hanya menandai perayaan 21 tahun penyelenggaraannya, tetapi juga untuk pertama kalinya festival musik bergengsi ini berpindah lokasi ke Nusantara International Convention Exhibition (NICE) PIK 2.
Setelah dibawa mengelilingi area NICE yang punya tiga gedung utama dan area outdoor, awak media beserta para sponsor lalu diajak masuk ke salah satu hall yang ada di gedung C. Di situ, Founder Java Jazz Production Peter F. Gontha serta President Director of Java Jazz Production Dewi Gontha memberikan penjelasan mengapa festival musik ini berpindah setelah 15 tahun lamanya digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
1. Java Jazz Festival butuh ruang lebih untuk berkolaborasi dengan seni

Dewi Gontha mengatakan, keinginan berkolaborasi adalah alasan utama perpindahan lokasi festival ini. Bila di venue sebelumnya punya ruang yang terbatas, kali ini tim promotor siap menggandeng sejumlah seniman untuk ikut berkarya dan memeriahkan Java Jazz Festival.
"Jadi next year it's just not about music, tapi music and art. Kenapa? Karena kita mau mengajak seniman, seni rupa, dan lain-lain untuk berpartisipasi tetap mengangkat konteks musik," jelas Dewi Gontha yang pada Kamis (30/10/2025) memakai kaus merah, di belakangnya terpampang jelas tulisan 'A New Chapter in A New Home, We're Moving.'
2. Java Jazz Production pertimbangkan skala panggung yang lebih besar

Selepas acara, IDN Times kembali bertanya, apa yang membuat Java Jazz Production memilih NICE sebagai rumah baru. Menurutnya, panggung yang lebih besar menjadi poin penting.
"Jadi secara panggungnya jauh lebih besar-besar yang sekarang, venue-nya, sehingga kita bisa dapetin artis yang namanya, semoga harapan kita atau pengertian kita, lebih baik juga," ujarnya, kemudian menambahkan, "Bukannya dulu gak baik ya, cuman lebih besar, mungkin."
3. Java Jazz Production soroti urusan teknis dan fasilitas umum yang lebih memadai

Selain itu, Dewi juga menyoroti fasilitas umum yang dinilai jauh lebih mumpuni di area outdoor maupun indoor. Tak bermaksud membandingkan dengan lokasi yang dahulu, Dewi melihat standar dari venue NICE ini memang berbeda.
"Kalau secara venue, secara fasilitas kan bagus sekali ya. Saya gak mau bandingin sama yang dulu, cuman dia emang standarnya berbeda. Kalau kita bicara fasilitas umum juga sangat memadai, jumlahnya sudah memadai," ujar Dewi Gontha.
4. Lokasi yang dekat bandara jadi salah satu kelebihan

Selain itu, Peter F. Gontha juga menyebut, lokasi NICE yang dekat dengan bandara juga salah satu alasan mereka pindah. Bila diukur melalui Google Maps, jarak NICE dengan Bandara Soekarno Hatta adalah 20 km. Peter pun berpendapat, venue baru ini lebih mudah diakses oleh penonton yang tinggalnya di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara.
"Kami memilih NICE, karena lokasinya lebih dekat dengan bandara. Lebih banyak mungkin pengunjung dari luar kota yang datang ke sini, karena dekat dengan bandara. Hotel banyak dan lebih dekat dengan Jakarta Selatan maupun Jakarta Utara," ujar Peter yang terlihat santai dengan topi hitam di kepalanya.
Kamu bisa merasakan besar dan luasnya venue NICE PIK 2 di Java Jazz Festival 2026 pada 29-31 Mei 2026.



















