Kronologi Is Pusakata Sindir Penyanyi Cover: Fee Gede Lagu Orang Semua
Is Pusakata baru-baru ini menuliskan sindiran yang menohok untuk penyanyi cover. Sindiran ini ia lontarkan karena kaget dengan bayaran yang diterima oleh penyanyi cover.
Menurutnya, dengan lagu-lagu milik orang lain yang dibawakan oleh penyanyi cover tersebut, fee yang didapatkan sangat fantastis. Padahal penyanyi cover tersebut sama sekali tidak membayarkan royalti kepada pencipta lagunya.
1. Kaget dengan fee penyanyi cover
Eks pentolan Payung Teduh ini gak menyebutkan siapa penyanyi cover yang dimaksud. Namun, ia menuliskan keresahannya soal penyanyi cover yang mendapatkan bayaran hingga Rp50 juta untuk sekali manggung.
Bayaran itu didapat sang penyanyi hanya dengan tampil akustikan. Dan yang paling Is soroti adalah soal tidak adanya lagu original dari sang penyanyi yang dibawakan saat tampil.
"Jadi segan kami-kami yang punya lagu. Semoga rezekinya selalu lancar. Aamiin Yaa Rabb," ujar Is.
2. Sindir mau banting setir jadi penyanyi cover
Dalam unggahan lanjutan mengenai sindiran penyanyi cover, Is Pusakata mengungkapkan lewat video singkat, bahwa ia tertarik untuk banting setir jadi penyanyi cover.
Tentu saja pernyataan tersebut adalah sebuah sindiran. Is menyebut, jika jadi penyanyi cover ia akan mendapatkan bayaran yang lebih mahal daripada menciptakan lagu sendiri.
"Tapi tenang guys, saya cover lagu-lagu yang saya ciptakan sendiri. Biar bayarannya lebih mahal aja," tulisanya pada kolom caption unggahan tersebut.
3. Tidak melarang siapapun untuk cover lagu ciptaannya
Setelah kedua unggahannya tersebut jadi sorotan warganet, Is kemudian memberikan klarifikasinya. Menurutnya, ia sama sekali gak melarang siapapun untuk meng-cover lagu-lagu ciptaannya.
Ia juga gak akan tergoda untuk banting setir jadi penyanyi cover. Malah terpacu lagi untuk menciptakan lagu yang lebih banyak.
"Silakan, silakan saja. Saya cuma kaget. Yang kedua, saya akan tetap bikin lagu yang banyak, ya kali!" ungkapnya.
Soal royalti untuk pencipta lagu ini memang masih jadi polemik di dunia permusikan Indonesia. Kapan menemui titik terang?
