Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Lagu Paling Buruk yang Pernah Menguasai Tangga Lagu Dunia

video klip Blurred Lines.
video klip Blurred Lines (youtube.com/Robin Thicke)
Intinya sih...
  • 'Carnival' - Kanye West: Lagu ini dianggap sebagai titik terendah dalam karier Kanye, dengan lirik yang kosong dan perilaku kontroversial di luar musik.
  • 'Kokomo' - The Beach Boys: Sebuah lagu nostalgia yang salah arah, terdengar seperti lagu karaoke untuk para ayah yang baru saja pensiun.
  • 'Blurred Lines' - Robin Thicke: Meski populer, liriknya memromantisasi perilaku pelecehan dan membuat Thicke kehilangan kredibilitas secara moral dan musikal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak semua lagu yang mencapai posisi puncak di tangga lagu layak disebut “nomor satu” dalam hal kualitas. Beberapa lagu memang sukses secara komersial, tetapi meninggalkan kesan aneh, memalukan, atau bahkan menjengkelkan bagi banyak pendengar. Kadang, popularitas lagu tidak selalu berbanding lurus dengan nilai artistiknya.

Beberapa di antaranya datang dari musisi legendaris, sementara yang lain muncul dari fenomena viral sesaat. Namun, semuanya memiliki kesamaan karena pernah menjadi nomor satu dan kini dikenang lebih karena keburukannya daripada kejayaannya. Berikut lima lagu yang berhasil menjadi hits besar meskipun secara musikal bisa dibilang “bencana berskala global.”

1. ‘Carnival’ – Kanye West

Kanye West dulu dikenal sebagai salah satu inovator terbesar di dunia musik, tapi kini namanya lebih sering dikaitkan dengan kontroversi daripada kreativitas. ‘Carnival’, yang menjadi bagian dari era Vultures, menjadi simbol kejatuhan sang rapper dari kejayaan masa lalunya.

Meski lagu ini sempat menempati posisi teratas tangga lagu, banyak penggemar lama yang menganggapnya sebagai titik terendah dalam karier Kanye. Liriknya terasa kosong, agresif tanpa arah, dan penuh dengan ego yang tak terkendali. Lebih buruk lagi, perilaku Kanye di luar musik membuat lagu ini semakin sulit untuk dinikmati.

Ia tampak kehilangan semangat dan kepekaan yang dulu membuatnya istimewa. Ironisnya, keberhasilan ‘Carnival’ di tangga lagu justru terasa seperti penghinaan bagi para musisi yang masih berusaha menciptakan karya otentik. Lagu ini bukan hanya buruk, melainkan seperti pengingat pahit bahwa popularitas terkadang datang tanpa kualitas.

2. ‘Kokomo’ – The Beach Boys

The Beach Boys pernah dikenal sebagai ikon musik pantai California yang ceria dan penuh harmoni. Namun, ‘Kokomo’ yang dirilis tanpa kehadiran Brian Wilson terasa seperti imitasi murahan dari kejayaan masa lalu mereka.

Lagu ini seolah dibuat khusus untuk diputar di kapal pesiar, dengan lirik klise tentang pantai tropis dan melodi yang hambar. Sulit membayangkan bahwa ini datang dari band yang pernah menciptakan mahakarya seperti Pet Sounds.

Meski berhasil menjadi nomor satu berkat popularitas film Cocktail (1988), ‘Kokomo’ dianggap sebagai lagu nostalgia yang salah arah. Alih-alih membangkitkan semangat masa muda, lagu ini justru terdengar seperti lagu karaoke untuk para ayah yang baru saja pensiun. Tidak heran banyak penggemar merasa lagu ini lebih cocok diputar di bar hotel daripada di tangga lagu Billboard.

3. ‘Blurred Lines’ – Robin Thicke

Pada awalnya, ‘Blurred Lines’ terdengar seperti lagu pop-funk yang catchy berkat produksi halus Pharrell Williams. Namun begitu diperhatikan, liriknya justru menghadirkan nuansa yang sangat problematik. Lagu ini dianggap meromantisasi perilaku pelecehan, dan kalimat seperti “I know you want it” kini terasa sangat tidak pantas di era Me Too.

Robin Thicke sendiri kemudian menjadi simbol kejatuhan akibat kesombongan dan sikap tidak peka terhadap isu sosial. Meski beat-nya memikat, pesan di baliknya membuat banyak orang muak setiap kali lagu ini diputar di tempat umum.

Ironisnya, keberhasilan lagu ini malah mempercepat kehancuran reputasi Thicke, dari penyanyi romantis menjadi figur publik yang dikritik karena perilakunya. ‘Blurred Lines’ mungkin sukses di tangga lagu, tapi secara moral dan musikal, lagu ini sudah kehilangan kredibilitas sejak lama.

4. ‘Ebony and Ivory’ – Paul McCartney & Stevie Wonder

Kolaborasi dua legenda seperti Paul McCartney dan Stevie Wonder seharusnya menjadi momen bersejarah dalam dunia musik. Namun ‘Ebony and Ivory’ justru menjadi pelajaran bahwa niat baik saja tidak cukup untuk menghasilkan lagu yang bagus.

Dengan lirik yang terlalu sederhana dan aransemen yang terasa seperti lagu anak sekolah, lagu ini terdengar lebih seperti kampanye moral yang dipaksa menjadi pop. Pesan persatuan ras memang mulia, tetapi cara penyampaiannya membuat lagu ini sulit untuk dinikmati tanpa merasa janggal.

Produksi khas tahun 1980-an yang terlalu lembut menambah kesan cengeng dan berlebihan. Kedua musisi ini jelas punya kapasitas luar biasa, tetapi ‘Ebony and Ivory’ membuktikan bahwa bahkan dua jenius pun bisa menghasilkan karya yang membosankan.

5. ‘Disco Duck’ – Rick Dees and His Cast of Idiots

‘Disco Duck’ mungkin dimaksudkan sebagai lagu lucu, tapi hasil akhirnya justru membuat banyak orang ingin menutup telinga. Lagu ini berisi efek suara seperti bebek bicara yang berpadu dengan musik disko, menciptakan kombinasi paling aneh yang pernah mencapai posisi nomor satu.

Alih-alih satire cerdas seperti karya Weird Al Yankovic, lagu ini hanya terasa seperti lelucon yang terlalu dipaksakan. Namun, anehnya, lagu ini justru sukses besar secara komersial dan membuat Rick Dees menjadi nama besar di dunia radio.

‘Disco Duck’ adalah contoh sempurna dari bagaimana selera publik kadang tidak bisa dijelaskan secara logis. Ia konyol, menjengkelkan, tapi entah bagaimana berhasil menjadi hit besar yang mungkin karena orang-orang hanya ingin menertawakan kebodohan itu bersama-sama.

Popularitas memang tidak selalu berarti kualitas, dan lima lagu di atas adalah buktinya. Musik seharusnya meninggalkan kenangan indah, bukan rasa malu setiap kali diputar ulang. Jadi, dari semua lagu yang pernah kamu dengar, adakah satu lagu nomor satu yang menurutmu seharusnya tidak pernah dibuat sama sekali?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Hype

See More

5 Lagu Paling Buruk yang Pernah Menguasai Tangga Lagu Dunia

22 Nov 2025, 15:01 WIBHype