Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Lagu Indonesia tentang Dampak Buruk dari Broken Home, Bikin Ambyar

Last Child (instagram.com/mylastchild)
Last Child (instagram.com/mylastchild)
Intinya sih...
  • Kondisi rumah tangga tak sehat menyebabkan ketidaknyamanan dan luka emosional
  • Lagu-lagu Indonesia menyoroti dampak buruk keluarga broken home pada anak-anak
  • Mengekspresikan kepedihan, iri, dan frustasi dari perspektif anak dan istri dalam keluarga broken home

Kondisi rumah tangga yang tak lagi sehat secara fungsional dan emosional bisa menyebabkan hadirnya ketidaknyamanan. Situasi itu melukai pihak yang terlibat di dalamnya, baik pasangan yang jadi korban hingga anak. Kondisi broken home itu sering dibahas dalam lagu Indonesia. 

Ada enam lagu Indonesia tentang dampak buruk dari broken home. Liriknya tidak hanya berfokus menyuarakan rasa frustrasi, melainkan hidup yang tidak lagi terasa baik-baik saja karena harus menghadapinya. Maka dari itu, lagunya dianggap cukup sesuai dengan kenyataan yang ada. Yuk, simak!

1. "Diary Depresiku" - Last Child

“Diary Depresiku” mengawali liriknya dengan membahas cuaca malam saat hujan yang seolah menyesuaikan dengan luka hati si anak broken home. Ia merasa, luka hatinya itu tidak dapat disembuhkan. Dalam liriknya, si anak digambarkan memiliki sosok ayah yang meninggalkan keluarga dan membuat mereka kelaparan.

Lagu ini menyoroti dampak buruk dari kehilangan figur seorang ayah dalam perceraian yang membuat sang anak tidak merasa dicintai. Ia jadi merasa iri pada orang lain yang dapat berbahagia dengan kebahagiaan di rumahnya masing-masing, berkat kehadiran keluarga harmonis. Pada akhirnya, si anak melampiaskan kepedihannya itu dengan mencoba minuman keras hingga menyakiti diri sendiri. Ia membiarkan dirinya tenggelam dalam kehidupan yang kelam.

2. "Jinna (Belasan dalam Pelarian)" - Slank

“Jinna (Belasan Dalam Pelarian)” juga menyoroti dampak buruk bagi anak yang kehilangan figur orangtua dalam hidupnya. Gadis bernama Jinna dalam lagu ini digambarkan tidak memiliki tempat untuk mencurahkan isi hatinya. Ayahnya adalah preman dan ibunya pun tidak memedulikannya.

Pada akhirnya, Jinna menjadikan laki-laki jalanan sebagai pelarian demi mendapatkan perhatian yang tidak dia dapatkan dari orangtuanya. Kehidupannya semakin kelam saat dia mulai menyalahgunakan narkoba dan terjerat dalam seks bebas. Ia pun sudah kabur dari rumahnya, hidup di jalanan, dengan binar harapan yang sudah lenyap dari matanya.

3. "Indah Tak Sempurna" - Stand Here Alone

“Indah Tak Sempurna” mengekspresikan keluarga broken home dari perspektif seorang anak yang turut terpuruk karena orangtuanya. Anak tersebut merasa tidak dihargai sebagai buah hati dari orangtuanya. Ia melihat bagaimana kedua sosok yang seharusnya memberikannya kenyamanan itu justru tak bisa menghentikan pertengkaran di antara mereka.

Pertengkaran itu digambarkan sebagai hal yang rumit dan terjadi berulang kali. Sebab, pihak ibu tak berhenti mengucapkan makian. Sedangkan pihak ayah juga melakukan kekerasan pada istrinya. Sang anak yang menyaksikan kekacauan ini menyadari kebencian yang memenuhi keluarganya. Ia berakhir memahami, bahwa ikrar pernikahan orangtuanya yang bersumpah untuk saling menjaga dan mencintai berakhir tidak terlaksana.

4. "Taruh" - Nadin Amizah

“Taruh” tidak secara gamblang mengungkap tentang keluarga broken home di liriknya. Meskipun begitu, lagu ini mengekspresikan perasaan takut akan cinta karena terbiasa menyaksikan konflik dengan teriakan berupa makian kasar sejak kecil. Hal itu sering dialami anak yang orangtuanya tidak akur. 

Lagu ini menyuarakan ketakutan mendalam, hingga menganggap cinta sebagai hal menyeramkan alih-alih indah. Sosok yang digambarkan dalam liriknya menilai cinta selayaknya taruhan, karena takut akan mengalami kehancuran seperti yang disaksikan sewaktu masih kecil. Bagi mereka yang broken home, ketakutan semacam itu terkesan manusiawi. Seperti yang dibahas dalam liriknya, cinta itu tidak mudah dan mustahil dijalani secara sembarangan.

5. "Hati yang Luka" - Betharia Sonatha

“Hati yang Luka” menyuarakan pedihnya hidup dalam broken home dari perspektif seorang istri. Sang istri digambarkan berjuang keras untuk mengalah demi menjaga rumah tangganya. Meski begitu, dia justru menjadi korban kekerasan dari suaminya, baik secara fisik maupun emosional. Ia merasa diperlakukan dengan semena-mena. 

Lagu ini mengekspresikan kepedihan mendalam dari seorang istri yang terjebak dalam penderitaan. Sang istri pun sadar, bahwa semua janji untuk mendapat kebahagiaan dalam pernikahan itu tidak ditepati oleh pasangannya. Ia memilih meminta untuk berpisah, karena tak sanggup lagi menghadapinya.

6. "Minta Cerai" - Trio Macan

Hilangnya peran seorang suami yang tidak dapat diandalkan, hingga membuat keluarga jadi broken home dibahas di “Minta Cerai” dari Trio Macan. Lagu ini menyuarakan penderitaan dari perspektif seorang istri yang jadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Ia juga tidak mendapatkan nafkah dari pasangannya. 

Liriknya mengekspresikan rasa frustrasi, karena hidup melarat akibat suami yang bermalas-malasan dengan tidak mau mencari kerja. Ia merasa hidupnya hancur karena sering dipukuli hingga dimaki oleh pasangannya yang tak bertanggung jawab. Pada akhirnya, rumah tangga itu berujung pada perpisahan karena pihak istri yang tak lagi sanggup menerima perlakuan buruk tersebut.

Seperti yang diungkapkan dalam lagu Indonesia tentang dampak buruk dari broken home, keluarga yang tidak lagi harmonis dapat menimbulkan luka hati bagi pihak yang terlibat. Liriknya menyuarakan kepedihan karena harus menghadapi rumitnya situasi tersebut dengan tepat. Bagi kamu yang mengalami hal serupa, liriknya mungkin bisa mewakili perasaanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us