5 Fakta Film Licorice Pizza, Perjalanan Dua Remaja Era 70-an

Pernahkah kamu mendengar tentang film Licorice Pizza? Film coming-of-age Amerika Serikat ini dirilis pada 26 November 2021 dan langsung menarik perhatian banyak orang. Film ini bercerita tentang dua remaja yang menjalin pertemanan dan ketertarikan romantis di San Fernando Valley, California, pada awal tahun 1970-an.
Licorice Pizza mendapatkan banyak pujian atas aktingnya, penyutradaraannya, dan naskahnya. Film ini bahkan dinominasikan untuk tiga Academy Awards, termasuk Best Picture, Best Director, dan Best Original Screenplay.
Nah, sebelum kamu nonton filmnya, ada baiknya kamu tahu dulu beberapa fakta menarik di balik layar Licorice Pizza yang mungkin belum kamu ketahui. Berikut adalah lima fakta menariknya. Yuk, simak!
1. Licorice Pizza terinspirasi dari kisah nyata William Holden

Karakter Jack Holden dalam Licorice Pizza bukan hanya sekedar fiksi, tetapi memiliki akar yang kuat dalam realitas. Terinspirasi oleh aktor legendaris William Holden, karakter ini membawa nuansa klasik Hollywood ke layar. Yang lebih mengejutkan, George DiCaprio, ayah dari bintang terkenal Leonardo DiCaprio, menghidupkan karakter ini dengan sentuhan pribadi. George, yang memiliki latar belakang bisnis waterbed di era yang sama, memberikan dimensi tambahan pada perannya yang mencerminkan bisnis serupa dalam narasi film.
Di sisi lain, kehadiran George DiCaprio memberikan lapisan ironi dan nostalgia, mengingatkan kita pada masa ketika waterbed merupakan simbol kemewahan dan inovasi. Penampilannya tidak hanya menghormati masa lalu tetapi juga menambah kedalaman pada cerita, menghubungkan masa lalu dengan masa kini melalui seni akting.
2. Licorice Pizza memilih pendatang baru untuk peran utama

Cooper Hoffman dan Alana Haim, meskipun baru dalam dunia akting, telah menunjukkan bakat luar biasa yang melampaui ekspektasi. Keduanya berhasil mengambil peran utama, mengalahkan aktor berpengalaman seperti Bradley Cooper dan Sean Penn dalam proses casting. Ini menunjukkan keberanian sutradara dalam memilih talenta yang belum teruji namun memiliki potensi besar.
Kemampuan mereka untuk menghidupkan karakter dengan keaslian dan kehangatan memberikan energi segar pada film. Kehadiran mereka di layar menjadi bukti bahwa bakat alami dapat bersinar terang, bahkan di antara nama-nama besar di industri.
3. Licorice Pizza memiliki proses casting yang unik

Paul Thomas Anderson, sutradara yang dikenal akan pendekatannya yang inovatif, mengambil langkah tak terduga dalam proses casting Cooper Hoffman. Dengan cara yang tidak konvensional, dia meminta Hoffman untuk melakukan bacaan naskah dengan Alana Haim, tanpa memberitahu bahwa itu adalah bagian dari audisi. Ini menciptakan suasana yang lebih otentik dan memungkinkan kemampuan alami Hoffman untuk bersinar.
Metode ini tidak hanya mengejutkan Hoffman tetapi juga membantu menangkap esensi interaksi karakter yang tidak terpaksa. Ini adalah contoh bagaimana Anderson mendorong batas-batas tradisional casting untuk menemukan kecocokan yang sempurna untuk filmnya.
4. Licorice Pizza dibuat oleh orang-orang yang memiliki hubungan personal yang mendalam

Hubungan antara Paul Thomas Anderson dan Alana Haim lebih dari sekadar profesional. Anderson memiliki ikatan yang mendalam dengan keluarga Haim, yang dikenal dengan kreativitas mereka. Ibu Alana, yang mengajar Anderson seni ketika dia masih anak-anak, memberikan pengaruh yang signifikan dalam kehidupan dan karya Anderson.
Koneksi ini memberikan latar belakang yang kaya untuk kolaborasi mereka dalam Licorice Pizza, di mana setiap adegan yang melibatkan Alana dipenuhi dengan keintiman dan pemahaman yang hanya bisa datang dari hubungan yang telah lama terjalin.
5. Licorice Pizza menggunakan peristiwa nyata untuk mendorong narasi

Licorice Pizza tidak hanya mengambil inspirasi set dari era 70-an tetapi juga memanfaatkan peristiwa nyata seperti krisis bahan bakar dan pelarangan mesin pinball untuk memperkaya narasi. Krisis bahan bakar, misalnya, tidak hanya menjadi latar belakang tetapi juga elemen kunci yang mempengaruhi dinamika karakter dan plot.
Sementara itu, pelarangan mesin pinball menambahkan dimensi lain pada cerita, mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang terjadi pada waktu itu. Penggunaan peristiwa nyata ini memungkinkan penonton untuk merasakan dampak sejarah dalam kisah yang diceritakan, membuat Licorice Pizza menjadi lebih dari sekadar film Hollywood semata.
Film ini gak cuma menghibur, tapi juga bisa bikin kamu mikir dan merenungkan banyak hal. Kalau kamu penasaran sama ceritanya, langsung aja tonton filmnya. Dijamin kamu gak bakalan nyesel. Jadi, siapkan pizza dan selamat menikmati film Licorice Pizza!