Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meghan Markle dan Kemewahan Slow Life

With Love, Meghan (dok. Netflix/With Love, Meghan)

Anggota keluarga Kerajaan Inggris, Meghan Markle baru saja merilis reality show barunya di Netflix dengan judul With Love, Meghan (2025). Di acara itu, Markle mengundang beberapa teman dan tamu ke dapur sebuah rumah peternakan untuk memasak dan menikmati hidangan "sederhana" buatannya. 

Namun, bukannya dapat citra relatable alias napak tanah, Markle justru menuai pro dan kontra. Hujatan bahkan mengiringi perilisannya. Orang seolah dibikin sadar kalau gaya hidup slow ala dirinya sebenarnya adalah sebuah kemewahan. Bagaimana bisa? Mari kupas bersama fenomena kultural yang terjadi. 

1. Idenya gak benar-benar baru, mengingatkan kita pada beberapa influencer dan publik figur lain

Meghan Markle di reality show With Love, Meghan (dok. Netflix/With Love, Meghan)

Ide With Love, Meghan sebenarnya gak bisa dibilang benar-benar segar. Banyak yang menyandingkannya dengan The Martha Stewart Show, Nigella Kitchen, Selena + Chef, dan Goop miliknya Gwyneth Paltrow. Gak sedikit juga yang membandingkan Meghan Markle dengan beberapa pemengaruh di media sosial. Yakni, Nara Smith (@naraaziza), model yang belakangan gemar bikin konten masak dari nol di dapur pribadinya dengan konsep ASMR dan pakaian modis, serta Hannah Neeleman (@ballerinafarm), ibu rumah tangga lulusan Julliard yang membuat konten masak di rumah peternakannya yang super luas.

Bila diperhatikan, sosok-sosok yang dibandingkan dengan Markle adalah pemengaruh dan publik figur yang disebut sudah punya platform dan privilese terlebih dahulu. Martha Stewart dan Nigella Lawson adalah profesional di bidang kuliner yang dapat kontrak dari televisi. Selena Gomez adalah aktris cilik jebolan Disney yang menjelma jadi publik figur high profile. Sementara, Gwyneth Paltrow adalah aktris papan atas Holywood. 

Nara Smith merupakan model sekaligus istri model yang pernah viral pada 2010-an, Lucky Blue Smith. Sementara, Hannah Neeleman bisa menikmati kehidupan ala slow life sejak dinikahi petinggi perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat. Sama seperti beberapa pembandingnya tadi, Meghan Markle juga punya platform strategis seiring dengan statusnya sebagai bagian dari keluarga Kerajaan Inggris sejak menikah dengan Pangeran Harry pada 2018. 

2. Penonton ditampar realitas bahwa slow life tidak untuk semua orang

With Love, Meghan (dok. Netflix/With Love, Meghan)

Markle lewat acara itu tidak memberi tips masakan yang mudah dan cepat seperti yang dibutuhkan orang yang harus bekerja. Sebaliknya, tips yang ia beri justru cara mengelevasi alias menaikkan level makanan lewat tampilannya. Alih-alih menapak tanah, Meghan Markle justru menguarkan kesan kalau ia punya semua waktu di dunia untuk melakukan hal-hal yang relatif nonesensial. 

Lewat reality show itu, penonton dibikin sadar kalau gaya hidup slow ala yang digaungkan beberapa publik figur ternyata tidak benar-benar bisa jadi antidot dari hustle culture (budaya kerja keras). Nyatanya untuk bisa menganut slow life ala Markle, orang harus mencapai kebebasan finansial terlebih dahulu dan itu bukan proses yang mudah. Kenyataannya, masih banyak orang yang harus bekerja keras untuk sekadar bertahan hidup.

3. Bahan pangan segar adalah kemewahan di beberapa negara

With Love, Meghan (dok. Netflix/With Love, Meghan)

Kasus Meghan Markle juga jadi sensitif karena keberadaan bahan pangan segar, bahkan berlabel organik dan ditanam sendiri. Terutama di Amerika Serikat yang merupakan domisili Meghan Markle dan keluarganya saat ini, bahan pangan segar ternyata sebuah kemewahan seiring dengan naiknya harga kebutuhan sehari-hari dan berlakunya kebijakan tarif barang impor dari Meksiko dan Kanada yang ditetapkan pemerintah Trump. Tidak seperti di banyak negara, penduduk Amerika Serikat seringkali menjatuhkan pilihan pada bahan pangan beku dan ultra-proses yang harganya lebih murah serta aksesibilitasnya tinggi. 

Tak pelak, bahan makanan segar dan mentah jadi semacam simbol kesejahteraan di sana. Hanya orang-orang berada yang bisa mengaksesnya dan Markle salah satunya. Gak heran kalau Markle dianggap tak menapak tanah, bahkan mulai disamakan dengan Marie Antoinette yang bisa hidup nyaman di tengah kacau balaunya dunia. 

Namun, Markle tak kehilangan target pasarnya, kok. Untuk beberapa orang yang mendambakan kehidupan santai dan tanpa beban, reality show itu bisa jadi media eskapisme yang ideal. Bagaimana denganmu? Apakah kamu salah satu yang menikmati reality show yang bakal lanjut musim keduanya itu? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us