Sebelum viral di TikTok sebagai musik jedag jedug, jenis musik seperti ini ternyata memiliki sejarah perjalanan yang cukup panjang. Musisi, konten kreator musik, sekaligus mantan personel Weird Genius, Gerald Liu, memetakan akar jenis musik ini sudah ada sejak era 90-an.
Menurutnya, di era itu sudah mulai banyak jenis musik elektronik yang populer. Setelah itu, musik elektronik ini mulai banyak dikulik para musisi dan juga DJ sehingga menciptakan cabang-cabang genre yang terinspirasi dari musik elektronik. Contohnya yang sangat populer di era 2010-an kala itu adalah genre musik Dutch House. Karya-karya dari DJ seperti Afrojack dan juga R3hab sangat terkenal di Indonesia.
"Itu saya inget banget naik di Indonesia sekitar 13 tahun lalulah, udah mulai naik tuh, gara-gara adanya YouTube, dulu ada Myspace, itu kan membantu banget secara persebaran musik. Tapi kalau JJ saya sih baru melihatnya naik itu gara-gara TikTok," jelas Gerald.
Di Indonesia sendiri, musik elektronik ternyata juga punya kedekatan dengan budaya lokal masyarakat beberapa daerah. Sebab menurut Gerald, jenis musik dengan gaya seperti jedag jedug ini sudah dikenal lama oleh masyarakat daerah, bahkan sebelum viral dan populer di TikTok.
Namun, penyebutan untuk musik semacam itu berbeda-beda tergantung dari asal daerahnya sendiri.
"Menurut saya musik kayak JJ itu salah satu branch dari musik rakyat yang lebih ke elektronik. Ini sendiri sebenernya origin-nya banyak. Kalau misalnya di sini disebut JJ, cuma kalau misalnya di Manado ada yang namanya Distan atau Disco Tanah, di Makassar ada yang namanya Jungle Breaks, di Sumatera juga Jungle Breaks, cuma kalau di Jawa itu dulu sering banget disebutnya Breakbeat. Sekarang juga yang lagi moderen sedang naik juga namanya Indo Bounce, contohnya Whisnu Santika itu salah satu pelaku Indo Bounce," lanjut Gerald.