Membedah Tren Musik Jedag Jedug, Indo Bounce yang Makin Digandrungi

Yogyakarta, IDN Times - Kamu yang aktif membuat konten atau sekadar memantau linimasa dan FYP TikTok, mungkin sudah gak asing lagi dengan istilah 'musik jedag jedug.' Musik jenis ini sering banget dipakai oleh warga TikTok, untuk menyemarakkan konten-konten video yang mereka buat.
Gara-gara sering dipakai, musik jedag jedug atau biasa disebut JJ juga kerap viral bahkan dipakai oleh warganet luar negeri. Nama-nama seperti DJ Prengky Gantay hingga DJ Desa tak hanya didengarkan oleh netizen lokal, tapi disukai hingga mancanegara.
Usut punya usut, cikal bakal genre seperti musik jedag jedug ini telah lama populer di Indonesia. Bahkan di beberapa daerah, musik ini terkenal hingga jadi budaya tersendiri.
IDN Times bersama musisi Gerald Liu dan Mardial mencoba mengulik sejarah tren jedag jedug ini. Bagaimana awal mulanya?
1. Perjalanan musik jedag jedug hingga viral di TikTok, nama awalnya bukan itu

Masyarakat Indonesia mulai familiar dengan musik jedag jedug karena perkembangan pesat TikTok. Kepopuleran tersebut dimulai sejak tahun 2018-2019, di mana mulai bermunculan kreator-kreator yang menggunakan musik jedag jedug di konten-konten yang mereka unggah.
Vinky YT menjadi salah satu kreator pertama yang mengaku membawa tren jedag jedug alias JJ ke TikTok. Awalnya, pria asal Kalimantan Selatan ini telah mengenal musik jedag jedug sejak 2018. Saat itu, ia mengaku masih sebagai video content editor yang membuat video-video dengan menggunakan musik jedag jedug.
Jedag jedug sendiri awalnya bukan merupakan sebutan untuk jenis musik yang diketahui khalayak umum seperti sekarang. Jedag jedug dulu merupakan sebutan untuk video konten, yang pergerakan animasinya mengikuti beat dari musik elektronik yang dipakai sebagai backsound.
Hal ini juga diamini oleh kreator jedag jedug lainnya, Ikky Pahlevi. Pria yang sudah mulai menggeluti musik elektronik semacam jedag jedug sejak 2017, menyebut bahwa istilah jedag jedug karena ramai pembuatan konten video yang mengikuti irama beat musik elektronik.
"Kalau jedag jedug itu yang nyiptain (istilahnya) yang edit-edit (video) itu, anak CapCut. Kalau genre-genre ini gak ada istilah jedag jedug. Dari dulu sebutannya funky-funky namanya atau Breakbeat," ujarnya.
2. Sejarah musik jedag jedug menurut para musisi Indonesia
Sebelum viral di TikTok sebagai musik jedag jedug, jenis musik seperti ini ternyata memiliki sejarah perjalanan yang cukup panjang. Musisi, konten kreator musik, sekaligus mantan personel Weird Genius, Gerald Liu, memetakan akar jenis musik ini sudah ada sejak era 90-an.
Menurutnya, di era itu sudah mulai banyak jenis musik elektronik yang populer. Setelah itu, musik elektronik ini mulai banyak dikulik para musisi dan juga DJ sehingga menciptakan cabang-cabang genre yang terinspirasi dari musik elektronik. Contohnya yang sangat populer di era 2010-an kala itu adalah genre musik Dutch House. Karya-karya dari DJ seperti Afrojack dan juga R3hab sangat terkenal di Indonesia.
"Itu saya inget banget naik di Indonesia sekitar 13 tahun lalulah, udah mulai naik tuh, gara-gara adanya YouTube, dulu ada Myspace, itu kan membantu banget secara persebaran musik. Tapi kalau JJ saya sih baru melihatnya naik itu gara-gara TikTok," jelas Gerald.
Di Indonesia sendiri, musik elektronik ternyata juga punya kedekatan dengan budaya lokal masyarakat beberapa daerah. Sebab menurut Gerald, jenis musik dengan gaya seperti jedag jedug ini sudah dikenal lama oleh masyarakat daerah, bahkan sebelum viral dan populer di TikTok.
Namun, penyebutan untuk musik semacam itu berbeda-beda tergantung dari asal daerahnya sendiri.
"Menurut saya musik kayak JJ itu salah satu branch dari musik rakyat yang lebih ke elektronik. Ini sendiri sebenernya origin-nya banyak. Kalau misalnya di sini disebut JJ, cuma kalau misalnya di Manado ada yang namanya Distan atau Disco Tanah, di Makassar ada yang namanya Jungle Breaks, di Sumatera juga Jungle Breaks, cuma kalau di Jawa itu dulu sering banget disebutnya Breakbeat. Sekarang juga yang lagi moderen sedang naik juga namanya Indo Bounce, contohnya Whisnu Santika itu salah satu pelaku Indo Bounce," lanjut Gerald.
3. Jedag jedug adalah evolusi musik elektronik dance yang kental dengan unsur lokal

Perkembangan musik elektronik dance yang jadi cikal bakal jedag jedug sebenarnya cukup menarik. Menurut Mardial, yang juga merupakan seorang DJ dan musisi, musik-musik bergenre Dutch House dan Breakbeat sangat populer digaungkan di kelab-kelab malam era 2000-an.
Lalu, musik tersebut berevolusi di tangan DJ-DJ Indonesia yang memasukkan unsur-unsur lokal seperti dangdut dan lain-lain, ke dalam beat-beat-nya sehingga lagu-lagu Breakbeat tersebut memiliki ciri khas tersendiri dan akhirnya muncul penyebutan sebagai Indo Bounce.
"Musik Breakbeat Indonesia punya ciri khas tersendiri, cuma ada era di mana tahun 2000-an akhir hampir 2010, itu Dutch House berkembang banget di Indonesia. Nah, unsur Dutch House-nya itu diambil lagi nih sama anak-anak Breakbeat-nya. Jadi kayak, yang jedag jedug sekarang karakteristik suaranya itu udah penggabungan dari Breakbeat lokal dan Dutch House. Akhirnya si DJ-DJ-nya sendiri nih, menamakan musiknya itu lebih ke Indo Bounce," katanya.
Mardial juga setuju seperti yang diungkapkan oleh Ikky Pahlevi, jika jedag jedug sebenarnya bukan ditujukan untuk penyebutan jenis musik, melainkan untuk jenis video yang mengikuti irama beat dari backsound yang dipakai. Terlebih, sebutan JJ ini sendiri datang bukan dari sang pembuat musik atau DJ-nya, melainkan diciptakan sendiri oleh para pendengarnya.
"Nah, penggunaan kata jedag jedug itu justru diprakarsainya bukan para pelaku, tapi sama orang-orang yang menggunakan TikTok. Kan populer juga istilah jedag jedug itu bukan cuma di musiknya tapi di video editing. Pada saat era CapCut masuk, orang mulai banyak bilang, 'Bang bikin video jedag jedug,' mereka bilangnya udah bukan musik lagi tapi video. Karena menggunakan musik itu, tapi dengan karakteristik editan ala jedag jedug yang juga punya ciri khas," jelas Mardial.
4. Apakah jedag jedug bisa masuk arus utama musik Indonesia?
Dengan kepopuleran musik jedag jedug saat ini, lagu-lagu mainstream sudah mulai menggunakan beat-beat yang senada dengan musik jedag jedug, Dutch House, atau Breakbeat, demi menggaet perhatian para pendengarnya.
Menurut Gerald, tren ini tentu akan terus berkembang sesuai dari permintaan pasar dan juga platformnya itu sendiri, dalam hal ini TikTok. Perubahan minat warganet dan kebijakan platform, akan sangat mempengaruhi eksistensi tren musik jedag jedug untuk ke depannya.
"Tren ini akan bergulir, orang akan bosan dengan sesuatu yang kayak, 'Ah lagu langsung dijedag jedugin. Gak mau, aku pengin nikmatin (lagunya) dari awal,' bisa aja gitu kan," kata eks personel Weird Genius ini.
Dengan begitu, meski musik jedag jedug masih akan populer dalam beberapa waktu ke depan, namun tren dari permintaan pendengar akan tetap mengalami pergeseran.
Seperti yang dicontohkan Gerald Liu, kini mungkin pendengar lebih suka musik jedag jedug yang langsung to the point. Namun di masa yang akan datang, mungkin orang-orang akan lebih suka dengan musik jedag-jedug yang dinamis dan memiliki beat yang naik-turun serta durasi panjang.