9 Momen Tak Terduga yang Pernah Terjadi di Grammy Awards 

Penampilan Bob Dylan saat menyanyikan lagu “Love Sick” di Grammy pada 1998 menjadi momen tak terduga yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang. Pada saat itu, salah satu penari latar Bob Dylan yang bernama Michael Portnoy tiba-tiba naik ke atas panggung dengan bertelanjang dada.

Tulisan "Soy Bomb" pada dadanya mencuri perhatian penonton selagi ia menari dengan penuh semangat di sebelah Dylan. Sementara itu, Dylan yang tampak kebingungan dengan aksi Portnoy tetap melanjutkan penampilannya, seakan tidak terpengaruh dengan kejadian tersebut. Hingga tak lama setelahnya, Portnoy diturunkan oleh petugas keamanan.

Dalam sebuah wawancara pada media, Portnoy menjelaskan bahwa tulisan "Soy Bomb" pada dadanya adalah puisi dua kata yang dikombinasikan dalam bahasa Spanyol dan Inggris. Aksinya pada ajang Grammy itu ditujukan untuk memberikan pesan bahwa seni sudah terlalu dikomersilkan.  

Pada saat itu, Grammy memilih untuk tidak mengajukan tuntutan pada Michael Portnoy. Namun, sebagai gantinya, Portnoy tidak dibayar untuk pekerjaannya tersebut.

Eminem adalah salah satu artis paling kontroversial di awal era 2000-an. Kala itu, albumnya yang bertajuk The Marshall Mathers LP menuai kontroversi karena liriknya yang mengandung homofobik hingga rapper itu hampir dilarang memasuki Kanada.

Meskipun menuai banyak kecaman keras, tapi album tersebut berhasil masuk ke dalam empat nominasi Grammy. Eminem juga turut diundang untuk tampil di ajang penghargaan tersebut. Publik dibuat terkejut saat Grammy mengumumkan bahwa Eminem akan berkolaborasi di atas panggung dengan Elton John yang merupakan ikon gay.

Bahkan, kelompok advokasi LGBTQ, seperti GLAAD, merilis pernyataan bahwa mereka terkejut atas penampilan duo yang tidak terduga itu. Mereka tidak percaya bahwa John akan berbagi panggung dengan Eminem yang kata-kata dan tindakannya mempromosikan kebencian dan kekerasan.

Dalam penghargaan tersebut, Eminem menyanyikan lagunya yang berjudul “Stan,” sementara Elton John memainkan piano dan menyanyikan bagian chorus dari lagu tersebut yang seharusnya dinyanyikan oleh Dido. Di akhir penampilannya, keduanya berpelukan dan berpegangan tangan.

Pada 1989, Grammy mengeluarkan nominasi baru untuk penghargaan Best Hard Rock/Heavy Metal Performance. Metallica dan Jane’s Addiction digadang-gadang akan memenangkan nominasi tersebut. Kemenangan Jethro Tull dianggap sebagai lelucon yang besar.

Perlu diketahui bahwa selama pembacaan nominasi, pembawa acara Alice Cooper dan Lita Ford terus membuat lelucon. Hal itu membuat penonton curiga bahwa kemenangan Jethro Tull yang diumumkan sebenarnya hanyalah lelucon belaka.

Namun, kemenangan Jethro Tull di Grammy untuk nominasi Best Hard Rock/Heavy Metal Performance adalah benar dan justru disambut oleh keheningan penonton, bukan tepuk tangan seperti biasa. Ada jeda dua menit sebelum akhirnya penonton tertawa dan mengira bahwa Cooper hanya bercanda.

Tak hanya itu, lebih buruknya lagi, Jethro Tull tidak hadir di acara Grammy. Mereka disarankan untuk tidak hadir karena diberitahu bahwa tidak ada kemungkinan bahwa band Jethro Tull akan menang, mengingat saingan mereka yang cukup berat.

Untuk menghindari kejadian serupa di tahun berikutnya, Grammy pun membagi Hard Rock dan Heavy Metal menjadi dua nominasi penghargaan yang terpisah.

Milli Vanilli, duo beranggotakan Rob Pilatus dan Fab Morvan, menggebrak dunia musik Amerika Serikat dengan album hit mereka bertajuk Girl You Know It’s True. Tiga lagu pada album mereka berhasil menduduki peringkat pertama hingga membuat keduanya dinominasikan untuk penghargaan Best New Artist.

Setelah membawa pulang piala Grammy, sembilan bulan kemudian terungkap bahwa mereka melakukan lip sync, begitu pula dengan penampilan live mereka. Duo tersebut sempat merasa bersalah dengan apa yang telah mereka lakukan dan menyarankan untuk memberikan hadiah tersebut kepada John Davis, Brad Howell, dan Charles Shaw yang merupakan penyanyi sebenarnya di album itu.

Hingga pada 20 November 1990, Pilatus dan Morvan menggelar konferensi pers secara resmi untuk mengembalikan piala kemenangan mereka pada Grammy. Hal itu dilakukan tepat satu hari setelah Michael Green, kepala Recording Academy, mencabut hadiah tersebut.

Momen Will Smith saat di Oscar ternyata bukan satu-satunya kontroversi yang pernah ia hadapi di acara penghargaan. Pada 1989, Will Smith dan DJ Jazzy Jeff pernah memboikot Grammy karena nominasinya, Best Rap Performance, tidak ditayangkan di siaran televisi.

Acara Grammy 1989 saat itu mengumumkan bahwa mereka hanya menayangkan apa yang mereka anggap sebagai 16 penghargaan teratas. Penghargaan untuk nominasi rap tidak termasuk.

Dalam wawancara bersama Entertainment Tonight, Will Smith mengungkapkan bahwa ia tidak ada masalah dengan institusi Grammy. Hanya saja, ia tidak setuju mengapa nominasinya tidak ditayangkan, sementara nominasi lainnya ditayangkan secara live.

Meski tidak menghadiri acara Grammy, Jeff dan Smith berhasil memenangkan nominasi tersebut untuk lagu mereka yang berjudul “Parents Just Don't Understanding”. Pada tahun berikutnya, Grammy memutuskan untuk menayangkan kategori tersebut di televisi dan rapper, seperti Jay-Z dan Public Enemy, ikut memboikot Grammy untuk acara ke depannya karena mereka berpikir bahwa Grammy tidak menghormati artis kulit hitam dengan menolak memberikan pujian yang layak untuk rap dan hip hop.

Pada Grammy 2000, Jennifer Lopez berhasil mencuri perhatian publik dengan gaun hijau milik Versace yang ia kenakan saat itu. Bahkan, saking banyaknya permintaan foto untuk gaun tersebut, menjadi alasan Google akhirnya menciptakan fitur Google Images pada peramban mereka.

Ada cerita menarik di balik gaun ikonik yang dikenakan J.Lo! Ternyata, itu merupakan keputusan yang di ambil oleh stylist Lopez di menit-menit terakhir J.Lo ke Grammy.

Sebelum melakukan fitting terakhir, stylist J.Lo melihat gaun hijau tersebut di jendela butik Versace. Ia memutuskan untuk menukarkan pakaian yang telah direncanakan sebelumnya dengan gaun tersebut.

Tidak disangka, gaun hijau itu ternyata sukses memecah rekor di internet dan membuat Google terinspirasi untuk menciptakan Google Images. Dalam sebuah esai di tahun 2015, mantan CEO Google, Eric Schmidt, menulis bahwa Google menerima rekor dalam jumlah permintaan pencarian untuk foto gaun tersebut. Saat itu, ia menyadari bahwa timnya perlu mengembangkan fungsi pencarian gambar.

Setelah Kanye West mengganggu pidato kemenangan Taylor Swift di Video Music Awards pada 2009, mantan suami Kim Kardashian itu juga hampir melakukan hal serupa kepada Beck di Grammy 2015. Alasannya sama, yakni karena tidak terima dengan kekalahan Beyonce.

Beck yang mengalahkan Beyonce dalam penghargaan Album of the Year naik ke atas panggung untuk menerima piala kemenangannya. West melakukan hal yang sama, mendekati mikrofon sebelum akhirnya berbalik dengan cepat.

Beck sempat melambai kepadanya untuk kembali naik ke atas panggung, namun rapper itu sudah duduk di kursi dan tertawa bersama penonton. Walaupun terlihat bercanda selama acara berlangsung, Kanye West mengungkapkan pada E! setelah itu bahwa seharusnya Beck memberikan penghargaannya kepada Beyonce.

Pada Grammy 2011, Lady Gaga tidak tampil di red carpet dengan wujud aslinya. Pelantun “Bad Romance” itu justru datang dengan dibungkus cangkang telur raksasa yang dipanggul oleh empat orang pengawal berpakaian lateks.

Tak lama setelah itu, Lady Gaga "menetas" dari cangkangnya saat ia menampilkan single terbarunya “Born This Way” di atas panggung. Ia berhasil membawa pulang tiga piala Grammy pada saat itu.

Dalam sebuah wawancara, Gaga mengaku bahwa dirinya berada di dalam telur selama tiga hari. Wah, ternyata Lady Gaga totalitas banget untuk memberikan penampilan terbaiknya di Grammy, ya.

Grammy Awards 2012 menjadi momen penting untuk mengingat kematian Whitney Houston. Diva kelahiran tahun 1963 itu ditemukan meninggal dunia di kamar hotelnya, tepat satu hari sebelum ia menghadiri pesta pra-Grammy yang diadakan sebelum perhelatan Grammy.

Walaupun Houston tidak masuk ke dalam nominasi Grammy tahun itu, ia telah tercatat sebagai tamu undangan dalam acara penghargaan musik tersebut. Tak hanya itu, bahkan sang diva pun didapuk untuk menjadi pengisi acara dalam pesta pra-Grammy.

Kehilangan penyanyi legendaris secara mendadak membuat dunia dan komunitas musik berduka. Dalam penampilan menit terakhir di Grammy, Jennifer Hudson memberikan penghormatan pada Whitney Houston dengan menyanyikan lagu “I Will Always Love You."

Di akhir penampilannya, ia menyanyikan lirik, “Whitney, we love you.” Sontak penampilan Hudson tersebut mendapat tepuk tangan meriah yang emosional.

Tidak ada yang pernah menyangka bahwa deretan momen di atas akan terjadi di ajang penghargaan bergengsi seperti Grammy. Momen mana yang sukses bikin kamu terkejut? Tulis di kolom komentar, ya!