Kata Muhadkly Acho Soal 'Golden Scene' di Agak Laen: Menyala Pantiku!

Sutradara Muhadkly Acho mengakui bahwa "Golden Scene" tersebut adalah adegan paling menantang secara teknis dan waktu.

"Ya memang scene itu yang paling lama digarapnya. Gua masih inget banget itu digarap dari habis makan malam, terus kita pulang sampe jam 3 pagi waktu itu. Hanya untuk adegan yang 'penting' itu," jelasnya dalam konferensi pers di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2025).

Acho menambahkan bahwa prosesnya memakan waktu lama karena melibatkan banyak orang dan banyak pengambilan gambar.

"Mudah-mudahan worth it gitu hasilnya, karena memang itu melibatkan banyak orang, melibatkan shot yang banyak dan tentunya mereka pengen diulang-ulang adegan itu supaya mendapatkan feel-nya," tegas Acho yang diakhiri dengan candaan.

Produser Imajinari, Ernest Prakasa, juga ikut menegaskan betapa penting dan spesialnya adegan tersebut.

"Pokoknya scene itu saking pentingnya dan saking butuh konsentrasi tinggi, kita enggak mau latih itu di reading. Pas reading tuh enggak ada tuh, latihan kita langsung organis, natural gitu," tambahnya.

Sebagai konsultan penulis naskah, Bene Dion sengaja merahasiakan adegan tersebut dari ketiga pemeran lainnya. Ia hanya menyebut bahwa akan ada adegan lucu khusus di film kedua, membuat pemain lain penasaran sekaligus gelisah.

Indra Jegel mengaku sempat kesal karena Bene tak kunjung memberi bocoran. "Kita malah ya kesel lah sama Bene, maksudnya kayak kenapa sih harus dirahasiain gitu?" kata Jegel.

Ketika ditanya 1-2 kata untuk adegan itu, masing-masing pemain pun memberikan jawaban yang tak kalah kocak. Oki Rengga bilang "berbunga-bunga," Indra Jegel menyebutnya "mantep," sedangkan Bene Dion berkata "abadi." Boris Bokir juga mengomentari soal golden scene itu.

"Satu kata? Ini satu kesatuan sih sebenarnya. Mie instan," ungkapnya ambigu.

Selain adegan istimewa dalam film, Acho juga menanggapi anggapan bahwa Agak Laen: Menyala Pantiku! menggunakan komedi yang "nyerempet."

"Sebetulnya masalah pinggir jurang atau enggak kita nggak terlalu mikirin itu sih. Yang penting kan setiap adegan, setiap jokes itu harus ada konteksnya. Jadi selama itu tidak lepas dari konteksnya, harusnya sih itu tetap akan berjalan pada koridor yang benar," tuturnya.

Ia menegaskan kembali bahwa selama komedi masih berada dalam konteks cerita, maka seharusnya tidak ada masalah.

"Secara niat dan secara penulisan memang tidak diniatkan untuk kemana-mana. Cuma kalau ternyata dibilang 'nyerempet' atau apa, ya orang bebas berpersepsi. Tapi kalau kita lihat film ini secara utuh, secara kesatuan, semua adegan di situ ada konteksnya. Jadi aku sih nggak khawatir soal itu," pungkasnya.