5 Musisi yang Melebur Jazz dengan Beragam Genre

Meski erat dengan sejarah perdagangan budak trans-Atlantik, musik jazz perlahan identik dengan pendengar yang datang dari kalangan atas. Ada beberapa alasan, mulai dari dianggap lebih rumit dan abstrak, sampai kapitalisasi berlebih yang membuat tiket konser musik jazz relatif mahal adalah beberapa alasannya. Belum lagi pengaruh propaganda era Perang Dingin yang mencerabut jazz dari kehidupan kelas pekerja karena dianggap lekat dengan nilai-nilai kapitalisme dan liberalisme Barat.
Beberapa dekade kemudian, doktrin itu masih melekat kuat, terutama di negara-negara yang punya sejarah kelam soal perang ideologi masa itu. Hingga akhirnya pada 2010-an, jazz mulai aksesibel, termasuk di Indonesia. Konser-konser jazz mulai diadakan dengan target pasar anak muda. Di samping itu, kita juga makin mudah mendengar elemen jazz dalam berbagai lagu masa kini.
Seperti beberapa musisi yang melebur jazz dengan beragam genre berikut ini. Walau masih muda, mereka memadukan musiknya dengan beragam genre. Jazz yang dulunya terkesan eksklusif jadi makin aksesibel dan memikat di telinga.
1. Lola Young memasukkan elemen jazz dalam lagu-lagu R&B gubahannya
Dikenal luas berkat single "Messy", Lola Young ternyata memasukkan unsur jazz dalam musiknya. Dengarkan baik-baik perkusi yang ia pakai. Young yang sebenarnya mengusung R&B dan pop sebagai genre utamanya, ternyata berhasil bikin lagu-lagu unik karena elemen jazz di dalamnya. Popularitas musisi yang berhasil melepas album debut pada 2023 ini juga terdongkrak karena suaranya yang mentah, tapi kuat, serta lirik yang emotif.
2. Sam Fender mengusung genre indie rock, tetapi ada sentuhan jazz dan soul di lagunya
Dikenal sebagai musisi indie-rock yang lagu-lagunya peka isu sosial, Sam Fender ternyata banyak memasukkan elemen jazz dan soul dalam karyanya, lho. Lewat saxophone dan perkusinya, kamu bisa mendengar jazz fusion yang dimaksud. Menariknya lagi, Fender setia mengangkat isu-isu kelas pekerja yang biasanya jadi target pasar musik rock dan punk. Lewat lagu-lagunya, Fender seperti sedang menguarkan pesan kalau musik itu tak pandang kelas.
3. Laufey mengawinkan genre pop, jazz dan klasik sekaligus
Laufey berhasil bikin jazz jadi lebih nyaman dan memikat buat anak muda lewat keputusannya mengawinkan genre ini dengan pop, bossa nova, dan klasik. Dengan liriknya yang sederhana, tetapi tetap puitis, musik jazz yang dianggap abstrak itu jadi lebih dekat dengan emosi banyak orang. Tak heran kalau Laufey sukses mengumpulkan banyak penggemar dalam waktu relatif singkat.
4. Teddy Swims membuat elemen jazz memikat di telinga dengan lagu popnya
Punya vokal dengan versatilitas tinggi, Teddy Swims berhasil menemukan identitasnya lewat perpaduan pop, R&B, soul, country, dan jazz. Perkawinan genre itu bisa kamu dengar jelas dalam lagu hitsnya, "Lose Control". Lagu "Bad Dreams" juga gak kalah menarik. Swims benar-benar bisa bikin jazz jadi lebih enak didengar, kuat, dan aksesibel lewat lagu-lagunya. Tak mengejutkan kalau ia berhasil dapat nominasi Grammy 2025.
5. Bleachers menyertakan jazz dalam album self-titled mereka yang rilis 2024
Muncul perdana sebagai band synth-pop, sejak album self-titled-nya yang rilis 2024, Bleachers mulai memasukkan jazz sebagai sentuhan minor. Tentunya tetap dengan nuansa modern dan progresif yang sejak awal mereka usung. Bukan hal mengejutkan melihat pendekatan eksperimental Bleachers saat bermusik, band itu saja diketuai produser Jack Antonoff yang juga pernah terlibat dalam grup musik bernama fun.
Pada era kontemporer, jadi musisi yang mengusung pendekatan genre-bending bukan lagi hal aneh, termasuk musisi yang melebur jazz dengan beragam genre musik. Justru mereka dicari dan dipuji karena keunikannya. Tentu dengan syarat eksekusinya gak asal-asalan.