Pandji Pragiwaksono Spill Materi Pertunjukan Stand-up Mens Rea

Jakarta, IDN Times — Komika kawakan Pandji Pragiwaksono siap kembali dengan tur pertunjukan stand-up bertajuk Mens Rea. Seperti karya-karya sebelumnya, Pandji tetap mempertahankan ciri khasnya dengan membawa keresahan sosial dan politik ke atas panggung.
Namun, kali ini ada yang berbeda. Mens Rea tak sekadar menyentil politik secara tajam, tetapi juga menjadi medium edukasi. Pandji menegaskan, pertunjukan ini cocok untuk penonton yang awam politik maupun yang sudah khatam soal dinamika pemerintahan Indonesia.
1. Mens Rea bukan sindiran politik

Pandji memang dikenal sering menyentil kebijakan pemerintah. Kendati demikian, ia menegaskan kalau pertunjukannya ini tak akan membahas insiden politik tertentu.
"Mens Rea itu tidak ngomongin insiden-insiden secara spesifik. Mens Rea itu ngomongin soal pembelajaran politik," tuturnya saat jumpa pers di Markas Comika, Jakarta, Rabu (16/4/2025).
Ia menambahkan kalau topik-topik yang muncul adalah pengetahuan umum seperti kenapa harus ada DPR, DPRD, dan DPD, lalu beda ketiganya. Juga kenapa kita menyebut diri kita sebagai atasan presiden dan apa yang disebut dengan pembiayaan politik.
"Jadi itu topik-topik umum yang menggunakan kejadian-kejadian politik sebagai anekdotnya. Memang kejadian-kejadian politik saya masukin dan itu dari zaman dulu," ungkap Pandji.
Pandji menjelaskan tidak akan membahas Mens Rea dengan segala macam dinamika politiknya. Namun yang jelas, orang awam politik pun akan mengerti dan tertawa.
2. Berangkat dari keresahan akhir-akhir ini

Materi di Mens Rea berangkat dari keresahan pribadi Pandji terhadap cara pandang masyarakat pada politik Indonesia. Khususnya, saat Pemilu 2024 silam.
"Kenapa kita tuh kayak enggak mau take ownership gitu lho sama kondisi Indonesia. Padahal ini kan ada peran kita juga," ucap pentolan The Founder5 ini.
Lebih lanjut, Pandji juga resah karena masyarakat gagal memanfaatkan pilihan dengan baik saat Pemilu atau Pilkada berlangsung.
"Keresahan kedua terbesar itu soal kita menyia-nyiakan suara kita ketika kita memilih. Misal ketika kita memilih presiden, kualitas alasan memilihnya kurang. Memilih anggota DPR, enggak tahu siapa yang dipilih," tuturnya.
3. Tegaskan tidak ada "Mens Rea" di dalamnya

Meski berjudul Mens Rea, yang secara hukum berarti "niat jahat," Pandji menegaskan bahwa pertunjukan ini sama sekali tidak bermaksud menyerang pihak tertentu.
"Saya mau bilang bahwa pertunjukannya Pandji ini, gak ada Mens Rea-nya, gak ada niat jahatnya. Bener-bener ngelawak aja," tegasnya.
Karena itu, Pandji tidak merasa khawatir akan mendapatkan resistensi dari pihak mana pun, termasuk pemerintah. Justru sebaliknya, ia percaya pertunjukan ini bisa membantu masyarakat memahami politik dengan lebih santai.
"Bahwa ada senggol-senggol, ada kritik, itu betul. Ada nama-nama yang akan disebut, itu betul. Tapi in the spirit of it, gak ada Mens Rea-nya. Makanya akan baik-baik aja dan akan jadi hiburan yang menyenangkan," tutupnya.