5 Pasang Film Romantis Double Feature, Disusun Berdasar Trope

- Film romantis dari berbagai era dan tema
- Ada film dengan latar belakang keluarga dan coming of age
- Beragam jenis hubungan asmara yang diangkat dalam film
Sedang pengin nonton film romantis? Jangan berhenti di satu film, karena kalau bisa dobel kenapa tidak? Lima pasang film romantis berikut bisa jadi solusinya. Disusun berdasar trope, kamu bisa memuaskan rasa hausmu akan cerita-cerita romansa yang menggetarkan hati.
Lawas sampai baru, beberapa mungkin terlihat random dan gak familiar, tetapi justru di sini letak seni dan keunikannya. Banyak film romantis underrated yang mungkin selama ini belum kamu sadari eksistensinya.
1. Flipped (2010) dan The Magic of Ordinary Days (2005)

Flipped mungkin film romantis yang tak pernah berhenti direkomendasikan orang untuk ditonton. Bersahaja dan manis, film itu punya kemiripan dengan The Magic of Ordinary Days yang rilis 5 tahun sebelumnya.
Sama dengan Flipped,The Magic of Ordinary Days berlatarkan era sebelum aplikasi kencan mengubah relasi manusia. Keduanya juga membahas relasi asmara dua sejoli yang terhambat beberapa hal, terutama faktor didikan keluarga yang akhirnya mempengaruhi gaya hidup dan nilai yang mereka anut.
2. Mermaids (1990) dan Napoleon Dynamite (2004)

Kalau butuh film romantis yang juga mengusung tema coming of age dan drama keluarga, Mermaids (1990) dan Napoleon Dynamite (2004) jawabannya. Dua film ini berlakonkan remaja dengan kondisi psikis neurodivergen serta latar belakang keluarga yang tak biasa. Ini bikin masa pubertas mereka penuh warna dan kejadian unik. Kocak, tapi juga kontemplatif.
3. Modern Romance (1981) dan Eagle vs Shark (2007)

Modern Romance (1981) dan Eagle vs Shark (2007) adalah dua film romantis yang mencerminkan hubungan asmara tak sempurna. Keduanya juga memotret karakter perempuan yang penyabar dan tulus, tetapi malangnya harus dipasangkan dengan karakter pria yang egois dan plin-plan. Bedanya, Eagle vs Shark jauh lebih kocak dan kadang terasa tak serius. Sementara, unsur komedi Modern Romance lebih konfrontasional.
4. Materialists (2025) dan Peak Season (2023)

Belum rilis resmi, tetapi dari sinopsis dan trailer film terbaru Celine Song, Materialists (2025) punya kemiripan dengan film indie Peak Season (2023). Keduanya sama-sama membahas cinta segitiga dan menempatkan protagonis perempuannya pada persimpangan jalan. Di antara kestabilan finansial dan kenyamanan emosi, mana yang harus mereka pilih?
5. A Love Song (2022) dan The Weekend (2018)

Pertemuan mantan yang tak terduga adalah tema besar dua film romantis berjudul A Love Song (2022) dan The Weekend (2018). Keduanya sama-sama kontemplatif, tetapi The Weekend dibikin dengan pendekatan satire. Beda dengan A Love Song yang lebih melankolis.
Protagonis di dua film itu juga beda secara usia. A Love Song mempertemukan duda dan janda yang dulu pernah menjalin asmara. Sementara, The Weekend mengekspos kecanggungan seorang komedian muda yang tak sengaja bersua mantan serta kekasih barunya.
Kalau selama ini trope film romantis favoritmu masih berkutat di musuh jadi pacar, sepertinya kelima pasang double feature di atas bisa jadi pemecah kebuntuan. Ternyata trope film romantis cukup beragam dan idenya bisa dikembangkan sekompleks mungkin.