3 Pelaku Utama Pembunuhan Ai Hoshino di Oshi no Ko, Siapa Saja Mereka?

Dalam cerita awal Oshi no Ko, Ai Hoshino merupakan seorang idol berbakat yang kariernya tengah naik daun. Sayang, rahasianya yang telah memiliki anak diketahui oleh penggemar fanatik. Ai pun dibunuh oleh penggemar. Akan tetapi di detik-detik kematiannya, Ai menunjukkan ketulusannya dalam menghargai para fans hingga membuat pelaku meragukan tindakannya.
Kasus tersebut ditutup karena sang pelaku pun bunuh diri tak lama setelah insiden terjadi. Namun Aqua menemukan fakta lain terkait insiden nahas tersebut. Seiring berjalannya seri Oshi no Ko, terungkap bahwa sebenarnya terdapat 3 pelaku yang bertanggung jawab atas kematian Ai. Simak informasi selengkapnya!
Artikel mengandung banyak spoiler.
1. Ryosuke Kaihara

Ryosuke Kaihara adalah pelaku pertama yang diungkap sebagai tersangka pembunuhan Ai. Ia merupakan seorang mahasiswa sekaligus fans fanatik Ai yang merasa terkhianati karena Ai telah memiliki anak. Latar belakangnya yang sangat biasa inilah yang membuat Aqua curiga bahwa ada orang lain di belakang Ryosuke.
Tebakan Aqua tidak salah. Hanya saja perlu waktu lama bagi Aqua mendapatkan petunjuk atas keterkaitan sebenarnya antara Ryosuke dengan pelaku lainnya. Hal menyedihkan lainnya dari insiden ini yaitu Ai pernah memamerkan barang pemberian Ryosuke (pasir bintang) kepada Ruby sebagai barang berharga yang ia dapatkan dari fans.
Ryosuke akhirnya bunuh diri karena merasa bersalah. Ia awalnya mengira Ai pasti menganggap para penggemar sebagai orang bodoh yang bisa dibohongi dengan lagu cinta. Namun saat Ai mengungkap sendiri bahwa ia tak tahu cara mencintai dan berharap kebohongannya suatu saat menjadi kenyataan, terlebih Ai mengingat nama Ryosuke, Ryosuke tahu anggapannya mengenai Ai keliru.
2. Hikaru Kamiki

Hikaru Kamiki adalah mantan kekasih Ai sekaligus ayah biologis Aqua dan Ruby. Sebelum mengetahui identitas Hikaru, Aqua sudah curiga bahwa ayah biologisnya itu yang bertanggung jawab di balik aksi Ryosuke. Sebab yang tahu di mana tempat tinggal baru Ai serta rumah sakit tempatnya pernah dirawat, kemungkinan besar adalah kekasih Ai.
Hikaru memang tak pernah menyakiti Ai secara langsung. Ia lebih bertindak sebagai manipulator yang menghasut orang lain untuk menyakiti Ai. Itu sebabnya sulit menemukan bukti kuat atas keterkaitannya dengan pembunuhan Ai.
Hal yang patut disesalkan, tindakan-tindakan Hikaru berawal dari kesalahpahamannya terhadap Ai. Ia beranggapan Ai meninggalkannya karena tak menginginkannya lagi. Padahal tindakan Ai dilakukan demi mencegah kehidupan Hikaru makin hancur setelah semua hal buruk yang menimpanya.
Namun tak peduli seberapa menyedihkannya Hikaru yang sejak kecil telah mendapatkan pelecehan seksual dari seniornya sehingga memiliki konsep menyimpang mengenai cinta dan hubungan antar manusia, semua tindakannya tak bisa dibenarkan. Hikaru tetaplah dalang utama pembunuhan Ai dan merupakan antagonis utama seri Oshi no Ko.
3. Fuyuko Nino

Menjelang ending Oshi no Ko, terungkap pula 1 pelaku lain atas insiden pembunuhan Ai yaitu Fuyuko Nino. Dia merupakan salah satu anggota awal B-Komachi, rekan yang memiliki perasaan benci sekaligus kagum terhadap Ai. Bahkan pada akhirnya Nino sangat terobsesi terhadap sosok Ai sebagai idol.
Sebagai sesama idol, Nino iri sekaligus benci terhadap Ai karena kesenjangan mereka terlalu lebar. Namun di luar itu, Nino juga tersihir dengan pesona Ai dan mengaguminya sepenuh hati. Perasaannya yang terlalu kuat itu membuatnya ingin Ai abadi sebagai idol terbaik dengan cara yang menyimpang.
Keterlibatan Nino awalnya sempat dicurigai akibat rasa cemburu. Sebab Nino ternyata menjalin hubungan asmara dengan Ryosuke, tetapi pemuda itu malah menjadi fans Ai. Namun akhirnya terungkap bahwa Nino hanya tak rela sosok Ai sebenarnya gadis biasa yang bisa jatuh cinta dan bukannya sosok idol yang murni.
Sangat disayangkan bahwa para pelaku atas insiden pembunuhan Ai di anime Oshi no Ko ternyata justru orang-orang yang cukup dekat dengannya. Mereka memiliki ekspektasi tak realistis terhadap Ai dan salah menafsirkan perasaan gadis itu. Bagai nasi yang terlanjur menjadi bubur, penyesalan mereka di kemudian hari menjadi percuma sebab nyawa Ai telah lama melayang.