Film Pelangi di Mars Dapat Bantuan Dana hingga Distribusi dari PFN

- PFN memberikan dukungan dana, pemasaran, dan distribusi bagi film Pelangi di Mars.
- Ifan Seventeen menjelaskan alasan PFN mendukung film tersebut karena visi kuat, inovasi, dan aspek kebangsaan.
- Pelangi di Mars dianggap sebagai penanda babak baru bagi perfilman Indonesia dan masa depan industri film nasional.
Jakarta, IDN Times - PT Produksi Film Negara (PFN) menyatakan dukungannya untuk film terbaru Mahakarya Pictures berjudul Pelangi di Mars. Dukungan ini menjadi langkah strategis PFN dalam mendorong karya kreatif yang mengedepankan nilai kebangsaan sekaligus inovasi teknologi.
Mahakarya Pictures sendiri baru saja merilis teaser trailer perdana Pelangi di Mars, mengisahkan manusia pertama yang lahir di Mars dan tumbuh bersama robot-robot cerdas untuk menemukan mineral ajaib. Disutradarai oleh Upie Guava dan diproduseri oleh Dendi Reynando, film ini turut dibintangi Messi Gusti, Myesha Lin Adeeva, Lutesha, Livy Renata, serta Rio Dewanto.
Dalam konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025), Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen selaku Direktur Utama PFN menjelaskan alasan kuat mengapa lembaga negara tersebut memilih untuk mendukung proyek ambisius ini.
1. Pelangi di Mars bakal dapat dukungan dari Produksi Film Negara (PFN)

Dirut PFN, Ifan Seventeen, menegaskan bahwa lembaga negara itu resmi memberikan dukungan bagi film Pelangi di Mars. "Begitu PFN masuk itu di tahapan terakhir. Jadi, ya bisa PFN support, ya pertama pasti kita chip in (dana)," ujarnya.
Tak hanya pendanaan, PFN juga menyatakan keterlibatannya dalam upaya pemasaran dan distribusi film. "Kedua, lebih banyak di kegiatan yang sifatnya marketing dan promosi, juga distribusi," tambah Ifan.
Keterlibatan PFN ini menjadi dorongan besar bagi Pelangi di Mars, terlebih karena film ini menggunakan pendekatan hybrid yang membutuhkan teknologi tingkat tinggi.
2. Ifan Seventeen spill alasan PFN biayai film Pelangi di Mars

Ifan menjelaskan bahwa tugas PFN bukanlah bersaing dengan rumah produksi besar, melainkan memberi dukungan pada karya yang memiliki visi kuat dan relevansi nasional.
"PFN masuk di tahap akhir pertama karena saya baru masuk 6 bulan terakhir. Dan dalam tugas sendiri, PH negara ini bukan untuk membuat film dan bersaing dengan PH besar, tapi untuk memilih mana yang akan kita support," jelasnya.
Menurut Ifan, Pelangi di Mars adalah karya yang berani dan sarat inovasi karena mampu merealisasikan visi penyutradaraan yang tidak biasa. "Pelangi di Mars ini berbeda. Film ini (adalah) bagaimana merealisasikan ide sutradara seliar apa pun," ungkapnya.
Selain itu, aspek kebangsaan menjadi salah satu alasan terbesar PFN ikut turun tangan.
"Film ini juga bercerita tentang kebangsaan. Ini mungkin film Indonesia pertama yang akhirnya Indonesia jadi jagoan di antara jagoan di dunia. Akhirnya saya putuskan negara harus hadir untuk mendukung film ini," katanya.
3. Ifan sebut Pelangi di Mars masa depan perfilman Indonesia

Ifan menilai Pelangi di Mars bukan sekadar film fiksi ilmiah (sci-fi) keluarga, tetapi juga penanda babak baru bagi perfilman nasional.
"Industri perfilman Indonesia di 2024 sedang sunrise. Tapi Pelangi di Mars ini beda. Ini melambangkan masa depan industri film Indonesia," imbuhnya.
Ia kembali menegaskan bahwa PFN tidak memiliki peran untuk bersaing dengan PH swasta, melainkan mendukung film-film yang memiliki nilai strategis bagi ekosistem industri.
"Tentunya karena membawa nama negara, saya harus memilih film mana yang di-support,” sambung Ifan.


















