5 Pengaruh Besar My Hero Academia: Vigilantes terhadap Seri Utama

- My Hero Academia: Vigilantes mengungkapkan keberadaan pahlawan ilegal yang tidak pernah dibahas dalam cerita utama.
- Seri ini pun menjelaskan bagaimana Stain menjadi Hero Killer.
- Terungkap pula latar belakang Eraser Head dan hubungannya dengan Midnight.
Sebagai seri spin-off, My Hero Academia: Vigilantes memang memiliki cerita, protagonis, dan konflik yang berbeda dengan cerita utamanya. Meski begitu, bukan berarti jika Vigilantes tidak memiliki pengaruh terhadap cerita utama. Karena mengandung materi kanon, Vigilantes justru memiliki banyak hal yang tidak diungkapkan dalam cerita utama.
Nah, pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas lima pengaruh besar My Hero Academia: Vigilantes terhadap cerita utama. Yuk, simak pembahasan berikut!
Artikel ini berisi spoiler manga My Hero Academia: Vigilantes.
1. Dalam dunia My Hero Academia, ada yang namanya Vigilante

Karena seri utama mengambil sudut pandang dari pahlawan resmi, cerita utama tidak pernah membahas tentang keberadaan pahlawan ilegal. Dalam Vigilantes, seri mengungkapkan bahwa pahlawan ilegal itu memang ada. Para pahlawan ilegal ini bekerja layaknya seorang pahlawan, tetapi mereka tidak memiliki Lisensi Pro Hero.
Mereka disebut sebagai Vigilante karena tindakan mereka yang dianggap suka main hakim sendiri. Kebanyakan Vigilante adalah orang-orang yang ingin menjadi pahlawan, tetapi tidak bisa karena alasan tertentu. Karena itu, mereka menjadi pahlawan ilegal secara sukarela.
Di mata hukum, Vigilante sebenarnya tidak bisa dibenarkan. Bagaimanapun, mereka tidak memiliki izin untuk menghakimi para penjahat. Meski begitu, karena mereka juga sebenarnya membantu para pahlawan, hal tersebut sering menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.
2. Bagaimana Stain menjadi Hero Killer

Stain bisa dibilang sebagai salah satu penjahat paling ikonik dalam My Hero Academia. Sementara seri tidak begitu mengeksplorasi karakter Stain, Vigilantes mengungkapkan bagaimana Stain menjadi Hero Killer. Sebelumnya, Stain juga merupakan seorang Vigilante yang bernama Stendhal, sama seperti Koichi, Knuckleduster, dan Pop-Step.
Namun, berbeda dengan mereka bertiga, Stain tidak pernah ragu membunuh musuhnya. Hingga akhirnya, semua berubah setelah Stain bertemu dengan Knuckleduster. Pada awalnya, Stain mengagumi Knuckleduster karena mengira memiliki ideologi yang sama. Namun, Knuckleduster justru tidak setuju dengan Stain dan menganggap bahwa Stain hanyalah pembunuh gila. Keduanya akhirnya bertarung dan pertarungan dimenangkan oleh Knuckleduster. Jika kamu perhatikan, Stain tidak memiliki hidung karena Stain memotong hidungnya setelah dihancurkan oleh Knuckleduster.
Setelah kalah dan mendapatkan ceramah dari Knuckleduster, Stain mulai mengembangkan ideologi kebangkitan pahlawan. Dalam ideologi ini, Stain percaya bahwa para pahlawan tidak boleh mendapatkan penghargaan atas jasa mereka untuk menciptakan masyarakat yang ideal. Karena menurutnya dunia pahlawan modern dipenuhi dengan pahlawan "palsu", Stain akhirnya mulai memburu para pahlawan sehingga dirinya mulai dikenal sebagai Hero Killer.
3. Asal-usul Trigger

Dalam cerita utama My Hero Academia, Trigger baru diperkenalkan pada Shie Hassaikai Arc. Namun, Trigger sebenarnya sudah ada bahkan sebelum seri dimulai. Trigger sendiri adalah obat terlarang yang bisa meningkatkan kekuatan Quirk penggunanya. Trigger menjadi obat ilegal karena penggunanya biasanya akan kehilangan kendali dan seketika menjadi penjahat.
Pada awalnya, Trigger memang diciptakan untuk meningkatkan kekuatan Quirk. Namun, karena efek sampingnya yang mengerikan, Trigger menjadi obat terlarang di berbagai negara, termasuk Jepang. Sayangnya, Trigger kemudian dimanfaatkan oleh banyak organisasi kriminal.
Sebelum Shie Hassaikai, distributor Trigger terbesar di Jepang adalah Pabrik Penjahat. Organisasi kriminal ini didalangi oleh All For One dan Dr. Kyudai Garaki. Beda dengan Shie Hassaikai yang menggunakan Trigger sebagai bisnis, All For One menggunakan Trigger sebagai bahan eksperimen.
Karena itu, Pabrik Penjahat sering membagikan Trigger secara gratis. Ketika mereka menemukan orang yang cocok dengan Trigger, mereka akan menculik orang tersebut. Tubuh pengguna Trigger tersebut kemudian akan dijadikan bahan eksperimen untuk mencapai tujuan All For One.
4. Latar belakang Eraser Head

Sementara karakter Eraser Head tidak begitu dieksplorasi dalam cerita utama, Vigilantes akan mengungkapkan latar belakang pemilik nama asli Shota Aizawa ini. Dalam Vigilantes, terungkap bahwa Eraser Head sebenarnya tidak pernah berniat untuk menjadi guru di SMA Yuei. Eraser Head menjadi guru di Yuei setelah didaftarkan oleh Midnight tanpa sepengetahuan Eraser Head.
Pada masa lalu, Eraser Head juga cukup dekat dengan Midnight. Bahkan, mereka pernah magang bersama di Purple Revolution Agency bersama Loud Cloud atau Oboro Shirakumo. Dalam Vigilantes, seri juga akan mengungkapkan seberapa dekat Shota dengan Oboro sehingga dirinya sulit berdamai dengan kematian Oboro.
5. Bagaimana All Might berteman dengan Naomasa

Dalam cerita utama, Naomasa Tsukauchi jarang muncul karena dirinya adalah seorang detektif. Meski begitu, Naomasa tampak sangat dekat dengan All Might. Nah, dalam Vigilantes, seri mengungkapkan bagaimana All Might bisa sangat dekat dengan Naomasa.
Bisa dibilang, Naomasa adalah salah satu orang yang lebih dulu mengetahui wujud asli All Might. Pada awalnya, mereka bertemu untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh Trigger. Namun, keduanya semakin dekat setelah mereka bekerja sama untuk mengungkap identitas asli dan tujuan All For One.
Tentu saja spin-off sangat berbeda dengan filler. Meski latar dan protagonisnya berbeda dengan cerita utama, spin-off tetap mengandung materi kanon. Karena itu, sangat disayangkan jika kamu melewatkan My Hero Academia: Vigilantes karena seri ini memiliki banyak hal yang sangat berpengaruh terhadap cerita utama. Jadi, bagaimana menurutmu?