Penjelasan Ending Film Oppenheimer, Kompleks Tapi Bikin Speechless!

J. Robert Oppenheimer mengalami pergulatan moral setelah bom atom ciptaannya bersama timnya meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Lebih dari 220 ribu orang tewas karena ledakan yang maha dahsyat tersebut.

Di tengah-tengah namanya yang sedang diagung-agungkan, Oppenheimer justru merasa bersalah. "Sekarang aku menjadi kematian, penghancur dunia," katanya.

Bagaimana tidak? Bahkan meski ada warga yang selamat dari ledakan bom atom tersebut, mereka tidak akan bisa bertahan lama, karena telah terpapar radiasi nuklir yang mempengaruhi kesehatan. Hal ini pun terus berkecamuk di pikiran J. Robert Oppenheimer.

Di tengah perasaan bersalahnya yang teramat dalam, Oppenheimer kembali dihadapkan dengan permasalahan yang lain. Pemerintah Amerika Serikat sepakat untuk menciptakan senjata baru yang lebih mengerikan lagi dari bom atom, yaitu bom hidrogen.

Oppenheimer menentang proyek tersebut. Namun siapa sangka keputusan itu justru membuat kesetiaannya terhadap pemerintah Amerika Serikat diragukan. Oppenheimer bahkan dituding terlibat dengan komunis hingga harus menjalani sidang etik.

Agar tidak bingung, ingat ya bahwa adegan hitam putih dan adegan berwarna terjadi di waktu yang berbeda. 

Plot twist pun dihadirkan saat Lewis Strauss menjalani sidang kelayakan untuk menjadi Menteri Perdagangan. Doktor David Hill yang diperankan oleh Rami Malek tiba-tiba saja melakukan perlawanan dengan membongkar semua kelicikan Lewis Strauss di persidangan.

Strauss ternyata memiliki dendam kesumat terhadap Oppenheimer. Di masa lalu, ia pernah dipermalukan oleh Oppenheimer saat sedang menjalani sidang ekspor isotop. Strauss juga merasa Oppenheimer telah menghasut Albert Einstein untuk membencinya.

Oleh karena itu, Strauss meminta William Borden yang diperankan oleh David Dastmalchian untuk menyelidiki masa lalu Oppenheimer yang dijuluki Bapak Bom Atom dan menuduhnya sebagai bagian dari komunis.

Semua kesalahan Oppenheimer di masa lalu akhirnya terkuak dalam sidang etik untuk menentukan haknya atas akses keamanan. Mulai dari bekerja dengan ilmuwan yang ternyata merupakan mata-mata Uni Soviet tanpa ia sadari, permusuhannya dengan Edward Teller, hingga fakta kematian selingkuhannya, Jean Tatlock.

Bahkan, akhirnya diketahui bahwa Oppenheimer juga sempat berselingkuh dengan istri Ernest Lawrence. Meski kecewa, Kitty tetap menunjukkan dukungannya terhadap Oppenheimer hingga akhir.

Sempat pasrah menjalani persidangan, Oppenheimer pun akhirnya berani melawan para petinggi. Hasil akhir menyatakan Oppenheimer tetap setia pada negara. Ia tampak lega menerima ketetapan tersebut, meski harus kehilangan akses keamanan yang membuatnya tidak bisa terlibat dalam proyek pemerintah.

Cerita pun ditutup dengan adegan pertemuan Oppenheimer dan Einstein di pinggir danau pada 1947 yang sempat disinggung oleh Lewis Strauss. Rupanya mereka tidak sedang membicarakan Lewis Strauss.

Meski merupakan seorang fisikawan, Oppenheimer memiliki kelemahan dalam perhitungan matematika sehingga ia pernah menanyakan perhitungan efek ledakan bom atom kepada Einstein. Sebelumnya, muncul teori bahwa ledakan bom atom bisa memicu reaksi berantai yang tingkat kehancurannya luar biasa, bahkan sampai membakar atmosfer. Ternyata pada praktiknya tidak demikian.

Namun, walau teori reaksi berantai itu tidak terbukti, pola pikir Oppenheimmer telah berubah. Ia tetap merasa telah menciptakan 'reaksi berantai' yang efeknya mengerikan secara tidak langsung. Pasalnya, usai bom ciptaannya diledakkan, dunia mulai berlomba-lomba menciptakan senjata pemusnah massal yang lebih kuat. Oppenheimer pun merasa sangat berdosa.

Yups, film Oppenheimer ini memang terasa kompleks sekali. Sehingga kamu harus benar-benar fokus untuk memahami alur ceritanya. Meski begitu, durasi waktu selama tiga jam tak terasa membosankan, berkat akting, desain visual hingga shockwave yang epik.