Penuh Liku, 7 Artis Ini Pernah Jadi Tukang Sebelum Sukses

Terlahir dari keluarga yang pas-pasan membuat Sule mau tak mau harus membantu keluarganya dalam hal keuangan. Hal ini yang membuat ia melakoni pekerjaan sebagai penjual keliling. Kehidupannya mulai berubah ketika ia mengikuti audis lawak "API" 2004. Tak disangka, grup lawak yang ia lakoni keluar sebagai juara.

Dari situlah tawaran semakin banyak muncul dalam kehidupannya. Namanya kian terkenal ketika bermain di sitkom Awas Ada Sule dan Opera Van Java. Berkat kerja keras yang pantang menyerah itu ia dicap sebagai komedian terkaya di Indonesia.

Selepas SMA dengan keadaan yang susah, Tukul mengambil pekerjaan sebagai sopir sampai ia menikah dengan Susi, istrinya. Jatuh dan bangun pun mereka lalui bersama. Hingga akhirnya kehidupannya berubah ketika mengikuti Lenong Rumpi. Dari situ ia mulai ditawari pekerjaan di dunia entertainment dan menjadi terkenal lewat acara talkshow yang dibawakannya "Bukan Empat Mata".

Memiliki kehidupan yang pas-pasan membuat Deny harus menjadi seorang penjual combro untuk membantu keluarganya. Bukan hanya itu, lulusan UNJ ini juga pernah mengajar anak-anak berkebutuhan khusus dengan bayaran yang tidak sebera.

Karirnya menanjak ketika ia membentuk grup lawak Cagur. Kini, ia sudah sukses menjadi presenter ataupun komedian yang dikenal masyarakat Indonesia.

Menjalani kehidupan dalam keadaan yang susah membuat Ruben Onsu harus melakoni pekerjaan sebagai tukang bersih parkiran di fase sebelum akhirnya sukses. Berkat kegigihannya tersebut, kini ia sukses menjadi presenter terkenal di Indonesia. Bukan hanya itu ia juga mulai merambah dunia bisnis yaitu Ayam Geprek Bensu yang outletnya sudah tersebar hampir diseluruh daerah di Indonesia.

Tuntutan hidup dan keadaan yang susah membuat Azis harus melakoni berbagai macam pekerjaan demi menyambung hidup. Ia pernah menjadi tukang sayur, kuli bangunan dan tukang gali sumur. Sampai akhirnya ia bermain Lawak Lenong dan memutuskan untuk menekuni dunia lawak. Tak disangka, keputusannya ini membawa ia pada kesuksesan.

Ia semakin terkenal berkat lawakan dan ciri khas "Gagap" yang ia bawakan di acara komedi Opera Van Java. Hingga kini ia masih tetap menjadi salah satu pelawak yang ditunggu-tunggu aksinya di acara komedi tersebut.

Siapa yang tidak kenal Daniel Mananta. Presenter terkenal dan aktor Indonesia dengan tampang chinese tersebut juga mengawali karir dengan susah payah. Sejak SMP, ia dikirim bersekolah oleh ibunya ke Australia. Sampai pada krisis tahun 1998, ia harus membantu orangtuanya untuk membiayai sekolah dan kuliahnya. Itulah yang membuat ia melakoni pekerjaan sebagai tukang cuci piring dan bersih WC di restoran, Australia.

Setelah lulus kuliah pun, ia sempat menjadi office boy di sebuah perusahaan karena tak kunjung dapat pekerjaan. Hingga akhirnya pulang ke Indonesia, Ia mengikuti audisi VJ MTV dan memulai karirnya sampai ia dipercaya menjadi presenter di ajang pencarian bakat yang melambungkan namanya. Ia juga kini merambah ke dunia perfilman Indonesia yang mana sukses memerankan sosok Ahok dalam film A Man Called Ahok.

Iko Uwais merupakan Aktor laga yang sukses karena keahliannya dalam memperagakan pencak silat. Film yang ia bintangi sebut saja The Raid I & The Raid II mendapat banyak tanggapan positif dari banyak pasang mata. Kecintaannya pada pencak silat membuat ia lebih banyak berkecimpung sebagai pemain silat di klub silat. Bukan hanya itu ia juga memperkenalkan bela diri ini sampai ke luar negeri.

Namun, siapa sangka bahwa sorang Iko Uwais pernah mengais rezeki dengan menjadi supir truk. Hal itu ia lakukan demi mendapatkan uang untuk kebutuhan hidupnya. Tetapi kegigihannya dan ketekunannya di bela diri silat sukses membawa dia menjadi seorang aktor film yang terkenal. Semua itu bermula ketika ia dilirik oleh sutradara Gareth Evans asal Wales yang kemudian menggaetnya untuk bermain film. Kini kesuksesan seorang Iko bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Hollywood.

Itulah beberapa artis yang pernah menjadi tukang sebelum akhirnya tenar dan meraih kesuksesan. Tentu kegigihan mereka dan tidak malu untuk melakukan segala sesuatu lah yang membawa mereka hingga sekarang. Sekaligus membuktikan bahwa proses tidak pernah mengkhianati hasil.