8 Peran Terawal Aktor dan Aktris Senior yang Terlupakan

Freeway (dok. Gateway Film Center/Freeway)

Dikenal luas gara-gara Legally Blonde, Reese Witherspoon ternyata pernah menghipnotis penonton lewat film independen Freeway. Tidak seperti peran-peran yang biasa melekat padanya: perempuan kelas menengah, dalam film itu ia didapuk jadi remaja dari keluarga disfungsional. Vanessa, nama karakternya memilih kabur ketika pekerja sosial hendak membawanya ke panti asuhan karena kasus kriminal yang menimpa orangtuanya. Apesnya, dalam perjalanan, Vanessa justru tertipu oleh seorang pria baik yang ternyata pembunuh berantai. Menonton film ini membuatmu yakin mengapa Witherspoon punya karier mentereng, aktingnya gak bercanda.

The Loveless (dok. Pioneer Films/The Loveless)

Dikenal lewat banyak proyek besar, Willem Dafoe ternyata memulai kariernya dengan debut di sebuah film indie stylist berjudul The Loveless. Film ini disutradara Kathryn Bigelow dan Monty Montgomery dan jadi film pertama yang mendapuk Dafoe jadi pemeran utama sekaligus memamerkan bakat mencoloknya. Dafoe memerankan pemotor bernama Vance yang dalam perjalanannya menuju venue kompetisi di luar kota justru jatuh cinta pada seorang perempuan lokal dari kelas menengah atas.

The Believer (dok. MGM/The Believer)

Meski The Notebook yang bikin karier Ryan Gosling meroket, performa terbaiknya pada awal karier justru bisa kamu temukan dalam The Believer. Dirilis 3 tahun sebelum film ikoniknya itu, The Believer mendapuknya jadi seorang pemuda yang tergabung dalam organisasi supremasi kulit putih KKK. Gongnya, ia sendiri ternyata punya keturunan Yahudi yang membuat keterlibatannya dalam organisasi tersebut amat ironis. Film ini terinspirasi sebuah kisah nyata di Amerika Serikat.

Muriel's Wedding (dok. Sidney Film Festival/Muriel's Wedding)

Jauh sebelum langganan peran ibu-ibu nyentrik dan tegas, Toni Collette pernah memerankan seorang perempuan muda dari keluarga disfungsional di Australia. Dalam film romcom klasik itu, Collette berperan jadi Muriel yang merantau ke Sidney menggunakan uang ayahnya yang ia curi. Di sinilah, ia mulai menemukan dirinya dan pulih dari trauma yang membuatnya haus validasi. Kocak dan haru jadi satu, bisa jadi tontonan ringan yang menghibur.

To Die For (dok. Criterion/To Die For)

Memulai karier sebagai jadi aktor cilik pada 1980-an, Joaquin Phoenix sempat vakum dan memilih melipir dari industri hiburan pada awal 90-an. Apalagi setelah tragedi yang menimpa kakak kandungnya pada 1993. Namun, dua tahun berselang, Phoenix dapat kesempatan kedua untuk membangun kariernya lagi, tentu dengan citra baru. To Die For memang menyorot Nicole Kidman selaku protagonis utama, tetapi peran Joaquin Phoenix sebagai selingkuhannya yang masih di bawah umur tak kalah prominen. Phoenix berhasil meyakinkan penonton kalau dirinya adalah remaja lugu yang sulit menerima kalau dirinya diperdaya perempuan dewasa.

Pieces of April (dok. United Artists/Pieces of April)

Dikenal gara-gara perannya di Dawson’s Creek bersama James Van Der Beek, Katie Holmes justru menuai perhatian lewat keterlibatannya dalam beberapa film indie. Setelah Go (1999), ia dapat peran utama di film Pieces of April pada 2003. Di sana, ia berakting jadi April, perempuan muda yang terasing dari keluarga intinya karena beberapa isu. Setelah tahu ibunya didiagnosa kanker, April memberanikan diri untuk mengadakan acara kumpul-kumpul sembari merayakan Thanksgiving. Namun, eksekusinya ternyata tak sesuai ekspektasi.

Drop Dead Gorgeous (dok. Warner Bros/Drop Dead Gorgeous)

Karier Kirsten Dunst memang terkatrol sejak ia jadi Marie Antoinette versi Sofia Coppola, tetapi jauh sebelum itu, ia sudah pernah tampil ciamik dalam film satir 90-an berjudul Drop Dead Gorgeous. Dunst memerankan salah satu remaja asal sebuah kota kecil konservatif di AS yang berpartisipasi dalam ajang kecantikan. Ia harus bersaing ketat dengan kontestan lain yang tak kalah memukau. Ini bukan tipe film menghangatkan hati, justru dikemas dalam format black comedy yang bikin sindiran sosialnya makin nampol.

Boogie Nights (dok. Gateway Film Center/Boogie Nights)

Sebelum jadi ikon film aksi, Mark Wahlberg pernah berkolaborasi dengan Paul Thomas Anderson pada 1987. Keduanya sama-sama masih memulai karier dan ternyata sukses lewat film komedi Boogie Nights. Di film itu, Wahlberg memerankan pemuda yang tak sengaja bertemu dengan sutradara film dewasa. Tertarik dengan fisiknya. sang sutradara pun mengajaknya menggarap proyek bareng. Dalam proyek ini, Anderson sedang menyindir industri hiburan Amerika yang penuh korupsi, kemunafikan, dan eksploitasi.

Siapa sangka peran-peran terawal aktor/aktris senior favoritmu cukup ajaib. Benar-benar beda dari peran mereka biasanya saat sudah mencapai puncak karier. Penasaran mau nonton yang mana? Sikat semua, deh.