Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Perbedaan Cerita Film Harry Potter dari Bukunya, Bikin Kaget!

cuplikan adegan dalam film Harry Potter and the Sorcerer's Stone
cuplikan adegan dalam film Harry Potter and the Sorcerer's Stone (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Sorcerer's Stone)
Intinya sih...
  • Karakter Ginny digambarkan gak menonjol dalam film
  • Film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban melewatkan alur cerita tentang Peta Marauder
  • Dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince, latar belakang Voldemort dihilangkan demi adegan percintaan Ron Weasley
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sudah gak heran, sih, kalau proses adaptasi dari buku ke layar itu sulit. Apalagi dari seri buku yang terdiri dari tujuh novel dan ribuan halaman. Bagaimana coba penulis naskah dan sutradara memangkasnya agar sesuai dengan film dengan durasi pada umumnya? Nah, karena alasan itulah, ketika novel Harry Potter diadaptasi ke layar lebar, para sineasnya memang mengubah banyak hal terkait adegan atau ceritanya. Pertanyaannya, apakah semua perubahan ini benar dan sesuai dengan cerita?

Jadi, apa saja perubahan paling mencolok yang terjadi dalam proses adaptasi film Harry Potter? Nah, berikut ini adalah 10 perubahan dalam film Harry Potter yang gak sama dengan bukunya.

1. Karakter Ginny digambarkan gak menonjol dalam film

cuplikan adegan Ginny Weasley dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince
cuplikan adegan Ginny Weasley dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince (dok. Warner Bros. PicturesHarry Potter and the Half-Blood Prince)

Dalam buku-buku Harry Potter, Ginny Weasley—satu-satunya anak perempuan dan anak bungsu dari keluarga Weasley—adalah seorang gadis pemalu dan introvert yang sangat menyukai Harry. Ginny bahkan pernah kerasukan dan hampir terbunuh oleh buku harian berhantu Voldemort di buku kedua, Harry Potter and the Chamber of Secrets. Nah, pada buku kelima dan keenam, yang diberi judul Harry Potter and the Order of the Phoenix dan Harry Potter and the Half-Blood Prince, Ginny menjadi gadis yang tangguh dan terampil. Salah satu bakat sihirnya adalah kemampuan terbangnya yang luar biasa di tim Quidditch Gryffindor. Maka gak mengherankan jika dalam buku Harry Potter and the Half-Blood Prince, Harry jatuh cinta kepada Ginny. Mereka pun menjalin hubungan di novel-novel selanjutnya.

Namun, kisah ini gak ada di film Harry Potter. Ginny yang diperankan oleh Bonnie Wright, digambarkan gak menarik dan bahkan gak menonjol. Entah bagaimana, semangat dan kepribadian yang ia tunjukkan di buku hilang dalam film. Di samping itu, chemistry-nya dengan Harry gak terasa sama sekali. Ciuman pertamanya dengan Harry berbeda antara buku dan film di Harry Potter and the Half-Blood Prince.

Bahkan dalam buku, Ginny digambarkan cukup nakal. Saat kecil, ia pernah membobol gudang rumahnya untuk mencuri sapu terbang abangnya. Tentu, penggambaran seperti ini gak ada dalam film Harry Potter.

2. Film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban melewatkan alur cerita yang penting tentang James Potter dan pembuatan Peta Marauder

cuplikan adegan Harry dan Peta Marauder dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
cuplikan adegan Harry dan Peta Marauder dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Prisoner of Azkaban)

Peta Marauder adalah salah satu harta sihir paling berharga milik Harry dalam buku-buku Harry Potter. Namun, ia baru mendapatkannya di buku dan film ketiga, yang berjudul Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Saat itu, Harry gak diizinkan pergi ke Hogsmeade untuk liburan akhir pekan bersama semua temannya (karena bibi dan pamannya gak mau menandatangani surat izin). Kemudian, saudara kembar Ron, Fred dan George Weasley (diperankan oleh saudara kembar James dan Oliver Phelps) ngasih Harry hadiah, yaitu peta ajaib ini. Peta ini mampu memperlihatkan keberadaan setiap orang di dalam lingkungan Hogwarts. Beginilah cara Harry mendapat peta tersebut di buku maupun di film. Pertanyaannya, di mana ya perbedaannya?

Perbedaan Peta Marauder di film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (2004) adalah asal-usulnya yang gak pernah dijelaskan di film. Tapi, jika kamu pernah membaca bukunya, pasti kamu tahu. Fakta itu sangat penting.

Sepanjang film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, Harry diyakini kalau narapidana buronan sekaligus pembunuh bernama Sirius Black (diperankan Gary Oldman dalam film), baru saja melarikan diri dari penjara sihir Azkaban, dan sedang memburunya. Ternyata, Sirius adalah ayah baptis Harry. Ia pun gak mencari Harry, melainkan mencari Peter Pettigrew (diperankan Timothy Spall), teman semasa di Hogwarts yang mengkhianati orangtua Harry, yaitu Lily dan James, kepada Voldemort. Nah, karena inilah orangtua Harry dibunuh.

Kemudian Peter Pettigrew menjadi pelayan Voldemort sebagai Animagus. Ia pun bisa berubah menjadi tikus dan menyamar sebagai hewan peliharaan Ron. Namun intinya, James, Sirius, Peter, dan teman terbaik mereka, Remus Lupin, yang diperankan oleh David Thewlis-lah yang menciptakan Peta Marauder. Sayangnya, film ini gak pernah menceritakan fakta tersebut.

3. Dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince, latar belakang Voldemort dihilangkan demi adegan percintaan Ron Weasley

cuplikan adegan Ron Weasley dan Lavender Brown dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince
cuplikan adegan Ron Weasley dan Lavender Brown dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Half-Blood Prince)

Dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009), sutradara David Yates dan penulis skenario David Kloves memotong sebagian besar cerita dari buku Harry Potter, dan menggantinya dengan percintaan remaja. Dalam buku tersebut, Harry dan Dumbledore bertemu untuk mempelajari lebih lanjut tentang Voldemort, sampai muncul Horcrux-nya (benda magis yang berisi potongan jiwa Voldemort).

Lewat pembelajaran ini, Harry dan Dumbledore dikasih ingatan dari orang-orang yang pernah bertemu Voldemort saat masih kecil, remaja, dan seterusnya. Harry dan Dumbledore bahkan dikasih penglihatan untuk melihat masa lalu sebelum Voldemort lahir. Mereka juga diberitahu tentang ibu Voldemort, Merope, ayahnya yang seorang Muggle, Tom Riddle Sr., dan hubungan genetiknya dengan pendiri Hogwarts, Salazar Slytherin. Selain itu, ada kilas balik tentang Voldemort ketika dewasa. Voldemort pernah meminta Dumbledore agar dikasih jabatan sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di Hogwarts. Hal ini menjelaskan mengapa gak ada yang pernah memegang jabatan itu lebih dari setahun, mengingat Voldemort mengutuk posisi tersebut.

Sayangnya, kisah itu dihilangkan dari versi film Harry Potter and the Half-Blood Prince agar karakter Ron dan pacar pertamanya, Lavender Brown (diperankan Jessie Cave), muncul dalam adegan romantis.

4. Karakter Ron Weasley dalam film berbeda dari bukunya

cuplikan adegan Ron Weasley dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
cuplikan adegan Ron Weasley dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Prisoner of Azkaban)

Ron Weasley merupakan salah satu dari tiga karakter utama dalam film Harry Potter. Namun dalam film, karakternya digambarkan cukup buruk. Penulis skenario film Harry Potter, Steve Kloves, sering bilang kalau Hermione Granger adalah karakter favoritnya. Nah, itulah sebabnya setiap perkembangan yang dialami Hermione sepanjang film Harry Potter pasti selalu mengorbankan Ron. Salah satunya terjadi di Harry Potter and the Prisoner of Azkaban.

Dalam sebuah adegan di buku Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, Ron pernah membentak guru Ramuan Hogwarts, Severus Snape (diperankan Alan Rickman di film), karena Snape membuat Hermione menangis di kelas. Namun di film, Snape yang membuat Hermione menangis dengan menyebutnya "orang sok tahu yang menyebalkan," justru gak mengganggu Ron sama sekali, seolah-olah membenarkan pernyataan Snape.

Intinya, dalam buku, Ron punya kepribadian yang lucu, pemberani, cerdas, berpengalaman, sangat menghargai teman-temannya, dan hebat dalam menghadapi masalah. Dan kamu gak akan mengetahuinya jika hanya menonton filmnya. Sebab, kepribadian Ron diubah sedemikian rupa.

5. Peeves si Poltergeist dalam buku gak pernah muncul dalam Hogwarts di film Harry Potter

cuplikan adegan dalam film Harry Potter and the Sorcerer's Stone
cuplikan adegan dalam film Harry Potter and the Sorcerer's Stone (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Sorcerer's Stone)

Sekolah Sihir Hogwarts punya berbagai hal menarik dan menakjubkan. Mulai dari lukisan yang bisa bicara hingga tangga-tangganya yang bisa bergerak. Nah, dalam bukunya, sekolah sihir ini dihuni oleh poltergeist dan empat hantu yang mewakili masing-masing asrama Hogwarts.

Hantu-hantu itu adalah Bloody Baron, Nearly-Headless Nick, Gray Lady, dan Fat Friar, yang masing-masing mewakili Slytherin, Gryffindor, Ravenclaw, dan Hufflepuff. Dalam film, Nick serta Gray Lady diperankan oleh aktor-aktor terkenal (Nick sendiri diperankan oleh John Cleese, dan Gray Lady oleh Kelly MacDonald). Jadi bagaimana dengan Peeves si poltergeist?

Meskipun Peeves digadang-gadang muncul dalam film Harry Potter pertama, yaitu Harry Potter and the Sorcerer's Stone (2001), dan diperankan oleh komedian Inggris Rik Mayall. Namun adegannya dihilangkan. Mungkin karena alur ceritanya gak terlalu berpengaruh pada keseluruhan cerita. Adapun, Peeves adalah karakter yang sangat menyenangkan dalam buku-buku Harry Potter. Ia juga berdialog dengan penjaga halaman Hogwarts yang cerewet, yaitu Argus Filch, yang diperankan oleh David Bradley dalam filmnya.

6. Cara Voldemort mati di film Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 sangat gak masuk akal dan jelas beda dengan bukunya

cuplikan adegan kematian Voldemort dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2
cuplikan adegan kematian Voldemort dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2)

Dalam buku dan film Harry Potter, kita tahu kalau sepanjang hidupnya, Voldemort menciptakan tujuh Horcrux agar dia gak mempan dibunuh. Setiap Horcrux diciptakan lewat pembunuhan yang dilakukan olehnya. Nah, intinya, untuk benar-benar membunuh Pangeran Kegelapan tersebut, Harry, Ron, dan Hermione harus memburu dan menghancurkan setiap Horcrux Voldemort. Sebab, benda magis ini hanya bisa dihancurkan oleh benda-benda langka seperti taring basilisk atau pedang Gryffindor, yang kebetulan diresapi dengan racun basilisk.

Akhirnya, Harry menghancurkan semua Horcrux Voldemort dengan bantuan Ron dan Hermione, termasuk satu yang berada di dalam jiwa Harry sendiri—yang ia hancurkan dengan mengorbankan dirinya kepada Voldemort dan mati sementara sebelum hidup kembali. Nah, setelah inilah Harry mampu mengalahkan Voldemort.

Dalam buku, setelah semua Horcrux-nya telah hancur, itu berarti bahwa Voldemort hanyalah manusia biasa. Jadi ketika Harry menggunakan mantranya untuk menyerang Voldemort, ia jatuh dan mati seperti manusia biasa. "Tom Riddle jatuh ke lantai dengan kematian yang biasa saja, tubuhnya lemah dan menyusut, tangan putihnya kosong, wajahnya yang seperti ular tampak hampa dan tidak tahu apa-apa," demikian tertulis dalam buku tersebut.

Namun, dalam film, Voldemort gak mati seperti yang biasa dialami manusia biasa. Ia justru meledak menjadi serpihan kejahatan. Adegan tersebut memang khas film karena sangat sinematik, tapi hal ini bertentangan dengan inti dari kematiannya. Sebab, Voldemort hanyalah manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan, bukan makhluk mitologi.

7. Dalam film, Harry mematahkan dan membuang Tongkat Elder, di buku Harry memanfaatkan tongkat tersebut sebelum dikembalikan ke makam Dumbledore

cuplikan adegan saat Harry mematahkan Tongkat Elder dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows
cuplikan adegan saat Harry mematahkan Tongkat Elder dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows-Part 2 (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Deathly Hallows-Part 2)

Dalam versi buku dari seri terakhir Harry Potter, yakni Harry Potter and the Deathly Hallows, yang akhirnya dibagi menjadi dua film yang dirilis pada 2010 dan 2011, kita diperkenalkan dengan Tongkat Elder, salah satu dari tiga Relikui Kematian (dua lainnya adalah Batu Kebangkitan dan Jubah Gaib). Adapun, Harry sendiri punya Jubah Gaib yang jika dipakai gak bisa dilihat orang lain. Gak lama kemudian, Harry, Ron, dan Hermione mengetahui bahwa Tongkat Elder benar-benar nyata, dan dimiliki Albus Dumbledore sejak lama.

Kisah Tongkat Elder dalam Deathly Hallows memang cukup berbelit-belit, tetapi intinya adalah: Voldemort mencurinya dari makam Dumbledore, tapi ia menyadari kalau tongkat itu gak efektif seperti yang seharusnya. Dalam buku, Harry menjelaskan semuanya kepada Voldemort dan mendapati kalau tongkat tersebut berada di tangan Draco Malfoy (diperankan Tom Felton dalam film). Harry pun mengalahkan Draco dan merebut tongkat tersebut untuk dikembalikan ke makam Dumbledore.

Meskipun menjadi pemilik sejati tongkat terkuat di dunia sihir, Harry, dalam buku, sempat menggunakannya untuk memperbaiki tongkatnya yang patah, kemudian mengubur Tongkat Elder itu bersama Dumbledore. Dalam film, Harry justru mematahkan dan membuang tongkat sakti tersebut. Dirubahnya alur cerita ini dianggap gak masuk akal, karena Harry jadi gak bisa memperbaiki tongkatnya yang patah.

8. Dalam film, rumah keluarga Weasley (The Burrow) terbakar, sementara dibuku tidak

cuplikan adegan terbakarnya The Burrow dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince
cuplikan adegan terbakarnya The Burrow dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Half-Blood Prince)

Diperkenalkan dalam Harry Potter and the Chamber of Secrets, The Burrow adalah rumah reyot yang dihuni keluarga Weasley. Jadi setiap kali Harry berkunjung ke sana, ia merasa nyaman dan dicintai seolah berada di rumah sendiri. Sangat berbeda ketika ia berada di rumah keluarga Dursley (keluarga Muggle yang mengadopsinya), karena Harry selalu dimarahin dan diperbudak.

Nah, mungkin karena alasan inilah, sutradara dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince, David Yates dan Steve Kloves, memilih untuk mengambil satu hal penting dari Harry, yaitu ketika The Burrow terbakar dalam versi film. Berbeda dalam buku, The Burrow gak terbakar sama sekali. Meskipun begitu, pernikahan putra sulung keluarga Weasley, Bill Weasley (yang diperankan Domhnall Gleeson) dan mantan pesaing Harry di Triwizard, Fleur Delacour (diperankan Clémence Poésy) membuat rumah tersebut dibangun kembali seolah-olah gak terjadi apa-apa.

9. Kisah masa lalu Neville Longbottom yang kelam gak diceritakan dalam film

cuplikan adegan Neville Longbottom dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2
cuplikan adegan Neville Longbottom dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Deathly Hallows-Part 2)

Ada banyak kisah sedih dan tragis di dunia Harry Potter, tapi kalah jauh dengan kisah sedih yang dialami Neville Longbottom. Diperankan Matthew Lewis dalam film, bocah pendiam, ceroboh, dan gak percaya diri ini sering diejek, baik di buku maupun film Harry Potter, terutama di awal-awal film. Meskipun begitu, ia berhasil menunjukkan dirinya sebagai penyihir yang terampil.

Di sisi lain, kecemasan dan rasa takut Neville sering kali menghalangi potensi dirinya. Hingga membuatnya mengalami berbagai kesalahan saat belajar sihir. Namun, apa yang kita pelajari tentang Neville dalam versi buku Order of the Phoenix justru sangat memilukan. Dalam buku ini dijelaskan kenapa ia sering gugup dan gak percaya diri.

Ketika ayah Ron diserang oleh ular Voldemort, ia pun dilarikan ke Rumah Sakit St. Mungo. Di sana, Harry, Ron, Ginny, dan Hermione bertemu Neville yang mengunjungi orangtuanya bersama neneknya Augusta Longbottom (yang membesarkan Neville). Frank dan Alice Longbottom, orangtua Neville, adalah bagian dari kelompok perlawanan yang dikenal sebagai Orde Phoenix bersama orang tua Harry, Lily dan James. Namun, ketika Frank dan Alice ditangkap oleh Voldemort, Bellatrix Lestrange (diperankan oleh Helena Bonham Carter dalam film), menyiksa orangtua Neville hingga mengalami cacat mental permanen. Kisah latar belakang Neville ini bisa dibilang kelam, dan gak akan kamu lihat dalam film Harry Potter.

10. Kisah penting Bartemius Crouch Jr. di film Goblet of Fire dipersingkat hingga jadi gak nyambung

cuplikan adegan Bartemius Crouch Jr. dalam film Harry Potter and the Goblet of Fire
cuplikan adegan Bartemius Crouch Jr. dalam film Harry Potter and the Goblet of Fire (dok. Warner Bros. Pictures/Harry Potter and the Goblet of Fire)

Dalam buku dan film Harry Potter keempat, Harry Potter and the Goblet of Fire, orang yang mengatur agar Harry berpartisipasi dalam Turnamen Triwizard yang berbahaya dan mematikan ternyata bukanlah Voldemort sendiri, melainkan salah satu pengikutnya yang paling setia, yaitu Bartemius Crouch Jr. (diperankan oleh David Tennant). Setelah menculik mantan Auror dan profesor Pertahanan Terhadap Kegelapan Hogwarts yang baru, Mad-Eye Moody (diperankan Brendan Gleeson), Crouch Jr. menyamar sebagai penyihir bermata satu di sekolah Hogwarts. Sampai akhirnya ia mengungkapkan kalau dirinya adalah dalang di balik rencana tersebut.

Barty Crouch Jr. memang ada di film, tetapi alasan kenapa ia memalsukan kematiannya sendiri untuk melarikan diri dari Azkaban setelah ibunya meninggal, keterlibatannya dengan Voldemort, dan penahanannya di rumah oleh ayahnya yang merupakan pejabat kementerian yang berpengaruh, Bartemius Crouch Sr. (diperankan Roger Lloyd Pack), rupanya gak diceritakan dalam film. Jadi kisahnya dalam film pun gak nyambung.

Dalam buku, saat Bartemius Crouch Jr. masih muda, ia membunuh ayahnya sendiri untuk melayani Voldemort. Ia juga harus memastikan agar Harry memenangkan Turnamen Triwizard agar Harry bisa menerima Portkey rahasia, yang akan mempertemukannya kepada Voldemort. Kisah ini juga terjadi di film, tetapi ada beberapa kisah yang hilang. Salah satunya kisah sedih dan mengerikan dari keluarga Crouch, yang merupakan bagian terbaik dari buku Goblet of Fire. Jadi sangat disayangkan jika kisah itu gak diangkat ke layar lebar.

Mengangkat suatu buku ke layar memang gak semudah kelihatannya, ya. Selain masalah durasi, ada juga masalah selera dari penulis maupun sutradara filmnya sendiri. Yap, begitu juga dengan adaptasi Harry Potter. Hmm, semoga para penggemar gak terlalu kecewa, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us

Latest in Hype

See More

6 Anggota KLP48 Ditegur Manajemen dan Terancam Kena Sanksi, Kenapa?

23 Des 2025, 02:00 WIBHype