Perbedaan Sonic the Hedgehog 3 Versi Film dan Video Game

Film adaptasi video game fenomenal, Sonic the Hedgehog 3, sudah rilis perdana pada Sabtu (21/12/2024). Film ini kemudian disiapkan kembali untuk tayang pada hari Natal, 25 Desember 2024.
Sebagai sekuel ketiga yang sudah dinantikan para penggemar, film ini kembali melanjutkan petualangan Sonic, Tails, dan Knuckles dalam menghadapi misi berbahaya dari tiga villain. Sonic dan tim bahkan kewalahan mengatasi rencana jahat mereka.
Tak hanya menampilkan petualangan seru, Sonic the Hedgehog 3 juga menyuguhkan kisah penuh haru dan jalan cerita emosional terkait persahabatan, keluarga, dan arti kehilangan. Namun, ada beberapa perbedaan Sonic the Hedgehog 3 versi film dan video game yang mungkin kamu sadari. Berikut ini detailnya!
1. Dalam film, Shadow dikisahkan sebagai alien yang terdampar, bukan ciptaan Gerald Robotnik

Para penggemar game Sonic tentu masih ingat dengan asal-usul Shadow yang merupakan eksperimen ciptaan Prof. Gerald Robotnik. Ia dikisahkan bertumbuh di Space Colony ARK dan menghabiskan waktunya bermain bersama Maria, cucu Gerald.
Namun, di film Sonic the Hedgehog 3,, Shadow bukan diciptakan oleh Gerald, melainkan salah satu alien yang jatuh terdampar di Bumi. Ia datang bersama sebuah asteorid sekitar 50 tahun lalu.
Shadow pertama kali ditemukan oleh pihak Guardian Units of Nations atau G.U.N. Mereka kemudian tertarik menjadikan Shadow sebagai aset penelitian di bawah naungan Prof. Gerald Robotnik.
Selama di sana, Shadow menjalin persahabatan erat dengan Maria, cucu Gerald. Terdampar jauh dari planet asalnya membuat Shadow menganggap Maria sebagai pelipur lara, sahabat yang mewarnai hari-harinya di kawasan yang tak dikenalinya.
2. Maria diperlihatkan sehat dan tidak memiliki penyakit langka seperti dalam video game

Selain Shadow, perbedaan lainnya juga terletak pada karakter Maria. Ia sebenarnya mengidap penyakit langka, jika merujuk dari jalan cerita di versi video game.
Oleh karena itu, Gerald memutuskan menciptakan Shadow yang dibekali kemampuan untuk menyembuhkan cucunya. Shadow termasuk ke dalam proyek rahasia Gerald yang memiliki tujuan akhir untuk mencapai keabadian.
Namun, G.U.N menutup proyek The Ultimate Life Form milik Gerald tersebut dan berencana memindahkan Shadow. Setelah mengubah asal-usul Shadow, sekuel ketiga Sonic kali ini juga mengubah latar belakang Maria yang tidak mengidap penyakit langka, melainkan ia benar-benar sehat di versi filmnya.
3. Maria tewas terbunuh akibat terkena ledakan, bukan ditembak mati prajurit G.U.N

Selama berada di G.U.N, Shadow menjalin ikatan persahabatan dengan Maria, cucu Gerald. Namun, saat Shadow akan dibawa pergi, ia kemudian berupaya untuk melarikan diri bersama Maria.
Ironisnya, sebuah peluru yang ditembakkan prajurit G.U.N untuk menghentikan mereka menyasar ke sebuah tabung berisi chaos energy. Hal itu membuat ledakan besar tak terhindarkan hingga menewaskan Maria.
Insiden tersebut membuat Shadow ditangkap dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang membuatnya tertidur selama 50 tahun di bawah pengawasan G.U.N. Berbeda dengan versi video game, Maria justru terbunuh saat melarikan diri dan membantu Shadow naik ke dalam kapsul terbang. Gadis tersebut ditembak mati oleh prajurit G.U.N yang membuat Shadow sangat marah.
Setelah terbebas dari tabung reaksi selama 50 tahun, Shadow dan Gerald melancarkan aksi balas dendam, tak hanya pada G.U.N, melainkan juga untuk memusnahkan peradaban manusia. Meski terdapat beberapa jalan cerita yang diubah dengan versi aslinya, tetapiperubahan tersebut masih tetap masuk akal tanpa menghilangkan sisi emosional yang ditimbulkan dalam jalan cerita di film.
Harus diakui, film live-action Sonic memang selalu memberikan kejutan yang memikat para penggemar video game. Ditambah, kemunculan karakter baru, seperti Amy Rose dan Metal Sonic, di post credit scene memberikan daya tarik menantikan kisah sekuel ke-4.
Apakah kamu juga salah satu penggemar yang selalu menantikan live-action dari warlaba sinematik Sonic the Hedgehog? Kita tunggu kelanjutan ceritanya, ya!