Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Film Bisu hingga Kontemporer, Perkembangan Hollywood Tahun ke Tahun

jalanan Hollywood, Los Angeles (unsplash.com/Benoit Debaix)

Hollywood masuk ke lingkaran orang-orang kelas atas di Los Angeles pada tahun 1910. Saat itu, kiblat film masa depan ini sudah menyelesaikan produksi film pendeknya yang berjudul The Count of Monte Cristo. Tayang perdana pada tahun 1908 dan berdurasi sekitar 14 menit, The Count of Monte Cristo adalah film pertama di Hollywood. Sebagian dari film tersebut juga difilmkan di Laguna Beach dan Venesia.

The Saga of the Sign, sebuah buku yang diterbitkan oleh Hollywood Sign Trust, menjelaskan bahwa Selig Polyscope Company (perusahaan film Amerika yang didirikan pada tahun 1896 oleh William Selig di Chicago, Illinois) awalnya memulai pembuatan film The Count of Monte Cristo di Chicago. Namun, cuaca buruk mendorong para kru produksi ke California, tempat yang cukup cerah pada saat itu. Film kedua, In Old California tahun 1910, adalah film pertama yang keseluruhan lokasi syutingnya di Hollywood. Ingin tahu perkembangan industri film Hollywood dari tahun ke tahun? Baca terus, yuk, sejarah Hollywood dari era film bisu hingga kontemporer berikut ini!

1. Tahun 1887 hingga 1910: sejarah awal Hollywood

Hollywood tahun 1906, menghadap ke Utara di Vine St. dari Hollywood Boulevard (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Pada tahun 1853, situs Hollywood hanya ditandai oleh sebuah bangunan batako. Pada tahun 1880-an, Harvey dan Daeida Wilcox pindah ke Los Angeles dan membeli tanah seluas 120 hektar di dekatnya. Pada tahun 1887, Harvey mengajukan rencana pembangunan kota untuk Hollywood. Sayangnya, dia meninggal pada tahun 1891.

Namun, pada tahun 1900, ada 500 orang yang menyebut Hollywood sebagai rumahnya, seperti yang ditunjukkan Majalah Smithsonian. Dua tahun kemudian, pengembang real estate bernama Hobart Johnstone Whitley membuka Hotel Hollywood. Namun, Daeida Hartell Wilcox, sosok yang mendirikan Hollywood adalah perempuan yang sangat taat beribadah. Wilcox ingin agar lokasi tersebut menjadi lingkungan yang ramah bagi pemeluk agama Kristen dan juga anti alkohol.

Jadi, bagaimana industri film berakar di Hollywood? Hal ini karena keberhasilan pembuatan film The Count of Monte Cristo. Di Chicago, produser film pertama yang bernama William Selig, memindahkan studionya ke Edendale, pinggiran Kota Los Angeles dan hanya beberapa kilometer dari Hollywood.

Pada tahun 1910, Los Angeles Almanac mengonfirmasi bahwa California Motion Picture Manufacturing Company mendirikan toko di Long Beach, California. Kota ini akhirnya berkembang menjadi 5 ribu orang. Lalu, krisis air bersih mengharuskan mereka pergi ke Los Angeles.

2. Tahun 1911 hingga 1915: Hollywood hadir di layar lebar

Studio Nestor, studio film pertama di Hollywood di Sunset Boulevard, pada tahun 1913 (commons.wikimedia.org/Witzel Studios, LA)

Hollywood sangat sukses di industri film. Produser di wilayah timur terinspirasi dari The Count of Monte Cristo, dan memiliki perselisihan dengan pembuat film itu sendiri, yakni Thomas Edison. Pasalnya, Edison mendirikan Perusahaan Paten Film Bergerak untuk peralatan filmnya di New Jersey dan menggugat siapa saja yang mencoba menggunakannya untuk keuntungan komersial.

Jadi, banyak produser yang bergegas ke California, tempat di mana Nestor Film Company menjadi studio film pertama di Hollywood pada tahun 1911, seperti yang ditunjukkan Oakland Tribune. Tak lama kemudian, terdapat tidak kurang dari 15 studio di dalam dan di sekitar Hollywood.

Pada tahun 1913, Cecil B. DeMille mendirikan dan mengoperasikan studio miliknya di Hollywood. Sang maestro film ini bermitra dengan Sam Goldwyn dan lainnya untuk membuat film The Squaw Man, sebuah film yang cukup sukses tentang seorang perwira Inggris yang mencoba bertani di Barat. Sebagian besar film, diambil di dekat Hollywood Boulevard dan Vine Street. Namun, hits terbesar yang dihasilkan Hollywood adalah Birth of a Nation karya DeMille pada tahun 1915 yang difilmkan di 16 lokasi berbeda di seluruh California Selatan.

3.Tahun 1916 sampai 1926: era film bisu di Hollywood

potret Theda Bara tahun 1920 (commons.wikimedia.org/James Edward Abbe)

Pada tahun 1915, Hollywood diisi dengan studio-studio film seperti Columbia Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer (MGM), Paramount Pictures, Twentieth Century Fox, Warner Brothers, dan banyak lainnya. Dalam artikel berjudul The History of Film The 1920s: The Pre-Talkies and the Silent Era, yang ditulis sejarawan film Tim Dirks, menjelaskan bahwa Universal Studios membeli Nestor Film Company.

Universal Studios akhirnya menjadi studio terbesar pertama pada masanya, dan juga memproduksi sejumlah adaptasi film dari sastra klasik. Lalu, muncullah "si vamp", karakter yang diciptakan oleh Fox Film Corporation yang dibintangi Theda Bara, di mana aktris ini pernah muncul dalam film A Fool There Was tahun 1916. Ia juga menjadi simbol seks pertama di layar lebar.

Kalian harus paham dulu, nih, bahwa film-film Hollywood pada akhir 1908 dan awal tahun 20-an adalah film-film bisu. Saat itu, film hanya memiliki backsound musik atau menampilkan teks. Tanpa dialog, aktor lebih banyak menggunakan bahasa tubuh untuk menyampaikan suasana hati si karakter yang diperankannya.

Film sangat penting selama Perang Dunia I. International Encyclopedia of The First World War menjelaskan bahwa para pembuat film menyampaikan pentingnya "patriotisme praktis", yaitu, gagasan untuk memerangi perang dengan cara memajukan ekonomi lewat perfilman. Seperti yang kita tahu, perfilman sangat memengaruhi segala hal, seperti gaya hidup dan lain sebagainya.

Namun, di samping itu, aktris Theda Bara dan aktris film lainnya, secara tidak langsung menciptakan perempuan modern di era tersebut. Theda Bara dikenal sebagai flapper. Dilansir History, flapper adalah istilah yang merujuk kepada perempuan muda yang menunjukkan kebebasannya melalui ekonomi, politik, dan seksual, serta haknya untuk memilih.

4. Tahun 1927: sistem suara muncul di Hollywood

E. B. Craft (di sebelah kiri) yang mendemonstrasikan Vitaphone (sound film system) (commons.wikimedia.org/Unnamed photographer)

Banyak pengamat yang memperhatikan tren di industri film, terutama setelah Dr. Lee DeForest mengembangkan Audion 3-Electrode Amplifier Tube, salah satu sistem suara paling awal, pada tahun 1923. Gadget model baru ini mulai diputar di bioskop-bioskop di seluruh Amerika. Namun, alat ini masih sangat mahal.

Akhirnya, Warner Brothers, yang saat itu masih merupakan perusahaan kecil, menyiasatinya dengan menggunakan Vitaphone, yang merupakan sistem suara pada disk. Sistem ini memiliki kualitas suara yang cukup bagus dan mampu menyebarkan suara film ke seluruh gedung bioskop. Vitaphone pertama kali digunakan dalam produksi Don Juan tahun 1926, tetapi hanya menampilkan musik.

Kemudian, muncullah The Jazz Singer pada tahun 1927, yang menggunakan Vitaphone untuk adegan pertunjukan musik dan film dialog. Menurut jurnal American Film from the Silent Era to the “Talkies”, yang diterbitkan di Oxford University Press tahun 2019, dan ditulis oleh Donna Kornhaber, kecanggihan di industri film ini mengakhiri era film bisu. Meskipun masih banyak bug yang harus diperbaiki.

Central Casting, sebuah agen casting terkenal yang telah berdiri selama hampir satu abad, menegaskan bahwa pemasangan kabel untuk suara itu mahal dan memakan waktu. Selain itu, para aktor, figuran, dan juru kamera harus kreatif demi membatasi gerakan dan kebisingan, karena mikrofonnya terlalu sensitif. Film Singing in the Rain tahun 1952 pun menampilkan masalah ini dengan gamblang.

5. Tahun 1928 sampai 1932: era skandal di Hollywood

aktris Olive Thomas, tahun 1915 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Gaya hidup Hollywood yang mewah dan glamor menimbulkan malapetaka dahsyat bagi beberapa bintang Hollywood. Pada akhir tahun 1920-an, penggemar berat film Hollywood dikagetkan dengan beberapa skandal yang melibatkan aktor dan aktris layar perak. Misalnya, ada aktris Olive Thomas yang mengalami overdosis obat-obatan terlarang pada tahun 1920.

Pada tahun 1921, Amerika dikejutkan dengan aktor Roscoe "Fatty" Arbuckle yang dituduh melakukan pemerkosaan, hingga menyebabkan aktris Virginia Rap meninggal. Arbuckle memang dibebaskan, tapi kariernya hancur. Lalu, ada William Haines, yang merupakan seorang gay. Haines tidak menyembunyikan fakta itu, hingga menimbulkan kegaduhan di Hollywood, dan akhirnya dia meninggalkan industri film.

Ada pula kematian tragis dari seorang aktris yang kesepian bernama Peg Entwhistle. Seorang aktris yang depresi dan putus asa ini tewas karena bunuh diri di papan tanda Hollywood pada tahun 1932. Dia pun dikenal sebagai "Gadis Tanda Hollywood."

6. Tahun 1933 sampai 1939: padamnya lampu Hollywood Sign hingga dampak Depresi Ekonomi di Hollywood

tanda asli Hollywoodland, yang akhirnya berkembang menjadi tanda Hollywood yang kita kenal sekarang (commons.wikimedia.org/Unknown Photographers)

Saat ini, tanda Hollywood (Hollywood Sign) yang terkenal itu masih menjadi simbol Kota Los Angeles bagi tempat berkumpulnya orang-orang kaya dan terkenal. Di artikel sebelumnya, mungkin kamu sudah tahu bahwa tanda Hollywood awalnya adalah papan reklame untuk iklan real estate. Papan nama setinggi 13 meter yang didirikan pada tahun 1923 ini, awalnya bertuliskan "Hollywoodland", sebagai iklan properti.

Pada malam hari, 4 ribu bola lampu memancarkan kata-kata "Holly", "Wood", dan "Land" secara terpisah, lalu menyala menjadi satu kata. Namun, pada tahun 1933, Hollywood dan seluruh Amerika dilanda Great Depression (Depresi Ekonomi). Properti tanda Hollywoodland akhirnya dijual kepada M.H. Sherman Company. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, lampu Hollywood di bawah perusahaan M.H. Sherman Company berhenti menerangi langit pada malam hari karena biaya listriknya dianggap mahal.

Syukurlah, Hollywood sendiri tidak terkena dampak Depresi Ekonomi secara langsung. Pasalnya, sebagian besar bioskop di Hollywood justru hanya mengenakan biaya masuk sebesar satu sen sampai 25 sen. Harga yang sangat murah. Bahkan, beberapa bioskop menerima bayaran berupa barang, seperti botol susu kaca, tulis laporan The Kennedy Center.

Di sini, warga Amerika bisa melupakan sejenak penderitaan mereka. Film-film Feel Good diproduksi selama era ini, seperti Modern Times dan City Lights (keduanya dibintangi oleh Charlie Chaplin), Gone With the Wind, It Happened One Night, dan The Wizard of Oz

7. Tahun 1940 sampai 1950: Hollywood di era perang

aktris Hollywood Patricia Morison dan Merle Oberon yang mengunjungi tentara Inggris di markas besar Korps Angkatan Darat ke-2, Kastil Longford, dekat Salisbury, Inggris, pada 14 September 1942 (commons.wikimedia.org/Signal Corps Archive)

Pada tahun 1940, Zaman Keemasan Hollywood mencapai puncaknya. Studio-studio besar seperti Fox, MGM, Paramount, United Artists, Universal Studios, Warner Brothers, dan lainnya berhasil menduduki peringkat teratas dan menyingkirkan produser-produser kecil. Selama Perang Dunia II, film menjadi media terbaik untuk meningkatkan moral masyarakat Amerika. Namun, menyusul serangan di Pearl Harbor pada tahun 1941, CBS News melaporkan FBI berada di Hollywood dan menangkap sekelompok pendukung Hitler yang membangun tempat perlindungan militer rahasia senilai 4 juta dolar AS atau setara Rp61,8 miliar pada tahun 1933. Bunker rahasia Hitler ini pun membuat takut banyak orang.

Jadi, saat kapal selam Jepang muncul di Pantai Barat pada tahun 1942, warga Los Angeles sangat paranoia. Mereka khawatir akan diserang. Beberapa warga mengklaim bahwa pesawat Jepang jatuh di Hollywood.

Hollywood kembali berbisnis pada tahun 1947. Papan nama Hollywoodland disumbangkan ke Kota Los Angeles. Jadi, kata "Land" dihapus dan papan namanya pun direnovasi. Namun, di tahun yang sama, Presiden Harry Truman menyatakan perang melawan komunisme, yang tentunya berdampak terhadap Hollywood lagi.

8. Tahun 1950 sampai 1960: Hollywood diserang McCarthyisme

Kepala Penasihat Senat Amerika Serikat, Joseph Welch (kiri), dengan Senator Amerika Serikat Joseph McCarthy dari Wisconsin (kanan), di Subkomite Senat pada 9 Juni 1954 (commons.wikimedia.org/United States Senate)

Setelah Perang Dunia II berakhir, Hollywood kembali diserang McCarthyisme (menuduh seseorang melakukan pengkhianatan tanpa bukti). Senator Joseph McCarty memulai tuduhan ini kepada beberapa bintang Hollywood yang dianggap menjadi komunis pada tahun 1947. Beberapa penulis dan aktor terkenal diadili oleh House Un-American Activity Committee.

History menyebutkan bahwa ada tujuh bintang Hollywood, di antaranya aktor Charlie Chaplin, aktris Lee Grant dan Lena Horne, penulis Dashiell Hammett, penyanyi folk Pete Seeger, penulis skenario Dalton Trumbo, dan aktor/sutradara/penulis Orson Welles, yang dituduh langsung melakukan komunisme dari tahun 1947 sampai 1952. Mereka masuk "Daftar Hitam," sehingga beberapa dari mereka pun dipenjara.

Bahkan, komedian Lucille Ball dituduh mendaftar sebagai seorang komunis pada tahun 1936. Banyak karier seniman yang hancur, begitu juga dengan rekan kerja mereka. Pekerjaan para aktor turun 20 persen, jika mereka pernah bekerja dengan seseorang yang masuk dalam Daftar Hitam.

Pada tahun 1954, pemerintah sudah muak dengan Joseph McCarthy karena menuduh siapa saja sebagai seorang komunis. Pengacara Joseph Welch akhirnya memecat McCarthy, tulis Britannica. Setelah itu, McCarthy dikecam oleh senator lainnya. McCarthyisme telah berakhir, dan Joseph McCarthy meninggal pada tahun 1957.

9. Tahun 1958 sampai 1969: tahun yang membuat Hollywood terpuruk

Whiskey a Go Go di Sunset Strip, Hollywood Barat, California (commons.wikimedia.org/MarkDante)

Pada tahun 1957, sebagaimana yang dicatat Majalah Life, ada banyak aktivitas baru bagi warga Amerika, seperti bowling, golf, karaoke, dll, hingga membuat bioskop agak sepi. Oleh karena itu, Hollywood mencari cara baru untuk menarik penonton, atau yang disebut sebagai "New Hollywood". Box Office Pro menjelaskan bahwa sepinya bioskop terjadi karena masalah gaji yang rendah dan diterapkannya sensor, ditambah lagi dengan Perang Vietnam.

Pada tahun 1964, muncullah Whiskey a Go-Go, sebuah klub yang menampilkan acara live musik yang diminati di Sunset Strip. Klub Whiskey a Go-Go bisa dibilang adalah trendsetter di kala Hollywood meredup. Hiburan baru di Hollywood ini menarik perhatian remaja hingga anak muda di usia 20-an. 

Jadi, pada tahun 1967, studio film mengambil pelajaran dari klub tersebut. Mereka mulai memproduksi film-film segar yang menarik, dan adegan yang penuh kekerasan untuk mengundang antusiasme penonton muda. Film kriminal Bonnie and Clyde pun dirilis pada tahun 1967, diikuti dengan The Wild Bunch dan Easy Rider pada tahun 1969, serta M*A*S*H pada tahun 1970. Film-film kekerasan ini pun sangat cocok dengan generasi muda.

10. Tahun 1970 sampai 1978: era baru bagi Hollywood

Marilyn Monroe dan Jane Russell mencetak tangan mereka di semen di Chinese Theatre, Hollywood, Los Angeles (commons.wikimedia.org/Los Angeles Times photographic archive, UCLA Library)

Hollywood memang salah satu tempat yang tangguh. Meski begitu, restorasi dimulai lagi pada tanda Hollywood pada tahun 1973. Pada tahun 1978, para wisatawan menunjukkan minat baru mereka pada Teater Cina Grauman di Hollywood Boulevard, Hollywood Walk of Fame dan atraksi lainnya. Di tahun yang sama, Hollywood yang baru dan lebih baik, memiliki sebutan lain, yakni "Tinseltown".

11. Tahun 1979 sampai 1986: industri hiburan terbesar di Hollywood

potret Distrik Komersial dan Hiburan Hollywood Boulevard (commons.wikimedia.org/Pierre André)

Meskipun hanya sedikit film yang dibuat di Hollywood pada tahun 1980-an, Hollywood masih dikaitkan dengan industri film. Produser Don Simpson, mulai membuat film yang menarik perhatian generasi muda. Plot filmnya sederhana, mencolok, dan bergerak cepat, dengan soundtrack yang berkesan. Warga Amerika sangat menyukainya. Rolling Stone bahkan mengkualifikasikan 100 filmnya sebagai film terhebat tahun 1980-an.

Namun, Hollywood sendiri memiliki sisi kelam yang jarang terekspos. Hal ini dibuka lebar oleh fotografer John Humble, yang memotret sejumlah kawasan kumuh di Los Angeles untuk Majalah Huck. Selain itu, terdapat pula film-film yang menunjukkan bahwa lalu lintas Hollywood Boulevard sangatlah macet, memiliki gedung-gedung tua yang sempit, dan ratusan rambu-rambu kuno yang menjulang di jalan.

Untungnya, pada tahun 1984, Kota Hollywood Barat didirikan. Sunset trip direvitalisasi sebagai tempat yang trendi dan kekinian. Bintang film bisu dan selebritas dari Zaman Keemasan Hollywood digantikan oleh band-band terkenal, artis, dan musisi, serta penduduk dengan gender yang beragam. Disisi lain, bangunan paling bersejarah di Hollywood direhabilitasi, seperti Hotel Roosevelt.

12. Tahun 1986 sampai 2000: Hollywood memengaruhi sikap generasi muda

ilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada akhir tahun 1980-an sampai tahun 1990-an, film-film terus bermunculan. Film-film pada era tersebut mencakup topik-topik penting seperti kedewasaan, pencarian jati diri, penindasan, kebingungan gender, cinta, dan kematian. Menurut artikel di The Guardian, From Clueless to Tarantino: why the 90s was Hollywood’s fairytale decade, yang ditulis Rebecca Nicholson, menyebut bahwa Hollywood tahun 1990-an bisa disebut "era dongeng", di mana sekumpulan genre baru berkembang untuk menyasar sejumlah penonton.

Penonton pun terkesan dengan aktor-aktor muda generasi baru. Ditambah lagi sutradara muda seperti Spike Jonze dan Quentin Tarantino. Banyak penggemar film yang menganggap film-film pemberontakan tahun 90-an sangat mencerminkan kehidupan anak muda pada saat itu.

Dalam programnya pada tahun 2019, Nineties: Young Cinema Rebels, programer Inggris, Anna Bogutskaya, menunjukkan bahwa film dan televisi memengaruhi sikap anak muda. Akibatnya, terciptalah generasi muda yang suka melanggar aturan dan memberontak. Hollywood juga mencerminkan hal itu.

Fotografer seperti Randall Slavin yang mengabadikan era sebelum adanya ponsel dan foto selfie menunjukkan kehidupan bebas bintang-bintang muda saat itu, seperti Jennifer Aniston, Leonardo DeCaprio, Jennifer Garner, dan Paul Rudd yang sedang berpesta di klub malam. Dibalik itu, kehidupan malam Hollywood juga memiliki sisi gelap. Obat-obatan terlarang dan alkohol berkontribusi pada kematian musisi Kurt Cobain, komedian Chris Farley, dan aktor River Phoenix, yang ditemukan meninggal di trotoar di luar klub malam The Viper Room.

13. Tahun 2001 sampai saat ini: era di mana Hollywood flashback ke masa lalu, terutama dalam film

jalanan Hollywood, Los Angeles (unsplash.com/Benoit Debaix)

Dengan dimulainya tahun 2000, industri film sepertinya kehabisan ide-ide hebat. Maka lahirlah remake, dimana produser mengambil film lama dan membuatnya dengan lebih baik di film baru. Metacritic mengutip 27 remake antara tahun 2000 sampai 2011, didapati bahwa film-film remake tersebut tidak semuanya bagus. Meski begitu, Hollywood tetap menarik wisatawan.

Kawasan di sekitar kejayaan masa lalu Hollywood, yaitu papan nama Hollywood, diselamatkan dari pengembang properti dan dilindungi pada tahun 2002. Namun, jauh di bawah tanda tersebut, pedagang yang menjual makanan, tiket, dan tur wisata dianggap mengganggu. CBS News melaporkan bahwa undang-undang baru melarang pedagang kaki lima untuk berjualan sembarangan di trotoar.

Saat ini, lebih dari 50 juta orang mengunjungi Hollywood setiap tahunnya, menurut data Hollywood Chamber of Commerce. Jika kamu memiliki kesempatan buat pergi ke sana, pastikan kamu mengunjungi Hollywood Sign, ya. Semoga informasi sejraha perkembangan Hollywood ini bisa menambah pengetahuanmu, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us