10 Pelajaran Hidup dari Anime Classroom of the Elite

2. Kesalahan besar jika kita tidak memperbaiki kesalahan kita

Kikyo Kushida (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Setiap orang pasti melakukan kesalahan, entah itu disengaja atau pun tidak sengaja. Mereka pasti pernah melakukannya, mulai dari hal yang sepele hingga yang berdampak. Namun, akan jadi bermasalah jika kita tidak memperbaiki kesalahan kita yang telah kita perbuat sebelumnya. Kita akan selalu melakukan kesalahan yang sama terus berulang. 

Kushida, adalah orang yang baik, manis dan lembut. Tapi dia munafik dan licik. Orang seperti Kushida, jika tidak segera memperbaiki sifatnya itu. Maka suatu saat nanti, sifatnya ini akan menjadi bumerang yang dapat membuatnya lebih terperosok lebih dalam.

3. Kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan

Kelas D menghadiri rapat dengan kelas C(dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Untuk mencapai kesuksesan, setiap orang pasti akan melewati yang namanya kegagalan, penderitaan dan rasa sakit. Orang-orang ini akan melewati kepedihan yang luar biasa untuk mencapai kesuksesan mereka. 

Di awal episode cerita. Kelas D, adalah kelas yang terburuk di antara kelas lainnya. Hari demi hari selalu saja ada keributan, entah Sudo yang membuat kekacauan, Kushida yang berkhianat dengan musuh kelasnya sendiri, hingga permasalahan kecil mengenai nilai. 

Kepelikan yang mereka dapat hari ini adalah sebuah permulaan bagi mereka, langkah awal untuk membuktikan kehebatan bahwa mereka dapat menjadi kelas terkuat. Dan dibalik itu semua, ada orang-orang yang berjuang untuk mencapai kesuksesan itu. 

4. Berusahalah dengan orang lain jika ingin mencapai mimpi lebih jauh

Kiyotaka Ayanokoji dan Suzune Horikita saat bekerjasama (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Bekerja sama, adalah mimpi buruk bagi seseorang yang selalu melakukan hal sendirian, seseorang yang mandiri, seseorang yang perfeksionis dan seseorang yang ingin bekerja dengan cepat. Bukankah begitu?

Ya itu benar, persis seperti Horikita. Namun, saat kita berada dalam lingkungan sosial atau berkelompok, bekerja sendirian adalah keputusan yang salah. Apalagi, kalau kita mempunyai mimpi besar yang harus kita emban untuk mencapai kepentingan bersama. Kita membutuhkan kekuatan lain selain diri sendiri untuk mencapai tujuan. Karena bekerja sendirian itu ada batasnya.

5. Jangan mudah percaya pada orang lain

Mio Ibuki (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Kita sudah sering dinasihati oleh orang lain mengenai kepercayaan. Bahwa kita tidak boleh dengan mudah percaya kepada orang lain begitu saja. Apalagi, orang yang baru kita kenal. Kita tidak tahu siapa mereka dan apa motif mereka. Jadi berhati-hatilah dengan orang lain dalam hal mempercayai. 

Baca Juga: [REVIEW] Classroom of the Elite Season 2—Ancaman Kelas C Dimulai!

6. Berpikir sebelum bertindak

Ayanokoji ketika memilih kursi paling belakang dekat jendela (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Ayanokoji selalu menggunakan cara untuk melakukan sesuatu tanpa harus salah melangkah. Kenapa Ayanokoji bisa melakukan itu? Karena Ayanokoji selalu berpikir terlebih dahulu, sebelum dia memutuskan untuk mengambil langkah.

Ketika Ayanokoji mengambil kursi paling belakang, dia sudah merencanakannya terlebih dahulu. Dia memikirkan kursi mana yang paling cocok untuk mengamati semua orang dan sekaligus tidak membuatnya terlihat mencolok. Dia pun memilih kursi paling belakang dekat jendela. 

7. Jangan menilai orang lain hanya dari luar saja

Wajah palsu Kikyo Kushida (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Tampilan selalu menipu kita, orang yang berwajah baik dan orang yang bisa kita andalkan, mungkin saja adalah orang jahat, contohnya si Kushida ini. Dia manis, perhatian, lembut, baik dan lugu. Tapi nyatanya, dia adalah iblis, orang paling munafik yang pernah ada. Benar-benar sangat menipu. 

Kita harus berhati-hati dengan orang seperti Kushida ini. Kita tidak boleh sembarangan menilai orang lain begitu saja, apalagi jika kita hanya menilai dari luarnya. Ingatlah untuk tidak terburu-buru berprasangka terhadap orang lain, sedangkan kita belum tahu dengan kebenaran.

8. Musuh terbesarmu tidak lain ialah dirimu sendiri

Kiyotaka Ayanokoji (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Musuh yang sebenarnya bukanlah orang yang mencaci makimu, orang yang merendahkanmu, orang yang selalu menjatuhkanmu atau pun orang yang mengejekmu.  Mereka bukanlah musuhmu.

Musuhmu adalah kemalasan, serakah, dengki, ketakutan, kesombongan, kebohongan, rasa lapar, dan rendah diri. Merekalah musuh yang sebenarnya, musuh yang seharusnya kau lawan sekuat tenaga oleh dirimu sendiri. 

9. Menyerang sebelum diserang

Dalang dibalik kelas D (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Aturan utama perang adalah menyerang sebelum diserang. Begitulah kata Kiyotaka  Ayanokoji. Selagi musuh berancang-ancang. Kita sebagai lawan harus sudah siap untuk menyerang, menyerang balik dengan tepat dan cepat. 

10. Jangan takut dengan perubahan

Suzune Horikita (dok. Hibari/Classroom of the Elite)

Orang-orang terkadang selalu takut dengan hal yang tidak mereka ketahui, mereka takut dengan hal yang tidak bisa mereka kendalikan. Itu wajar saja, karena hal itu lumrah sebagai seorang manusia.

Hanya saja, akan lebih baik jika kita lebih berani untuk menerima perubahan itu. Meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Dengan kita menerima perubahan itu lebar-lebar, kita bisa belajar lebih banyak untuk bertumbuh menjadi lebih kuat. 

Classroom of the Elite adalah anime yang cukup santai namun juga berbobot, pembawaan ceritanya pun tidak hanya sekedar bertema sekolahan saja, tapi juga melibatkan permainan strategy dan tipuan psychology. Dengan pembawaan cerita seperti itu, kita tidak akan dibuat bosan olehnya, dan kita juga dapat mempelajari pesan moral lebih banyak dari pandangan perspektif Ayanokoji ini. 

Baca Juga: 5 Karakter Tergelap di Anime The Rising of the Shield Hero