5 Film Studio Ghibli tentang Lingkungan, Bikin Hatimu Tergerak!

Penuh pesan pelestarian lingkungan

Didirikan pada 1985, Studio Ghibli sukses menjadi salah satu studio animasi terbaik dan terpopuler di dunia. Semua itu berkat animasi yang indah, musik yang megah, cerita yang dalam, dan karakter ikonik, sehingga Studio Ghibli meraih reputasi baik.

Tak hanya aspek di atas yang membuat Studio Ghibli sukses, tetapi ada satu aspek lain yang tak kalah penting, yakni pesan atau tema yang diangkat di film-filmnya. Beberapa film Ghibli bahkan mengangkat isu lingkungan dan sarat akan pesan menjaga alam.

Bikin hatimu tergerak, berikut beberapa rekomendasi film Studio Ghibli tentang lingkungan yang sarat akan pesan positif. Yuk, langsung saja nonton semua filmnya!

1. My Neighbor Totoro (1988)

https://www.youtube.com/embed/92a7Hj0ijLs

Dirilis bareng Grave of the Fireflies pada 1988, Studio Ghibli terbukti untung besar berkat film iniMeski tak selaris film-film Ghibli lain, My Neighbor Totoro dianggap sebagai salah satu film animasi terbaik sepanjang masa. Totoro bahkan menjadi salah satu karakter paling ikonik di industri animasi dunia.

Tak hanya menceritakan persahabatan dan petualangan antara Satsuki dan Mei dengan makhluk-makhluk ajaib, film ini juga menggambarkan koeksistensi harmonis antara manusia dan alam. Pesan lain dari My Neighbor Totoro adalah manusia bisa mendapatkan kenyamanan dan penyembuhan spiritual dengan berkunjung ke alam.

2. Nausicaä of the Valley of the Wind (1984)

https://www.youtube.com/embed/6zhLBe319KE

Meski secara teknis film ini bukan hasil produksi Ghibli karena dirilis sebelum Ghibli didirikan, Nausicaä of the Valley of the Wind dibuat oleh orang-orang yang nantinya akan menjadi tokoh penting Studio Ghibli. Film ini diadaptasi dari novel Hayao Miyazaki berjudul serupa.

Film ini berkisah tentang Nausicaä, prajurit perempuan muda di dunia pasca apokaliptik yang berjuang melindungi alam dari kehancuran yang disebabkan manusia. Sederhananya, Nausicaä berusaha membuat alam dan manusia hidup berdampingan.

Nausicaä of the Valley of the Wind menggambarkan susahnya manusia dan alam hidup berdampingan. Namun, nantinya kebenaran akhirnya terungkap. Alam menjadi beracun dan berbahaya karena polusi dari manusia.

Tak peduli betapa dibenci atau ditakuti oleh manusia, elemen-elemen alam, seperti tumbuhan dan serangga, memiliki peran penting dalam ekosistem. Itulah sebabnya Nausicaä percaya pada nilai-nilai kehidupan terlepas dari bentuknya.

Nausicaä memegang prinsip bahwa semua kehidupan harus dihargai secara setara. Prinsip ini sendiri bertentangan dengan supremasi dan dominasi kehidupan manusia di ekosistem Bumi.

3. Pom Poko (1994)

https://www.youtube.com/embed/_7cowIHjCD4

Dirilis pada 1994, Pom Poko adalah film ketiga garapan mendiang Isao Takahata untuk Studio Ghibli. Film ini berkisah tentang komunitas rakun antropomorfik yang tinggal di hutan.

Suatu hari, hutan mereka dihancurkan oleh manusia untuk pembangunan kota. Komunitas rakun tersebut lantas berusaha untuk mempertahankan hutan mereka.

Meski memiliki tema yang sama dengan Nausicaä of the Valley of the Wind, yakni mengeksplor hubungan antara manusia dan alam, Pom Poko punya detil signifikan yang membedakannya dengan Nausicaä. Narasi Pom Poko adalah rakun yang melawan sifat natural manusia untuk berkembang.

Itulah sebabnya di film ini manusia tak pernah benar-benar membunuh atau terlibat perang dengan rakut. Manusia hanya membunuh rakun yang mengganggu proses pembangunan kota atau tak sengaja membunuh mereka saat mereka menyebrang jalan.

Namun, tetap saja Pom Poko menggambarkan keegoisan manusia yang merepresentasikan prinsip superioritas manusia atas alam. Bahkan, di bagian akhir film, seekor rakun mengingatkan para penonton untuk melestarikan alam agar hewan-hewan yang tinggal di dalamnya tidak punah.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Studio Ghibli Adaptasi Novel, Masterpiece!

4. Ponyo (2008)

https://www.youtube.com/embed/CsR3KVgBzSM

Diluncurkan pada 2008, Ponyo sukses menjadi film anime terlaris kelima sepanjang masa. Bahkan, film ini menyabet penghargaan Animation of the Year dari Japan Academy Prize ke-32. Ponyo adalah film kedelapan karya Hayao Miyazaki untuk Studio Ghibli.

Sesuai tajuknya, film ini berpusat sekitar Ponyo, ikan mas yang berteman dengan bocah laki-laki bernama Sosuke. Seiring persahabatannya dengan Sosuke tumbuh, ketidakseimbangan alam makin kacau. Mereka lantas mencari solusi dari masalah ini.

Meski Ponyo adalah film yang super imut, isu yang diangkatnya sebenarnya sangat penting. Film ini mengangkat isu polusi laut.

Hayao Miyazaki juga menggambarkan alam dapat menjadi berbahaya jika diganggu. Dalam Ponyo, diceritakan bahwa badai besar dan gelombang laut tinggi jika manusia mencemari lautan.

5. Princess Mononoke (1997)

https://www.youtube.com/embed/4OiMOHRDs14

Princess Mononoke merupakan salah satu film Ghibli terpopuler, bahkan sukses menjadi film terlaris di Jepang pada 1997. Film ini juga menjadi film animasi pertama yang meraih penghargaan Picture of the Year dari Japan Academy Film Prize.

Princess Mononoke menceritakan petualangan seorang pangeran bernama Ashitaka dalam menemukan obat untuk tangannya yang terkena kutukan. Ia lantas menyaksikan pertempuran antara makhluk hutan yang dipimpin oleh San dengan masyarakat pemukiman industri pimpinan Lady Eboshi.

Film ini tak hanya menggambarkan betapa kejamnya manusia pada alam, tetapi juga bagaimana alam melawan balik dengan tak kalah kejam dan kasar. Alam dapat menciptakan dan menghancurkan, kita sebagai manusia harus menghormati itu. Ini mematahkan gagasan bahwa manusia berkuasa atas alam.

Berdiri sejak 37 tahun lalu dan telah merilis puluhan film, Studio Ghibli masih bertahan sebagai salah satu studio animasi terbaik di dunia berkat berbagai pesan yang disampaikan dari film, termasuk lingkungan. Dari lima film di atas, kamu sudah menonton semuanya belum, nih?

Baca Juga: 5 Film Coming of Age dari Studio Ghibli, Seru dan Menarik!

Rakha Alif Photo Verified Writer Rakha Alif

run like a chocobo and stab like a tonberry

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya