Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sean Baker dan Mikey Madison (instagram.com/neonrated)
Sean Baker dan Mikey Madison (instagram.com/neonrated)

Tak bisa diingkari kalau Sean Baker adalah salah satu nama yang mencuat pada 2024. Semua berkat film terbarunya, Anora (2024), yang berhasil meraih Palem Emas alias penghargaan tertinggi dalam Cannes Film Festival. Sejak itu, Anora jadi sensasi di banyak tempat, pemutarannya sukses dan tak sedikit yang percaya sinema indie itu layak dapat nominasi Oscar untuk beberapa kategori strategis, termasuk Best Picture. 

Anora jelas bukan karya debut Baker. Ia setidaknya sudah pernah merilis 8 film fitur sejak mengawali kariernya pada 2000-an. Dengan ciri khasnya yang suka bikin film realisme (sesuai kenyataan), miserabilism (fokus pada kesulitan hidup lakonnya), dan chaotic (kacau balau), Baker mampu memukau penonton dan membangun basis penggemarnya sendiri.

Satu hal yang nagih dari film-film Baker adalah kemampuannya membuat orang ikut berfalsafah lewat simbolisme dan ketidakpastian akhirnya. Kalau boleh bikin ranking film Sean Baker, berikut urutannya, dimulai dari yang terburuk sampai terbaik. Cek, yuk!

8. Four Letter Words (2000)

Four Letter Words (dok. Littlefilms/Four Letter Words)

Tidak semua sutradara berhasil pada momen debutnya. Itu yang terjadi pada Sean Baker saat merilis Four Letter Words pada 2000. Meski cukup berbeda dari film-film Baker berikutnya, film ini menunjukkan gaya sinematik Baker yang observasional dan berat di dialog.

Four Letter Word pada dasarnya mencoba mengikuti semalam dalam hidup sekelompok pemuda yang menghadiri pesta reuni. Konsepnya menarik, tetapi eksekusinya  kurang sempurna.

7. Prince of Broadway (2008)

Prince of Broadway (dok. Little Creature/Prince of Broadway)

Baker banyak berubah dalam beberapa tahun. Prince of Broadway adalah salah satu karya yang berhasil mengonfirmasi gaya sinematik Sean Baker. Dengan gaya semidokumenter, minim bujet, dan handheld camera, Baker mengikuti keseharian Lucky, seorang pria imigran asal Ghana yang bekerja serabutan di New York. Hidupnya yang tanpa beban berubah seketika setelah mantan pacarnya memasrahkan hak asuh penuh atas putranya pada pria itu. Enggan dan ragu, mau tak mau ia harus menghadapi realitas barunya tersebut.

6. Red Rocket (2021)

Red Rocket (dok. A24/Red Rocket)

Dirilis pada 2021, Red Rocket adalah film kedua Baker yang didistribusikan A24. Meski terlihat lebih terkonsep, Baker masih mempertahankan banyak elemen sinematik yang identik dengan film-film lawasnya. Beberapa di antaranya adalah latar realistik, lakon dari komunitas marginal, dan kebiasaannya melakukan street casting untuk merekrut aktor-aktor nonprofesional.

Red Rocket juga mengikuti kehidupan seseorang yang tersingkir, tepatnya aktor film dewasa yang melewati masa keemasannya. Mikey (Simon Rex), sang aktor akhirnya kembali ke kampung halamannya di Texas dan menumpang hidup di rumah mantan istrinya. Di sana, ia bertemu seorang remaja yang ia yakini bisa membantunya kembali ke Los Angeles sebagai talent yang ia manajeri. Egois dan suka membual, Mikey jadi karakter yang susah mencuri simpati penonton. 

5. Starlet (2012)

Starlet (dok. Music Box Films/Starlet)

Karakter yang jauh dari sempurna juga didapuk Baker jadi lakon untuk film Starlet (2012). Jane (Dree Hemingway) sang lakon adalah perempuan muda yang berbagi tempat tinggal dengan sahabat dan kekasihnya. Berpenghasilan pas-pasan, Jane tak sengaja menemukan seonggok uang di sebuah termos yang ia beli dari lansia. 

Awalnya berniat mengembalikan, Jane akhirnya tergoda menggunakan uang itu untuk kepentingannya sendiri. Merasa tak enak, ia pun mencoba mendekati sang lansia dan membantunya mengerjakan tugas sehari-hari walau sempat ditolak. Menariknya, Baker tak perlu banyak dialog untuk menjawab rasa penasaranmu. Mulai dari profesi Jane sampai akhir dari persahabatan beda generasi itu. 

4. Tangerine (2015)

Tangerine (dok. Freestyle Picture Company/Tangerine)

Tangerine adalah film yang bikin Sean Baker mulai diperhitungkan, terutama di skena independen. Hanya berbekal kamera ponsel dan pencahayaan alami, Baker berhasil membuat film estetik dengan plot yang menawan. Ia kembali mengangkat lakon dari kaum yang tersisih, tepatnya dua transpuan.Tak hanya itu, mereka sehari-hari bekerja sebagai pekerja seks yang bikin posisi mereka kian rentan. 

Satu hari, salah satu dari mereka menemukan kekasihnya berselingkuh dengan perempuan lain dan menolak tinggal diam. Kemelut hidup mereka tanpa sengaja bersinggungan dengan seorang sopir taksi asal Armenia yang ternyata menyimpan rahasia dari keluarganya yang konservatif. Tragis, tapi juga kocak dan chaotic dalam satu waktu.

3. Take Out (2014)

Take Out (dok. Cre Film/Take Out)

Take Out adalah film kedua Baker yang dirilisnya pada 2004, beberapa tahun setelah Four Letter Words. Beda jauh dengan karya debutnya, film ini jadi awal mula segala signaturnya. Terutama pemilihan lakon dari komunitas marginal.

Dalam Take Out, Baker mengekspos sehari dalam hidup seorang imigran ilegal asal China di New York yang bekerja sebagai kurir untuk sebuah restoran. Terlilit hutang, ia pun mengambil sebanyak mungkin pesanan hari itu. Take Out juga menandai keterlibatan aktor Armenia, Karren Karagulian yang nongol di banyak film Sean Baker berikutnya, termasuk Tangerine dan Anora

2. The Florida Project (2017)

The Florida Project (dok. A24/The Florida Project)

The Florida Project adalah film pertama Baker yang memikat A24 sebagai mitra distribusinya. Memadukan aktor profesional dan amatir, Baker bakal membawamu melalui hari-hari di sebuah motel di Florida, Amerika Serikat.

Kontras dengan taman wisata mewah Disneyland yang berada di dekat motel itu, tinggalah seorang ibu tunggal dan putri kecilnya. Tak jelas apa pekerjaan sang ibu, yang jelas ia bekerja serabutan demi bertahan hidup. Sampai sebuah insiden terjadi dan keluarga kecil ini terancam terpisah. The Florida Project boleh berbujet minim, tetapi cukup memanjakan mata dari segi sinematografi dan color grading. 

1. Anora (2024)

Anora (dok. Universal Pictures/Anora)

Karya terbaik Sean Baker sejauh ini jatuh pada Anora. Film pemenang Palm d'Or ini adalah kerja sama pertama Baker dengan perusahaan distributor NEON. Meski masih dibuat dengan skema independen, terlihat kalau Anora dibuatnya dengan bujet lebih besar dari film-film lawasnya.

Anora mengikuti pergumulan batin seorang pekerja seks bernama Ani di New York yang menikahi pemuda kaya raya asal Rusia. Namun, kisah cinta ala Cinderella itu ternyata tak bertahan lama. Anora disebut salah satu film terbaik Sean Baker karena komentar sosial serta ending-nya yang nondefinitif dan multitafsir. 

Dengan kejelian dan inovasinya, susah memang mendebat bakat Sean Baker sebagai sutradara, sinematografer, dan penulis naskah. Menariknya, karena idealismenya, ia butuh bertahun-tahun untuk bisa menembus ranah arus utama. 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team