Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Rekomendasi Album Musik selain Rilisan Terbaru Taylor Swift

Olivia Dean
Olivia Dean (instagram.com/oliviadeano)
Intinya sih...
  • Album Taylor Swift dan Sabrina Carpenter gagal memenuhi ekspektasi banyak orang
  • Album underrated seperti Ego Death at a Bachelorette Party, The Art of Loving, Mayhem, Moisturizer, For Melancholy Brunettes (& sad women), dan So Close to What mendapat pujian
  • Musisi perempuan global underrated membawa warna baru dalam musik masa kini dengan genre soul, jazz, pop, rock, indie-pop, shoegaze, dan folk
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada banyak album yang perilisannya diantisipasi jutaan orang pada 2025 ini. Album ke-12 Taylor Swift, The Life of A Showgirl, dan Man’s Best Friend milik Sabrina Carpenter adalah beberapa di antaranya.

Namun, gak bisa diingkari, dua album yang paling ditunggu-tunggu itu justru gagal memenuhi ekspektasi banyak orang. Man’s Best Friend tidak bisa menyamai kesuksesan Short n’ Sweet (2024). Sampulnya yang mengundang kontroversi terbukti gak punya semangat satire dan feminisme seperti yang sempat dijadikan justifikasi oleh Sabrina Carpenter. Sementara itu, The Life of A Showgirl disebut sebagian pihak sebagai album terburuk Taylor Swift sepanjang kariernya. Beberapa liriknya cringe dan tak mencerminkan kedewasaan si musisi, padahal ia sudah masuk usia pertengahan 30-an.

Kalau kamu salah satu yang kecewa dengan kualitas album-album mainstream yang rilis sepanjang 2025 ini, coba dengar beberapa album baru milik musisi perempuan global underrated berikut. Dijamin keyakinanmu terhadap musik masa kini akan bangkit lagi.

1. Ego Death at a Bachelorette Party - Hayley Williams

Daripada berlarut-larut meratapi album baru Taylor Swift, curi dengar album barunya Hayley Williams saja. Dikenal luas sebagai pentolan band Paramore, Williams akhirnya merilis album solo kedua berjudul Ego Death at a Bachelorette Party. Album ini dapat skor di atas 90 berdasar data Metacritic.

Dalam album ini, Williams bicara banyak hal, mulai dari drama percintaan, karier, sampai dinamika keluarga. Ia membahas pernikahannya yang kandas dalam “Whim”, hubungan asmaranya dengan rekan satu band di lagu “Parachute”, pengalaman jadi anak perempuan pertama dalam keluarga dalam “Kill Me”, dan observasinya soal industri musik dan band-nya dalam “True Believer” dan “Discovery Channel”.

2. The Art of Loving - Olivia Dean

Olivia Dean mungkin belum masuk radarmu. Maklum, ia mengusung genre soul yang seringnya sih kurang eksposur. Namun, di negara asalnya, Inggris, Dean ternyata sudah mulai masuk ranah mainstream. Apalagi setelah ia merilis album The Art of Loving yang juga dipuji banyak pihak.

Dean sering disandingkan dengan Amy Winehouse dari segi vokal dan warna musik. Sebagai perkenalan, coba dengar lagu andalan di albumnya yang berjudul “Man I Need”. Niscaya, kamu bakal menemukan resep suksesnya, yakni mengombinasikan genre niche seperti soul dan jazz dengan pop masa kini.

3. Mayhem - Lady Gaga

Album comeback Lady Gaga berjudul Mayhem juga diamini banyak orang sebagai salah satu album terkuat tahun ini dari musisi perempuan. Mayhem membawa kita kembali pada era emas Lady Gaga medio 2008—2011. Gaga kembali mengusung genre pop dengan gaya maksimalis dan teatrikal yang membuatnya disegani dan dianggap inovatif. Liriknya juga bakal mengingatkanmu pada Gaga yang selama ini kita kenal, yakni chaotic dan percaya diri.

4. Moisturizer - Wet Leg

Band perempuan Wet Leg juga merilis album pada 2025. Dalam moisturizer, band rock asal Inggris ini menjelajahi perasaan jatuh cinta. Tidak hanya indah dan manisnya, tetapi juga kekhawatiran, ketakutan, dan ketidakpastian yang menyertainya. Termasuk fakta bahwa ruang pribadimu akan diinvasi, potensi dapat pengalaman buruk, perasaan mendamba yang menyesakkan, dan lain sebagainya.

Secara umum, moisturizer adalah album yang gak bikin bosan. Tiap lagunya berbeda dan liriknya kaya simbolisme, bukan yang asal comot referensi budaya pop sana-sini.

5. For Melancholy Brunettes (& sad women) - Japanese Breakfast

Japanese Breakfast juga baru menelurkan album baru berjudul For Melancholy Brunettes (& sad women). Judulnya yang nyentrik terinspirasi beberapa album lawas, seperti Mellon Collie and the Infinite Sadness miliknya The Smashing Pumpkins.

Namun, dari segi musik, Japanese Breakfast belum keluar dari signaturnya yang identik dengan genre indie-pop dengan elemen shoegaze dan folk. Secara lirik, lagu-lagu di album ini tergolong singkat, tetapi rima dan pilihan diksinya memanjakan telinga.

6. So Close to What - Tate McRae

Ketika banyak musisi pop yang bikin lagu melakonlis, Tate McRae hadir dengan lagu-lagu energik di So Close to What. Data Metacritic menunjukkan kalau skor album ini di angka 70-an, tetapi secara umum banyak yang puas dengan musik segar sang penyanyi.

Popularitas album So Close to What ikut menanjak seiring dengan tur dunia yang sedang dilakoni McRae bersama timnya. Meski tentu gak bisa menggantikan Britney Spears, tur itu mengingatkanmu pada era keemasan musik pop 2000-an yang penuh semangat.

Pernah bikin album yang dielu-elukan seantero dunia, tak heran kalau banyak yang berekspektasi lebih kepada Taylor Swift dan Sabrina Carpenter. Fenomena ini bisa kita jadikan pengingat kalau secerdik-cerdiknya manusia, celah untuk gagal selalu ada. Jangan segan pula untuk menoleh ke musisi underrated yang sebaliknya, berhak dapat perhatian lebih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

7 Potret Ultah Ke-22 Azizah Salsha, Photobooth sama Nadhif Disorot

08 Okt 2025, 13:57 WIBHype