7 Rekomendasi Film Drama Politik Netflix Terbaik, Sudah Nonton?

Rustin merupakan film biografi yang disutradarai oleh George C Wolfe. Film ini mengisahkan kehidupan Bayard Rustin, seorang aktivis hak-hak sipil yang berperan penting dalam gerakan hak-hak sipil Amerika Serikat. Namun, sering kali, ia kurang mendapat pengakuan karena orientasi seksualnya sebagai seorang gay. Bayard Rustin (diperankan oleh Colman Domingo) adalah seorang organisator dan strategis ulung di balik banyak aksi protes dan demonstrasi yang memajukan hak-hak sipil bagi orang Afrika-Amerika di AS.

Film ini berfokus pada perannya dalam menyelenggarakan March on Washington for Jobs and Freedom pada 1963, yang merupakan salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Amerika. Selain pencapaian Rustin dalam mengorganisasi acara tersebut, film ini juga mengeksplorasi tantangan yang dihadapinya, termasuk diskriminasi. Rustin sering kali menghadapi penolakan dan tekanan dari dalam gerakan hak-hak sipil itu sendiri. Namun, keteguhan dan komitmennya terhadap keadilan sosial membuatnya tetap berjuang.

Film drama perang dari Belanda ini disutradarai oleh Joram Lürsen. Film ini berdasarkan kisah nyata. Ceritanya tentang perjuangan seorang bankir Belanda, Walraven van Hall (diperankan oleh Barry Atsma) yang berani mengambil risiko besar untuk melawan pendudukan Nazi selama Perang Dunia II. Walraven bersama saudaranya, Gijs van Hall, memutuskan untuk membantu pendanaan gerakan perlawanan Belanda melawan pendudukan Jerman. Mereka menyadari bahwa untuk melawan kekuatan Nazi yang besar, diperlukan dana yang besar pula.

Walraven dan Gijs menggunakan keahlian mereka dalam perbankan untuk mengumpulkan uang dengan cara ilegal tetapi sangat cerdik. Mereka memalsukan obligasi pemerintah dan menyusupkan uang palsu ke dalam sistem perbankan yang dikuasai Nazi, kemudian mendistribusikan dana tersebut ke berbagai kelompok perlawanan. Ini adalah operasi yang sangat berisiko. Jika tertangkap, mereka akan menghadapi hukuman mati.

Film dari Meksiko ini disutradarai oleh David Pablos. Ceritanya didasarkan peristiwa nyata yang terjadi pada 1901. Kisahnya tentang Ignacio de la Torre, menantu Presiden Meksiko. Ia adalah seorang anggota kongres dan secara diam-diam merupakan homoseksual. Dia terlibat dalam skandal yang terkenal sebagai "Dance of the Forty-One". Adapun, pada November 1901, sebuah acara yang diduga pesta kostum menghadirkan 42 pria yang di antaranya diidentifikasi sebagai homoseksual, termasuk Ignacio.

Skandal ini menjadi berita utama di media saat itu dan memiliki dampak sosial serta politik yang signifikan. Untuk pertama kalinya, homoseksualitas dibicarakan secara terbuka di media Meksiko dan memiliki dampak jangka panjang pada kebudayaan mereka. Film ini tidak hanya mengeksplorasi kehidupan pribadi Ignacio dan konsekuensi skandal tersebut bagi dirinya serta keluarganya. Ada juga atmosfer sosial dan politik pada awal abad ke-20 di Meksiko. Dance of the Forty One menjadi sorotan karena penampilan visualnya yang indah dan penggambaran yang kompleks tentang tabu seksual serta norma-norma masyarakat pada masa itu.

Film biografi ini disutradarai oleh Greg Barker. Kisahnya tentang kehidupan Sergio Vieira de Mello, seorang diplomat Brasil yang bekerja sebagai pejabat senior PBB. Ia dikenal karena peran pentingnya dalam misi-misi perdamaian internasional. Cerita dimulai dengan Sergio yang terlibat dalam misi perdamaian di Timor Timur pada 1999 setelah referendum kemerdekaan yang mengakibatkan konflik dan kekerasan di negara baru ini.

Selama kariernya yang luar biasa di PBB, Sergio terlibat dalam beberapa misi penting di seluruh dunia, termasuk di Kosovo, Suriah, dan Irak. Dia sering kali berada di garis depan untuk menegosiasikan perdamaian, membantu membangun kembali masyarakat pascakonflik, dan mempromosikan hak asasi manusia. Film ini tidak hanya menggambarkan prestasi diplomatik Sergio, tetapi juga mengeksplorasi sisi pribadinya, termasuk hubungannya dengan Carolina Larriera, seorang ekonom Argentina yang menjadi kekasihnya.

Film dari Nigeria ini disutradarai oleh Izu Ojukwu. Ia mengambil latar belakang pada periode politik yang tegang di Nigeria pada 1976. Adapun, seorang perwira militer, Kapten Joseph Dewa, dituduh terlibat dalam upaya kudeta terhadap pemerintah militer yang ada saat itu. Film ini menggambarkan perjuangan Kapten Dewa untuk membersihkan namanya. Sementara itu, istri tercintanya, Suzy, juga terlibat dalam konspirasi yang rumit.

Cerita ini menampilkan tidak hanya tekanan politik dan ketegangan di antara para pejabat militer, tetapi juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi para karakter utama. Film '76 menggabungkan elemen dramatis yang kuat dengan latar belakang sejarah yang penting
dalam perkembangan Nigeria. Film ini memberikan pandangan mendalam terhadap
politik dan dinamika sosial pada masa itu.

Film drama biografi ini ditulis dan disutradarai oleh John Ridley. Film ini menggambarkan pencalonan Presiden Shirley Chisholm pada 1972, yang merupakan perempuan kulit hitam pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres Amerika Serikat. Regina King bermain sebagai peran utama.

Film ini menampilkan perjuangan Shirley dan upaya yang harus dikeluarkannya untuk mencapai prestasi tersebut. Film ini menyelidiki di balik layar kampanye yang diluncurkan oleh Shirley Chisholm pada 1972. Disorot pula perjalanan politiknya yang penuh terobosan. Regina King memberikan penggambaran yang hidup dan meyakinkan tentang Shirley Chisholm.

Film Turki ini disutradarai oleh Andaç Haznedaroğlu berdasarkan drama panggung pada 1999. Ceritanya tentang kehidupan seorang tokoh pemberontak dan tidak sopan bernama Gülseren. Ia menavigasi kesepian, cinta, dan kehilangan di tengah gejolak politik serta perubahan sosial.

Gülseren digambarkan sebagai seorang genius yang lahir di Istanbul pada 1948. Film ini menampilkan perjalanan hidupnya dari masa remaja hingga tua. Alur ceritanya menggali tantangan yang Gülseren hadapi dalam mengikuti lingkungan yang terus berubah dan konflik sosial yang memengaruhi kehidupannya.

Drama politik sering kali menghadirkan tokoh-tokoh yang kompleks dengan moralitas yang ambigu. Ada pula situasi yang penuh dengan dilema etis dan keputusan sulit. Genre ini dapat memberikan wawasan tentang realitas politik sambil tetap terhibur dengan cerita yang mendalam dan karakter yang kuat. Semua film di atas dapat kamu saksikan eksklusif di Netflix. Film mana yang akan kamu tonton duluan?