Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review Film Companion, Kisah Dark Comedy dengan Balutan Sci-Fi

Companion (dok. Warner Bros. Pictures/Companion)
Intinya sih...
  • Film "Companion" dibintangi Sophie Thatcher dan Jack Quaid, dengan premis cerita tentang liburan di kabin yang berubah jadi bencana setelah seorang miliader dibunuh oleh robot android.
  • Sophie Thatcher memukau sebagai Iris dan Jack Quaid kompeten memerankan Josh, menawarkan chemistry kuat dan dinamika hubungan kompleks.
  • "Companion" berani memainkan genre dari komedi romantis hingga horor sci-fi ala "Ex Machina", dengan durasi ideal 1 jam 37 menit, serta mengulas isu toxic relationship dan memberikan pesan feminisme yang relevan.

Warner Bros. Pictures kembali menghadirkan film dengan pendekatan segar melalui Companion (2025). Disutradarai oleh Drew Hancock, film ini dibintangi Sophie Thatcher (Yellowjackets, Heretic) dan Jack Quaid (The Boys, Oppenheimer). Premisnya sederhana: liburan di kabin berubah jadi bencana setelah seorang miliader dibunuh oleh robot android.

Dengan premis yang memikat dan eksekusi yang cerdas, Companion menawarkan pengalaman menonton yang penuh kejutan. Apakah film ini layak masuk daftar tontonanmu? Mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Akting memukau dari Sophie Thatcher dan Jack Quaid

Companion (dok. Warner Bros. Pictures/Companion)

Sophie Thatcher tampil memukau sebagai Iris, di mana ia mampu menangkap dan menggambarkan setiap kepolosan karakternya. Setiap gerakan wajah, intonasi suara, tangis, hingga tawa yang canggung ia bawakan dengan apik. 

Untungnya, Jack Quaid juga sama kompetennya. Ia memerankan Josh sebagai cowok green flag yang terlihat mencurigakan. Dan karena semua orang di kabin adalah teman Josh bukan Iris, seluruh kecurigaan tersebut pun semakin kuat.

Keduanya menawarkan chemistry yang kuat, sehingga mampu menciptakan dinamika hubungan yang kompleks. Thatcher memberikan kedalaman emosional pada Iris, sementara Quaid dengan brilian menampilkan sisi manipulatif dan posesif dari Josh.

2. Memainkan genre bending di dalamnya

Companion (dok. Warner Bros. Pictures/Companion)

Salah satu kekuatan utama Companion adalah keberaniannya dalam memainkan genre. Terima kasih pada Hancock yang sudah "berjudi" di film panjang pertamanya. Awalnya, film ini terasa seperti komedi romantis yang ringan, tapi lambat laun jadi horor sci-fi ala Ex Machina (2014).

Bumbu komedi gelap di beberapa momen berhasil menjaga suasana tetap segar meskipun plot menjadi lebih intens. Belum lagi twist demi twist yang disajikan dengan mulus dan tidak dipaksakan, memberikan kita pengalaman menonton yang unik dan sulit ditebak. 

3. Tidak bertele-tele, tapi tidak terburu-buru

Companion (dok. Warner Bros. Pictures/Companion)

Dengan durasi 1 jam 37 menit, Companion memiliki ritme yang ideal. Film ini tidak membuang waktu dengan adegan tidak perlu, tetapi juga tidak terburu-buru dalam menyampaikan pesannya. Bisa dibilang kalau narasi yang solid adalah kuncimya.

Setiap karakter, baik Iris, Josh, maupun karakter pendukung seperti Patrick dan Eli, mendapatkan porsi pengembangan yang cukup. Hal ini membuat karakter mereka terasa hidup dan berlapis, alih-alih jadi karakter satu dimensi seperti yang sering dimainkan The Rock.

4. Bawakan isu toxic relationship dan feminisme

Companion (dok. Warner Bros. Pictures/Companion)

Tak cuma membawakan genre bending dan dark jokes, film ini juga ikut mengulas isu yang cukup ramai dewasa ini, yaitu toxic relationship. Dari situ, film ini memcoba untuk memberikan pelajaran feminisme dengan menampilkan perjalanan Iris menuju pemberdayaan diri.

Pesan tersebut mampu disampaikan secara halus tetapi menusuk, menjadikan Companion lebih dari sekadar hiburan, tetapi juga komentar sosial yang relevan.

5. Apakah Companion recommended untuk ditonton?

Companion (dok. Warner Bros. Pictures/Companion)

Jika kamu bosan dengan film yang gitu-gitu aja dan ingin menikmati sesuatu yang orisinal, maka Companion adalah pilihan tepat. Perpaduan genre yang unik, akting solid, isu yang relevan, dan taburan twist membuatnya menjadi tontonan yang sayang dilewatkan.

Bulan Januari sering dianggap sebagai tempat "pembuangan sampah" bagi studio besar, Namun, Companion membuktikan itu salah. Alih-alih cringe atau too woke, film ini berhasil keluar sebagai salah satu film terbaik di awal tahun 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shandy Pradana
Indra Zakaria
Shandy Pradana
EditorShandy Pradana
Follow Us