Review Film F1 The Movie (2025), Aksi Menegangkan Brad Pitt di Lintasan Balap

Jika Tom Cruise memiliki Days of Thunder (1990) sebagai film balap klasiknya, maka Brad Pitt kini punya F1 The Movie (2025), film yang menjadi "iklan" megah Apple untuk dunia balapan. Plotnya mengisahkan Sonny Hayes (Brad Pitt), pembalap legendaris yang kembali ke lintasan setelah 30 tahun absen akibat kecelakaan demi menyelamatkan tim APXGP yang sedang di ambang kehancuran.
Bersama rookie berbakat Joshua Pearce (Damson Idris), Sonny mencari kesempatan kedua untuk meraih kejayaan di dunia balap yang penuh tekanan. Seberapa bagus dan menarik film ini? Mari kita simak reviewnya di bawah!
1. Kisah underdog klasik dengan unsur macho melodrama

F1 menghadirkan formula underdog yang sudah akrab di benak kita, tapi berhasil dieksekusi dengan apik. Cerita tentang Sonny yang kembali dari masa pensiun untuk membuktikan dirinya di tengah persaingan sengit memberikan nuansa macho melodrama yang memikat.
Adegan balapnya sangat intens, menampilkan ketegangan yang membuat jantungan, meskipun beberapa bagian cerita di luar lintasan terasa klise. Bahkan, ada sedikit kekonyolan macho di film ini. Untungnya, pendekatan yang dilakukan Joseph Kosinski cukup menghibur.
2. Chemistry apik Brad Pitt dengan para lawan mainnya

Salah satu kekuatan utama F1 adalah chemistry Brad Pitt dengan para pemeran pendukung. Dinamika Sonny dengan Joshua "JP" Pearce, rekan timnya yang ambisius tapi sering bentrok ego, terasa hidup dan berlapis, menciptakan rivalitas sekaligus ikatan yang kuat. Tak sekali dua kali JP menyebut Sonny sebagai "orang tua" dan meremehkannya.
Hubungan Sonny dengan sahabat lamanya, Ruben (Javier Bardem), yang juga mantan rivalnya di era 90-an, menambah kedalaman emosional. Apakah Sonny juga membuat Ruben jengkel tapi tetap membantunya saat kesulitan?
Tak ketinggalan, ikatan romantis dengan Kate (Kerry Condon), direktur teknis tim yang tegas, memberikan sentuhan hangat di tengah ketegangan balap. Dengan segudang pengalamannya, Brad Pitt tak kesulitan "melebur" dengan mereka semua.
3. Sinematografi inovatif dan scoring megah dari Hans Zimmer

F1 adalah tontonan yang memukau secara visual dan auditif. Penggunaan kamera IMAX mini yang dipasang di mobil balap menghadirkan pengalaman imersif, seolah penonton ikut melaju di dalam lintasan. Sinematografi inovatif ini, dipadukan dengan teknologi terbaru dari Apple, menciptakan adegan balapan yang menegangkan dan autentik.
Jangan lupakan skor Hans Zimmer yang megah. Tangan dingin maestro 67 tahun ini semakin mengangkat intensitas setiap adegannya, dengan perpaduan sempurna antara dentuman mesin mobil dan melodi yang menggetarkan hati. Bisa dibilang kalau F1 adalah salah satu rekaman balap paling menggairahkan yang pernah ada di layar lebar.
4. Apakah film F1 recommended untuk ditonton?

Secara pendekatan, F1 mirip dengan Top Gun: Maverick (2022) dalam hal penyutradaraan, meski plotnya sedikit kalah kuat dibandingkan pendahulunya. Namun, film ini tetap menawarkan pengalaman sinematik yang luar biasa, terutama bagi penggemar balap mobil atau penonton yang mencari tontonan mendebarkan di tengah musim blockbuster.
Dengan aksi balap yang menegangkan, chemistry pemeran yang kuat, dan produksi yang apik (turut dibantu oleh Lewis Hamilton), film ini layak ditonton di layar terbesar yang bisa ditemukan di kotamu. F1 tayang mulai 25 Juni 2025. Jangan sampai terlewat, ya!