Review Film "Lagi-Lagi Ateng", Bukti Film Komedi yang Ramah Anak

Awal tahun 2019 ini, dunia hiburan Indonesia dipenuhi sejumlah film keluarga yang asyik. Setelah "Keluarga Cemara", giliran "Lagi-Lagi Ateng" yang akan menghiasi layar lebar mulai 10 Januari. Dari judulnya, generasi 90'an pasti tahu kalau film ini berhubungan dengan komedian legendaris Ateng dan Iskak.
Namun berbeda dengan film lawas duo Ateng dan Iskak, "Lagi-Lagi Ateng" punya sentuhan baru yang tak kalah seru. Bahkan tak sekedar tertawa, banyak nilai-nilai positif yang bisa dipetik untuk seisi keluarga. Berikut ini adalah review film "Lagi-Lagi Ateng" versi IDN Times. Tenang saja, tidak ada spoiler kok!
1. Ateng, Iskak, Pak Budiman

Film ini mengisahkan tentang keluarga aristokrat yang bermukim di Salatiga. Berbeda dengan yang lainnya, keluarga ini hanya terdiri dari Ateng (Augie Fantinus) dan ayahnya, Pak Budiman (Surya Saputra). Sehari-harinya, Ateng ditemani Iskak (Soleh Solihun) dan Mbok Sutinah (Rohana Srimulat) yang mengabdi pada ayah Ateng.
2. Ateng berlibur ke Jakarta

Di saat ulang tahun ke-26, Pak Budiman berjanji memberikan hadiah untuk Ateng. Tak disangka anaknya yang berkarakter kekanak-kanakan itu, memilih hadiah berlibur di Jakarta. Awalnya, sang ayah menolak. Namun melihat anaknya bersikeras, ia luluh. Ateng pun berlibur ditemani Iskak.
3. Ateng bertemu Agus
Sesampainya di Jakarta, Ateng dan Iskak menginap di sebuah hotel mewah. Keganjilan demi keganjilan pun terjadi. Rupanya, ada sosok mirip Ateng yang menginap di hotel yang sama. Setelah saling bertemu, diketahuilah kalau sosok berbeda karakter tersebut bernama Agus.
4. Saudara baru, masalah baru
Masih di tempat yang sama, Ateng dan Agus menyadari jika keduanya adalah saudara kembar. Lewat sebuah foto, mereka sepakat mempertemukan sosok yang diyakini orangtuanya dan mencari tahu kebenarannya di masa lalu. Lalu, bisakah Ateng dan Agus menjalankan misinya?
Tentu saja, hal penting yang harus ada dalam film komedi adalah lelucon. Sementara itu, film keluarga harus punya banyak nilai yang bisa ditanamkan ke anak. "Lagi-Lagi Ateng" berhasil meramu keduanya menjadi satu resep yang pas. Tak mengherankan jika sepanjang film, tak cuma tawa saja yang merebak. Sensasi haru pun turut menggelegar dari dalam dada.
Peran Augie Fantinus dalam film ini, dapat dikatakan sangat maksimal. Bagaimana tidak? Ia dituntut menjadi sosok yang kekanak-kanakan dan dewasa sekaligus. Sementara itu, Soleh Solihun pun berhasil membawakan karakter orang Jawa dengan sifat yang konyol dan ganjen sekaligus.
Alur cerita film ini tidak terlalu cepat, namun tak juga dibuat-buat lambat. Tak sekedar bergenre keluarga dan komedi, sedari awal film ini ditujukan sebagai tribut untuk Ateng dan Iskak. Memori penonton, khususnya orangtua akan kedua komedian ini perlahan-lahan membuat nostalgia akan masa kecil mereka yang menyenangkan.
"Lagi-Lagi Ateng" jadi bukti kalau film komedi tak harus memiliki unsur-unsur yang vulgar atau mengorbankan fisik seseorang. Sebaliknya, film komedi juga bisa ramah anak-anak dan layak merekatkan hubungan sekeluarga. Salut buat film karya Monty Tiwa ini! IDN Times kasih skor 4/5! Buat pembaca, jangan sampai ketinggalan nonton mulai 10 Januari nanti ya!