Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[REVIEW] Muriel’s Wedding, Peran Breakthrough Toni Collette

Muriel's Wedding
Muriel's Wedding (dok. Miramax/Muriel's Wedding)
Intinya sih...
  • Toni Collette memerankan Muriel Heslop, perempuan muda yang dianggap aneh oleh lingkungannya dan tumbuh jadi sosok yang haus validasi.
  • Pertemuannya dengan teman sekelasnya di SMA dulu, Rhonda, saat ia berlibur mengubah dinamika film dan membuktikan dirinya bisa dapat pekerjaan tanpa campur tangan ayahnya.
  • Muriel’s Wedding mengajak kita merenungkan apa makna dari hubungan romantis dengan seseorang dan pesan progresif feminisme dan maskulinitas positif diembuskan film ini lewat banyak tokoh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak seperti hubungan romantis, hubungan pertemanan biasanya hanya jadi subplot dalam sebuah film. Posisinya bak “anak tiri” yang bakal tersisih ketika love interest hadir dalam hidup si lakon. Padahal hubungan pertemanan adalah salah satu tipe hubungan terlanggeng dan tertulus, meski tak bisa dipungkiri kalau yang toksik pun tidak sedikit.

Muriel’s Wedding (1994) bisa jadi satu dari sedikit film yang berhasil menggambarkan beragamnya hubungan pertemanan. Dari yang toksik alias layak ditinggalkan sampai yang pantas dirayakan. Meski bergenre romcom, film yang bikin nama Toni Collette diperhitungkan ini layak dinobatkan jadi salah satu film tentang persahabatan terbaik yang pernah dirilis.

Seseru apa film awal Toni Collette ini? Berikut review film Muriel’s Wedding yang bisa kamu masukkan dalam watchlist-mu selanjutnya!

1. Kapan lagi menyaksikan akting epik Toni Collette muda?

Muriel's Wedding
Muriel's Wedding (dok. Miramax/Muriel's Wedding)

Toni Collette bukan nama asing buat penonton film kasual sekalipun. Ia dikenal luas lewat sejumlah film mainstream macam Little Miss Sunshine (2006), Hereditary (2018), Unbelievable (2019), dan Knives Out (2019). Namun, sama seperti banyak aktor Hollywood asal Australia, Collette memulai kariernya dengan mengambil peran-peran di film independen lokal. Muriel’s Wedding adalah salah satu film terawal Collette yang digarapnya bareng sutradara P. J. Hogan (Confessions of Shopaholic, My Best Friend’s Wedding).

Collette memerankan Muriel Heslop, perempuan muda yang dianggap aneh oleh lingkungannya. Tidak punya pekerjaan tetap, tidak menarik secara standar kecantikan yang berlaku, dan parahnya dikelilingi orang-orang toksik. Ayahnya patriarki garis keras yang suka menghina anak-anaknya sendiri di depan orang lain. Teman-temannya toksik dan sebenarnya sudah berencana mendepak Muriel dari sirkel mereka.

Namun, Muriel sendiri bukan sosok yang sempurna, apalagi bisa membuat penonton sudi berempati. Ia tumbuh jadi sosok yang haus validasi dan akhirnya nekat mencuri uang sang ayah untuk menyusul teman-teman toksiknya berlibur ke tempat eksotis. Di sinilah, titik balik hidup Muriel dimulai.

2. Plotnya tak tertebak, selalu ada tikungan di tiap perjalanan Muriel

Muriel's Wedding
Muriel's Wedding (dok. Miramax/Muriel's Wedding)

Pertemuannya dengan teman sekelasnya di SMA dulu, Rhonda (Rachel Griffiths) saat ia berlibur mengubah dinamika film. Untuk pertama kalinya, Muriel menemukan seseorang yang bisa memahami dan menghargai dirinya apa adanya. Tak seperti sang ayah dan teman-teman toksiknya. Dengan uang curian itu, Muriel dan Rhonda pindah ke Sydney, meninggalkan kampung halaman mereka, Porpoise Spit, dan berbagi apartemen.

Trope macam ini sebenarnya tidak benar-benar segar. Muriel adalah representasi orang-orang yang menemukan diri mereka setelah lepas dari kampung halaman dan keluarga mereka yang mengekang. Muriel berhasil membuktikan kalau dirinya bisa dapat pekerjaan tanpa campur tangan ayahnya dan ia bukan sosok tidak berguna seperti yang berkali-kali ia dengar dari mulut ayahnya. Ia juga tak lagi harus menyaksikan ibunya mengorbankan kebahagiaannya demi ego sang ayah.

Namun, kisah tak selesai sampai di sini. Muriel masih dihantui masalah pelik keluarganya yang berakar dari aksi nekatnya mencuri. Ia juga belum berhasil mewujudkan mimpinya untuk menggelar pernikahan demi dapat validasi dari orang-orang di sekitarnya. Untuk melengkapi ruang ini, P. J. Hogan pun menyelipkan subplot baru yang gak kalah seru dan kocak.

3. Tipe film lawas yang relevan sampai sekarang, minim isu problematik

Muriel's Wedding
Muriel's Wedding (dok. Miramax/Muriel's Wedding)

Muriel diceritakan berhasil mendapat validasi yang ia impikan selama ini, tetapi ini jadi semacam titik balik baru dalam hidupnya. Muriel’s Wedding mengajak kita merenungkan lagi apa makna dari hubungan romantis dengan seseorang, bila akhirnya itu membuat kita melupakan sosok-sosok terbaik yang sempat ada untukmu pada titik terendah hidupmu. Pada fase kontemplasi ini pula, Muriel menemukan dirinya untuk kedua kali. Ia sempat tergerak untuk mengambil opsi yang familier dengan masa lalunya. Namun, Muriel akhirnya memilih dirinya sendiri.

Pesan progresif, terutama feminisme dan maskulinitas positif, diembuskan film ini lewat banyak tokoh. Rhonda salah satunya, begitu pula dengan beberapa karakter pria yang jadi love interest mereka. Sebaliknya, sosok patriarki seperti sang ayah dan perempuan yang mengalami misogini internal seperti teman-teman toksik Muriel dipotret sebagai antagonis.

Elemen ini yang membuat Muriel’s Wedding jadi salah satu film komedi yang relevansinya menembus zaman. Muriel tak dipotret sebagai perempuan muda yang berorbit pada pria (yang manipulatif pula) layaknya Sam Baker di Sixteen Candles (1984) atau Layla di Buffalo ‘66 (1998). Ia punya identitas sendiri dan memiliki kemampuan menentukan jalan hidupnya sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

Ending Gantung, Apakah akan Ada Kaiju No. 8 Season 3?

28 Sep 2025, 10:44 WIBHype