No Other Choice (dok. CJ Entertainment/No Other Choice)
No Other Choice sangat layak ditonton! Film ini merupakan persembahan yang harus ditonton penggemar setia Park Chan Wook, sekaligus menjadi karya yang relevan bagi siapa pun yang hidup di dunia kerja hari ini. Tema besar tentang kapitalisme, obsesi status, dan krisis identitas terasa universal. Kisah Man Su mudah dipahami penonton dari manapun tanpa harus paham konteks tentang Korea Selatan.
Ya, No Other Choice memang tidak memberikan plot twist segahar Oldboy atau The Handmaiden, tapi ia membuktikan satu hal: Park masih bisa mengejutkan kita dengan sesuatu yang sama sekali baru. Film ini adalah sebuah komedi gelap yang lucu sekaligus menyesakkan dada, memaksa kita tertawa sekaligus merenung tentang harga diri seorang pria, keluarga, dan pekerjaan yang kita sukai.
Film ini benar-benar menelanjangi kapitalisme, bagaimana kita (manusia) yang harusnya bekerja sama malah harus "menghabisi" satu sama lain dengan satu mantra yang terus diulang-ulang: tidak ada pilihan lain. Tak cuma merusak relasi antar manusia, kapitalisme tingkat akhir juga memberikan musuh baru untuk manusia: teknologi. Tema persaingan antara manusia dan teknologi menjadi satu perenungan terbuka yang dimunculkan di akhir film. Silakan diskusikan bersama kerabat atau film enthusiast lainnya.
Bagi saya, film ini adalah salah satu yang terbaik tahun 2025, bersanding dengan Weapons dan One Battle After Another. Jika Parasite adalah tentang pergulatan kelas bawah, No Other Choice adalah tentang kegelisahan kelas menengah. Keduanya sama-sama menohok. Masih mengantongi angka 100% di situs Rotten Tomatoes, film ini rilis di bioskop Indonesia mulai 1 Oktober 2025. Jangan sampai terlewat, ya!