Review Kelebihan dan Kekurangan Film Pantaskah Aku Berhijab

Karya terbaru sutradara Hadrah Daeng Ratu, Pantaskah Aku Berhijab (2024), mengangkat tema yang jarang dieksplorasi, yaitu perjalanan spiritual seorang perempuan dalam menerima dirinya sendiri. Film ini membawa kita dalam kehidupan Sofi yang penuh cobaan. Dari situ, ia bertanya-tanya pantaskah ia bahagia? Dan pantaskah ia berhijab?
Film ini berhasil memberikan pengalaman menonton yang penuh emosi, mulai dari tawa, tangis, hingga senyum mesem di berbagai momen. Namun, apakah semua aspeknya sekuat itu? Mari simak ulasan kelebihan dan kekurangannya di bawah ini!
1. Bawakan kisah penerimaan diri di tengah cobaan hidup

Pantaskah Aku Berhijab menyajikan drama emosional yang kuat, terutama dalam menggambarkan kisah hidup Sofi. Konflik yang melibatkan absennya figur ayah, pasangan toxic, hingga krisis identitas memberikan daya tarik emosional yang relevan dengan banyak orang.
Tema yang diangkat terasa sangat dekat, terutama bagi mereka yang pernah merasakan hal serupa. Film ini berhasil menghadirkan pesan tentang pentingnya penerimaan diri di tengah cobaan hidup yang berat tanpa terkesan menggurui. Penonton pun diajak untuk merefleksikan pengalaman pribadinya melalui perjalanan hidup Sofi.
2. Hadirkan akting solid dari semua pemerannya

Penampilan Nadya Arina sebagai Sofi patut diacungi jempol. Ia mampu menyampaikan berbagai lapisan emosi dengan sangat meyakinkan. Mulai dari rasa kecewa, marah, hingga lega ketika akhirnya menerima dirinya sendiri. Bryan Domani juga berhasil mencuri perhatian sebagai Aqsa, sahabat setia yang menjadi support system utama Sofi.
Bisa dibilang chemistry keduanya terasa alami dan menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Tak hanya pemeran utamanya, aktor pendukung juga memberikan performa yang solid. Nadzira Shafa, Dhini Aminarti, Cakrawala Airawan, Indra Birowo, Hifdzi Khoir, Tike Priyatna, hingga Shareefa Daanish tampil apik sesuai porsinya masing-masing.
3. Sinematografi yang ceria meski cerita suram

Salah satu elemen unik dari Pantaskah Aku Berhijab adalah penggunaan warna-warna cerah meskipun cerita filmnya gelap. Pilihan ini menciptakan ironi visual yang menarik di mana warna-warna cerah menjadi kontras yang memperkuat emosi cerita.
Namun bagi sebagian penonton, gaya sinematografi ini mungkin terasa kurang cocok. Tone warna yang ceria terkadang membuat beberapa momen emosional terasa kurang menghantam. Rasa-rasanya seperti menonton film Midsommar (2019) dengan genre drama-romance.
Dengan kisah yang menyentuh, akting solid dari para pemainnya, dan visual yang unik, Pantaskah Aku Berhijab menjadi film yang layak ditonton akhir pekan nanti. Saksikan film ini di bioskop kesayanganmu mulai 21 November 2024!