Review Film Perang Kota, Format Jadulnya Nampol Banget!

Buku "Jalan Tak Ada Ujung" yang dirilis pada 1952 lalu menjadi salah satu karya legendaris dari Mochtar Lubis. Mouly Surya pun mengadaptasi novel fiksi ini menjadi sebuah film berjudul Perang Kota.
Kali ini, sang sutradara menggaet Ariel Tatum, Chicco Jerikho, dan Jerome Kurnia sebagai pemeran utamanya. Dengan jajaran pemainnya yang gak kaleng-kaleng, apakah film Perang Kota bagus? Cek ulasan singkatnya berikut ini!
1. Perang Kota kenalkan sensasi jadul yang mendetail bagi penonton

Beberapa film kerap mencoba tampil 'jadul', tapi sering kali terlihat dipaksakan. Nah, hal ini gak ditemukan dalam Perang Kota. Nuansa klasiknya berasa banget sampai seolah terbawa ke era lampau. Mulai dari gaya sinematografi, cara para karakter bertutur, sampai propertinya yang detail.
Selain itu, pemilihan format 4:3 di film ini juga memperkuat rasa 'jadul' seperti nonton TV tabung zaman dahulu. Buat yang terbiasa dengan layar lebar bioskop, format ini jadi penyegaran tersendiri. Seakan-akan kita ikut terjebak di dalam konflik para karakternya.
Mouly Surya juga sangat detail terkait audio. Misalnya, suara hujan yang pas banget momennya mengikuti pergerakan kamera. Atau iringan biola serta piano yang berasa jauh dan benar-benar dimainkan di tempat yang sama, bukan cuma ditambahkan sebagai backsound belaka.
2. Kisahnya penuh dengan pergumulan fisik dan batin

Bertema perjuangan Isa di masa pascakemerdekaan, penonton juga dibawa masuk ke dalam perang batin setiap karakternya. Perselingkuhan antara Fatimah dan Hazil menimbulkan sensasi kesal yang mirip dengan film-film selingkuh modern. Cuma, ini versi klasiknya yang bikin berasa lebih gereget.
Buat perang fisiknya, kamu harus hati-hati kalau gak suka gore. Lubang tembakan hingga pemukulan diperlihatkan jelas di film ini. Jadi, harus siap mental juga, ya!
3. Gak cocok ditonton bareng keluarga, banyak adegan ranjangnya

Buat yang mau nonton bareng keluarga, sebaiknya pikir dua kali. Meski gak secara eksplisit, film ini punya beberapa adegan ranjang yang cukup berani. Gerakan tubuhnya cukup jelas, walau kamera tidak menunjukkan semuanya.
Dengan segala elemen cerita yang rapi dan detail yang kuat, ending film ini cukup bikin saya pribadi kecewa. Gak jelek, tapi semacam membuka banyak ruang tanya tanpa ada jawaban yang pasti.
Bagi sebagian penonton mungkin ini hal bagus, apalagi yang suka menjadikan sebuah film sebagai diskusi. Namun, buat penggemar closing yang jelas, ending Perang Kota kurang nendang.
Film Perang Kota tayang di bioskop pada 30 April 2025.